PERADABAN YUNANI KUNO (ISKANDAR AGUNG 336 – 323 SM) - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Rabu, 01 Agustus 2012

PERADABAN YUNANI KUNO (ISKANDAR AGUNG 336 – 323 SM)

19.02

Keturunan Yunani
Setelah bangsa Yunani mencapai puncak kejayaannya dalam pertengahan abad 5 SM, negara itu mengalami kemunduran dan akhirnya runduh. Hal itu disebabkan karena beberapa faktor.
  1. Adanya ajaran atau paham yang diberikan para ahli Yunani. Pemikiran – pemikiran yang beraneka ragam menimbulkan kebimbingan – kebimbingan dalam masyarakat terhadap norma – norma lama. 
  2. Masing – masing partai dalam negaara terlalu memikirkan paham dan keperluan sendiri sehingga sering menimbulkan perdebatan pahal yang sulit dipertemukan. Keperluan masyarakat dan negara kurang mendapat perhatian utama. Mereka yang kalah tidak segan – segan bersekutu dengan golongan lain, sehingga pendiriannya kabur. 
  3. Perang antarnegara Yunani yang melemahkan. Terutama perang Peloponesos yang telah menghancurkan Athena sebagai negara utama Yunani.

Pada tahun 338 SM dalam pertempuran di Chaerona Yunani dikalahkan oleh bangsa Macedonia di bawah pimpinan Raja Philippus. Kerajaan bangsa Macedonia terletak di sebelah utara Yunani. Setelah mengalami kelahan bangsa Yunani mengadakan persekutuan di Korinthia dan mengajak raja Moacedonia (Philippus) untuk melanjutkan peperangan melawan Persia sebagai musuh lama. Cita – cita tersebut berhasil dilakukan oleh Raja Phillippus. Ia wafat tahun 336 SM.

Putrinya bernama Iskandar Agung atau Iskandar Zulkarnaen (336 – 323 M) menggantikan sebagai raja dan meneruskan cita – cita menaklukkan Persia. Macedonia memang dirasa terlalu kecil bagi Iskandar Agung yang menginginkan kerajaan besar dan merupakan kerjaan dunia. Ia memperoleh guru ahli pikir bernama Aristoteles. Selainn belajar tata negara, ia juga mendalami kesusastraan – kesusastraan Yunani Kuno seperti llias yang diubah oleh Homerus, dorong Iskandar berperang melawan Persia. Lebih – lebih setelah bangsa Yunani mengangkatnya sebagai panglima persekutuan Korinthia sebagai persekutuan kota – kota Yunani dalam menghadapi Persia.

Peperangan
Dengan 30.000 pasukan infanteri (pejalan kaki) dan 5.000 kavleri (pasukan berkuda) Iskandar Agung meninggalkan Yunani untuk menyerang Persia 334 SM. Pada waktu itu Persia diperintah oleh Darius III (336 – 331 SM). Setelah dapat menyeberangi Selat Hellespont, tentara Iskandar memasuki wilayah Persia. Tentara Ksatrap Persia daerah Asia Kecil berusaha menahan serangan Iskandar, tetapi dapat dikalahkan dalam pertempuran di Granicus. Kemudian kota – kota lain di daerah itu jatuh ke tangan Iskandar. Tentara Danus III menghadang tentara Yunani dekat celah Cillia, tetapi dapat dikalahkan dalam pertempuran di kota Issus. Jalan menuju selatan terbuka dan Mesir yang subur merupakan sasaran berikutnya. Daerah jajahan Persia ini dengan mudah dapat dikuasai oleh Iskandar dan didirikan kota Iskandariah yang dijadikan satu pusat peradaban Yunani.

Kemudian, Iskandar bertolak ke timur pusat kerajaan Persia menjadi sasarannya. Perlengkapan pasukan Yunani dicukupi dari Mesir. Sementara itu tentara Persia yang jumlahnya ratusan ribu telah dipersiapkan oleh Darius III disebelah timur Tigris. Dengan siasat perang yang hebat. Tentara Iskandar yang jumlahnya kurang dari sepersepuluh tentara Danus dapat memenangkap anak buahnya dan kerajaan Persia jatuh ke tangan Iskandar Agung (331 SM). Kota Persepolis yang besar dan indah dihancurkan (326 SM).

Peperangan dilanjutkan ke timur dengan menguasai daerah Persia dan Afganistan sampai daerah Bactria. Di daerah itu didirikan kota yang juga diberi nama Iskandariah. India menjadi sasaran berikutnya. Daerah yang harus dilalui tentara Iskandariah dengan susah payah adalah Hindu Kusy di pegunungan Himalaya. Setelah daerah itu dilampaui, sampailah mereka di daerah Pancab. Raja Porus mempertahankan wilayahnya dengan gigih di tepi Sungai Hydaspes,tetapi dapat juga dikalahkan oleh Iskandar Agung. Ia masih bernafsu untuk terus ke timur agar daerah Gangga yang subur juga dapat ditaklukkannya.

Tetapi, tentaranya yang sudah bosa berperang selama bertahun – tahun dan telah rindu ke kampung halamannya menolak kehendak Iskandar Agung. Kehendak tentaranya diturutinya, sebagan tentaranya diangkut melalui laut dan sebagian lagi menempuh jalan darat kembali ke Persia. Banyak tentaranya tewas melalui daerah Gedrosia yang sangat kering. Iskandar beserta Persia. Banyak tentaranya tewas melalui daerah Gedrosia yang sangat kering. Iskandar beserta tentaranya selamat sampai di Susa (ibu kota Persia), setelah berperang selama 10 tahun (334 – 323 SM).

Pemerintahan
Iskandar Agung berhasil mewujudkan cita – cita berupa “kerajaan dunia” karena mencakup wilayah Eropa Tenggara, Afrika Timur Laut, dan Asia Barat Daya. Ia dinobatkan sebagai maharaja di kota Susa yang pernah menjadi ibu kota kerajaan dunia zaman kerajaan persia.

Setelah Iskandar Agung melihat dan menghayati daerah – daerah Timur yang pernah menjadi perdaban kuno seperti Mesir, Mesopotamia, dan timbullah niatnya untuk memadukan Barat dan Timur menjadi suatu kerajaan kebudayaan yang sifatnya uniersal. Untuk mencapai hal itu ditempuhnya perkawinan sebagai alatnya. Ia mengawini Rexana, putri Persia yang jejaknya, yaitu mengawini bangsa Timur. Sebagaian anak buahnya mau mengikuti, tetapi sebagian lagi tidak sudi karena itu dianggap sebagai menyamaratakan derajat bangsa Yunani yang tinggi dengan bangsa Timur yang dinilai masih bar – bar (biadab).

Iskandar Agung menjadi Babylon sebagai ibu kota kerajaan karena letaknya di tengah – tengah wilayahnya yang luas dan pernah dua kali menjadi pusat perdaban. Karena telah menjadi seorang maharaja, ia minta dihormati sebagai dewa. Untuk mempertahankan wilayah yang  luas, ia membentuk pasukan yang berasal dari bangsa Timur. Pasukan tersebut dipimpin oleh perwira – perwira. Hal itu tidak disenangi oleh anak buahnya yang berasal dari Macedonia dan mereka merasa mulai dikesampingkan. Timbullah rasa tidak puas dari anak buahnya. Tetapi. Keadaan itu dapat diatasi oleh Iskandar Agung dengan memberikan kedudukan dan hak yang sama bagi tentara Barat dan Timur.

Diadhocos
Iskandar Agung meninggal dalam usia 33 tahun (323 SM). Ia tidak berputar dan tidak sampai menunjuk penggantiannya sehingga sepeninggalannya kerajaan besar itu terpecah – pecah. Kerajaan – kerajaan pecahannya disebut Diadochos yang berarti kerajaan pengganti. Diantaranya yang terkenal adalah Macedonia, Syria, dan Mesir.

Macedonia tetap memerintah wilayah Yunani. Karena penduduk Yunani merasakan Macedonia sebagai penjajah, mereka sering mengadakan perlawanan. Kerajaan Macedonia lemah dan dalam, sehingga tidak mampu mengadakan lawan dari luar. Pada tahun 148 SM kerajaan Romawi berhasil mengalahkan Macedonia dan Yunani.

Kerajaan Syria memiliki wilayah yang luas dan diperintah oleh Dinasti Seleuci. Dalam wilayah kerajaan tersebut kerajaan tersebut kerajaan Yunani dapat diwujudkan. Tetapi, kerajaan besar ini kemudian mundur akibat raja – raja kecil yang wilayahnya jauh dari pusat pemerintahan di Antiochia melepaskan diri dan membentuk kerajaan yang merdeka.

Kerajaan Mesir diperintah oleh dinasti Ptolomeus yang berasal dari Yunani. Di antaranya adalah Ratu Cleopatra yang terkenal cantik dan hubungannya dengan Antonius, seorang panglima Romawi. Kerajaan Mesir dapat dikalahkan oleh Romawi tahun 30 SM.




Sumber: Sejarah. Drs. Imron. (Hlm.46 – 48).

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer