FUNGSI DAN PERAN TERAPIS (PENDEKATAN EKSISTENSIAL-HUMANISTIK) - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Sabtu, 24 Maret 2012

FUNGSI DAN PERAN TERAPIS (PENDEKATAN EKSISTENSIAL-HUMANISTIK)

17.00
Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam-dunia. Teknik yang digunakan mengikuti alih-alih mendahului pemahaman. Karena menekankan pada pengalaman klien sekarang, para pemahaman. Karena menekankan keleluasaan dalam menggunakan metode-metode, dan prosedur yang digunakan oleh mereka bisa bervariasi tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu ke lain fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama.

Meskipun terapi eksistensial bukan merupakan metode tunggal, di kalangan terapis eksistensial dan humanistik ada kesempatan menyangkut tugas-tugas dan tanggung jawab terapis, Buhler dan Allen (1972) sepakat bahwa psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusia alih-alih sistem teknik. Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut:
  1. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi.
  2. Menyadari peran dari tanggung jawab terapis.
  3. Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik.
  4. Berorientasi pada pertumbuhan.
  5. Menekankan keharusan terapi terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.
  6. Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien
  7. Memandang terapis sebagai model, dalm arti bahwa terapis dengan gaya hidup pandangan humanistiknya tentang manusia bisa secara implisit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
  8. Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
  9. Bekerja ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.
May (1961, hlm 81) memandang tugas terapis di antaranya adalah membantu klien agar menyadari keberadaannya dalam dunia “ini adalah saat ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan sebagai subjek yang memiliki dunia”.


Frankl (1959, hlm.174) menjabarkan peran terapis sebagai “spesialis mata daripada sebagai pelukis”, yang bertugas “memperluas dan memperlebar lapangan visual pasien sehingga spektrum kepribadian keseluruhan dari makna dan nilai-nilai menjadi disadari dan dapat diamati oleh pasien”.

Untuk contoh mengenai bagaimana seorang terapis yang berorientasi eksistensial bekerja dalam pertemuan terapi, bisa ditunjuk klien yang telah diungkapkan di muka. Jika klien mengungkapkan perasaan-perasaannya kepada terapis pada pertemuan terapi, maka terapi akan bertindak sebagai berikut:
  1. memberikan reaksi-reaksi pribadi dalam kaitan dengan apa yang dikatakan oleh klien.
  2. Terlibat dalam sejumlah pertanyaan pribadi yang relevan dan pantas tentang pengalaman-pengalaman yang mirip denga yang dialami oleh klien.
  3. Meninta kepada klien untuk mengungkapkan ketakutannya terhadap keharusan memilih dalam dunia yang tak pasti.
  4. Menantang klien untuk melihat seluruh ccara dia menghidari perbuatan putusan-putusan dan memberikan penilaian terhaap pengindraan itu.
  5. Mendorong klien untuk memrikasa jalan hidupnya periode sejak memulai terapi dengan bertanya: “jika anda bisa secara ajaib kembali kepada cara anda ingat kepada diri anda sebelum terapi, maukah anda melakukannya sekarang?”
  6. beri tahukan kepada klien bahwa ia sedang mempelajari apa yang dialaminya sesungguhnya adalah suatu sifat yang khas sebagai manusia: bahwa dia pada akhirnya sendirian, bahwa di harus memutuskan untuk dirinya sendiri, bahwa di akan mengalami kecemasan atas ketidakpastian putusan-putusan yang dibuat, dan bahwa di akan berjuang untuk menetapkan makna kehidupannya di dunia yang sering tampak tak bermakna.



Sumber :Teori dan Praktek, Konseling & Psikoterapi. Gerald Corey
 

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer