TEORI EKSISTENSI-RELASI-PERTUMBUHAN - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Rabu, 04 April 2012

TEORI EKSISTENSI-RELASI-PERTUMBUHAN

16.14
Teori motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG sebagai singkatan dari Existence, Relatedness, dan Growth needs, dikembangkan oleh Alderfer, dan merupakan satu modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Alderfer mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok:
  1. Kebutuhan eksistensi (existence needs), merupakan akan subtansi material seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan mobil. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisiologikal dan kebutuhan rasa aman dari Maslow.
  2. Kebutuhan hubungan (relatedness needs), merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama dengan kita. Individu berkeinginan untuk berkomunikasi secara terbuka dengan orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan mereka dan mempunyai hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman dan rekan kerja. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan sosial dan bagian eksternal dan kebutuhan esteem (penghargaaan) dari Maslow
  3. Kebutuhan pertumbuhan (Growth needs), merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara intrinsik dari kebutuhan harga diri dari Maslow.





Teori ERG menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan eksistensi, hubungan dan pertumbuhan terletak pada satu kesinambungan kekonkretan, dengan kebutuhan eksistensi sebagai kebutuhan yang paling konkret dan kebutuhan pertumbuhan sebagai kebutuhan yang paling kurang konkret (abstrak). Beberapa dasar pikiran dari teori ini ialah bahwa: (1) makin lengkap satu kebutuhan yang lebih kokret dipuasi, makin besar keinginan/abstrak, dan (2) makin kurang lengkap satu kebutuhan dipuasi, makin besar keinginannya untuk memuaskannya.

Sesuai dengan teori dari Maslow, teori Alderfer ini menganggap bahwa filfillment-progression (maju ke pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi tingkatnya sesudah kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah dipuasi) juga penting. Menurut Alderfer, jika kebutuhan tingkat yang lebih tinggi tidak dapat dipuasi, maka individu me-regress kembali ke usaha untuk memuaskan kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah. Gejala ini ia namankan frustration-regression.

Teori ERG dari Alderfer ini, sama seperti teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow, tidak mencerminkan adanya kebutuhan-kebutuhan yang mengarah ke motivasi kerja yang proaktif ataupun yang rekatif.


Sumber: Buku Psikologi dan  Organisasi. Asher Sunyato Munandar. Penerbit universitas indonesia (UI. Press). 2008

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer