Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu. Kesadaran
secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan dimana seseorang mengenal atau
mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya. Penurunan kesadaran
adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti tidak terjaga atau tidak
terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons yang normal
terhadap stimulus.
Sistem aktivitas retikuler berfungsi mempertahankan kesadaran. Sistem ini
terletak di bagian atas batang otak, terutama di mesensefalon dan hipothalamus.
Lesi di otak, yang terletak di atas hipothalamus tidak akan menyebabkan
penurunan kesadaran, kecuali bila lesinya luas dan bilateral. Lesi fokal di cerebrum,
misalnya oleh tumor atau stroke, tidak akan menyebabkan coma, kecuali bila
letaknya dalam dan mengganggu hipothalamus.
Dalam memeriksa tingkat kesadaran, seorang dokter melakukan inspeksi,
konversasi dan bila perlu memberikan rangsang nyeri.
- Inspeksi, memperhatikan apakah
pasien berespon secara wajar terhdapa stimulus visual, auditoar, dan
taktil yang ada disekitarnya
- Konversasi, memperhatikan
apakah pasien memberi reaksi wajar terhadap suara konversasi, atau dapat
dibangunkan dengan suruhan atau pertanyaan yang disampaikan dnegan suara
yang kuat
- Nyeri.
Dalam
menilai penurunan kesadaran dikenal beberapa istilah yaitu:
1. Kompos mentis
2. Somnelen / drowsiness / clouding of consciousness
3. Stupor / Sopor
4. Soporokoma / Semikoma
5. Koma
Sinkop
Terminologi sinkop berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata “syn” dan
“koptein” yang berarti memutuskan. Secara medis, definisi dari sinkop adalah
kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh serta kemampuan untuk berdiri
karena pengurangan aliran darah ke otak. Prognosis dari sinkop sangat
bervariasi bergantung dari diagnosis dan etiologinya. Individu yang mengalami
sinkop termasuk sinkop yang tidak diketahui penyebabnya memiliki tingkat
mortalitas yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak pernah sinkop.
ANS (sistem saraf autonom) secara otomatis mengontrol banyak fungsi tubuh,
seperti pernapasan, tekanan darah, denyut jantung, dan kandung kemih. Ada
berbagai macam penyebab syncope salah satunya jika darah tidak bersirkulasi
dengan seharusnya, atau sistem saraf otonom tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Penyebab sinkop dapat diklasifikasikan dalam enam kelompok yaitu vaskular,
kardiak, neurologik-serebrovaskular, psikogenik, metabolik dan sinkop yang
tidak diketahui penyebabnya. Kelompok vaskular merupakan penyebab sinkop
terbanyak kemudian diikuti oleh kelompok kardiak.
Patofisiologi (Mekanisme terjadinya) sinkop terdiri dari tiga tipe:
- penurunan output jantung
sekunder pada penyakit jantung intrinsik atau terjadi penurunan klinis
volume darah yang signifikan;
- penurunan resistensi pembuluh
darah perifer dan atau venous return
- penyakit serebrovaskular klinis
signifikan yang mengarahkan pada penurunan perfusi serebral. Terlepas dari
penyebabnya, semua kategori ini berbagi faktor umum, yaitu, gangguan
oksigenasi otak yang memadai mengakibatkan perubahan sementara kesadaran.
Penyebab
Vaskular (Kelainan Tonus Vascular atau Volume Darah)
Hipotensi Orthostatik
Definisi Hipotensi Orthostatik adalah apabila terjadi penurunan tekanan darah
sistolik 20mmHg atau tekanna darah diastolik 10 mmHg pada posisi berdiri selama
3 menit. Pada saat seseorang dalam posisi berdiri sejumlah darah 500-800 ml
darah akan berpindah ke abdomen dan eksremitas bawah sehingga terjadi penurunan
besar volume darah balik vena secara tiba-tiba ke jantung. Penurunan ini
mencetuskan peningkatan refleks simpatis. Kondisi ini dapat asimptomatik tetapi
dapat pula menimbulkan gejala seperti kepala terasa ringan, pusing, gangguan
penglihatan, lemah, berbedebar-debar, hingga sinkop. Sinkop yang terjadi
setelah makan terutama pada usia lanjut disebabkan oleh retribusi darah ke
usus.
Penyebab lain hipotensi orthostatik adalah obat-obatan yang menyebabkan deplesi
volume atau vasodilatasi. Obat-obat yang sering menyebabkan hipotensi orthostatik
adalah:
• diuretika
• penghambat adrenergik alfa: terazosin
• Penghambat saraf adrenergik: guanetidin
• Penghambat ACE
• Antidepresan: MAO Inhibitor
• Alkohol
• Penghambat ganglion
• Vasodilator
• Obat-obatan hipotensif yang bekerja sentral: metildopa, clonidin
Sinkop Hipersensitivitas Sinus Carotid
Sinkop karena hipersensitivitas dari sinus karotid diinduksi oleh tekanan pada
baroreseptor di sinus karotis. Umumnya terjadi pada tight collar atau
membelokan kepala ke satu sisi. Hal ini umum terjadi pada pria dengan usia
lebih dari 50 tahun. Aktivasi dari baroreseptor sinus karotis meningkatan
impuls yang dibawa ke badan Hering menuju medulla oblongata. Impuls afferen ini
mengaktivkan saraf simpatik efferen ke jantung dan pembuluh darah. Hal ini
menyebabkan sinus arrest atau Atrioventricular block, vasodilatasi.
Penyebab Sinkop Neurogenik
Terminologi ini merupakan bentuk dari seluruh sinkop yang berasal dari sinyal
saraf SSP yang berefek pada vaskular, khususnya pada Nucleus Tractus Solitarius
(NTS). Sejumlah stimulus, yang terbanyak bersala dari viseral, dapat
menghilangkan respon yang berakibat pengurangan atau hilang tonus simpatis dan
diikuti dengan peningkatan aktivitas vagal. NTS pada medula mengintegrasikan
stimulus afferen dan sinyal baroreceptor dengan simpatis efferen yang
mempertahankan tonus vaskular. Beberapa studi mengatakan terdapat gangguan pada
pengaturan kontrol simpatis dan juga sinyal baroreceptor.
Sinkop Vasodepressor
Sinkop jenis ini adalah hal yang umum terjadi. Predisposisi secara familial
belum dapat dibuktikan. Faktor yang mendukung terjadinya sinkop umumnya emosi
yang berlebihan, luka fisik (khususnya viseral). Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, vasodilatasi dari persarafan adrenergik dipostulasikan terhadap
berkurangnya resistensi perifer dimana cardiac output gagal untuk
mengkompensasi seperti yang terjadi pada hipotensi. Stimulasi vagal kemudian
terjadi dan menyebabkan bradikardia yang memicu kemungkinan untuk penurunan
kembali tekanan darah. Efek Vagal lainnya adalah, prespiration, peningkatan
aktivitas peristaltik, nausea, dan salivasi.
Sinkop Vasodepressor dapat terjadi pada
1. Seseorang dengan kondisi normal yang dipengaruhi oleh emosi yang tinggi
2. Pada seseornag yang merasakan nyeri hebat setelah luka, khususnya pada
daerah abdomen dan genitalia
3. Selama latihan fisik yang keras pada orang-orang yang sensitif
Sinkop Neurokardigenik
Oberg dan Thoren telah mengobservasi bahwa ventrikel kiri dapat saja menjadi
sumber persarafan yang memediasi terjadinya sinkop. Terjadi paradoxical
bradikardia yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas serat autonom yang
berasal dari ventrikel jantung. Sinkop sering terjadi pada situasi peningkatan
aktivitas simpatik perifer dan venous pooling. Pada situasi ini, peningkatan
kontraksi miokardial pada ventrikel kiri yang relatif kosong mengaktifkan
mekanoreseptor dari miokardium dan saraf afferen vagus yang menghambat
aktivitas simpatik dan meningkatkan aktivitas parasimpatik. Hasil dari
vasodilatasi dan bradikardia menyebabkan sinkop. Walaupun reflex yang
melibatkan mekanoreseptor miokardium umum diterima sebagai sebab dari sinkop
neurokardiogenik, namun reflex lain juga diperkirakan terlibat. Sinkop
neurocardiogenik sering terjadi sebagai stimulus dari rasa takut, emosi, atau
nyeri yang tidak berasosiasi dengan venous pooling pada ekstremitas bawah.
Mekanisme yang mungkin melibatkan SSP dalam sinkop neurogenik masih belum dapat
dijelaskan dnegan pasti, namun peningkatan tiba-tiba level serotonin dapat
berefek pada menurunnya aktivitas simpatik. Endogen opioat dan adenosin juga
dianggap terkait dalam patogenesis.
Neuralgia Glossofaringeal
Sinkop karena neuralgia glossofaringeal ditandai dengan nyeri pada orofaring,
fossa tonsilar atau ligah. Biasanya terjadi pada pasien dekade ke-6. Pada
sebagian kecil kasus nyeri hebat yang dirasakan berujung pada sinkop. Sebagai
sekuens berawal dari nyeri, bradikardia, dan kemudian sinkop. Kehilangan
kesadaran yang terjadi lebih sering diasosiasikan dengan kondisi asistol
daripada vasodilatasi. Mekanismenya melibatkan aktivasi impuls afferen pada
saraf glossofaringeal yang diterminasi pada NTS di medulla secara kolateral dan
mengaktifkan nukleus dorsal motor dari nervus vagus. Sebagai tambahan dari
bradikardia, terdapat pula hipotensi yang terjadi karena efek inhibisi
aktivutas simpatik perifer, hal ini yang terkadang menjadi penyebab timbulnya
asystole. Pengobatan media yang dapat diberikan adalah anticonvulsant dan
baclofen.
Penyakit Cerebrovaskular
Kelainan pada cerebrovaskular jarang menjadi penyebab tunggal dalam terjadinya
sinkop. Namun, kelainan pada cerebrovascular ini menyebabkan penurunan ambang
untuk terjadinya syncope. Arteri Vertebrobasilar, yang mensuplai struktur
batang otak dan bertanggungjawab untuk mempertahankan kesadaran, umumnya terlibat
dalam penyebab terjadinya sinkop karena kelainan cerebrovaskular. Kebanyakan
pasien yang mengalami kepala ringan, atau sinkop karena kelainan
serebrovascular juga memilki gejala lain dari iskemia neurologis, seperti
tangan dan kaki menjadi lemah, diplopia, ataxia, disarthria, atau gangguan
sensorik. Arteri bassiler jarang menyebabkan sinkop pada ornag dewasa.
Penyebab Neurologik
Penyebab
neurologik dari sinkop termasuk migrain, kejang, malformasi Arnold-Chiari dan
TIA (transient Ischemic Attack) yang ternyata cukup mengejutkan karena
merupakan 10% sebagai penyebab sinkop secara keseluruhan. Kebanyakan individu
yang mengalami sinkop akibat kelainan neurologik seringkali mengalami kejang
daripada hanya episode sinkop saja. Kelainan neurologi yang terjadi sering kali
mirip dengan sinkop yaitu terdapatnya gangguan atau hilangnya kesadaran
seseorang. Keadaan ini termasuk iskemi serebral sementara, migrain, epilepsi
lobul temporal, kejang atonik dan serangan kejang umum.
Sinkop
Perdarahan Cerebral
Sinkop
karena perdarahan cerebral. Terjadinya perdarahan subarachnoid dapat menjadi
sinyal terjadinya sinkop, yang sering diikuti dengan transient apnea. Oleh
karena terjadi perdarahan arteri, terdapat peristiwa penghentian dari sirkulasi
cerebral karena tekanan intrakranial dan tekanan darah saling mendekati satu
sama lain. Permasalahan yang sering terkait adalah seorang pasien yang terjatuh
tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, tersadar dengan sakit kepala, sering
ditemukan memiliki hematom bifrontal dan perdarahan subarachnoid pada
pemeriksaan CT.
Sinkop
Kardiak
Kehilangan
kesadaran karena jantung atau pembuluh kondisi darah yang mengganggu aliran
darah ke otak. Kondisi ini mungkin mencakup irama jantung abnormal (aritmia),
obstruksi aliran darah di jantung atau pembuluh darah, penyakit katup, stenosis
aorta, bekuan darah, atau gagal jantung.
Penyebab
Sinkop Metabolik
Penyebab
metabolik pada sinkop sangat jarang, hanya berkisar 5% dari seluruh episode
sinkop. Gangguan metabolik yang seringkali menjadi penyebab sinkop tersebut
adalah hipoglikemi, hipoksia dan hiperventilasi. Sinkop akibat hipoglikemi
adalah hilangnya kesadaran yang berhubungan dengan kadar gula darah dibawah
40mg/dL dan disertai gelaja tremor, bingung, hipersalivasi, keadaan
hiperadrenergik dan rasa lapar. Hipoadrenalism yang dapat menyebabkan
terjadinya hipotensi postural akibat sekresi kortisol yang tidak adekuat,
merupakan penyebab penting episode sinkop yang dapat diobati.
Sinkop
Situasional
Berbagai
aktivitas termasuk batuk, mikturisi, dan defekasi dapat menyebabkan sinkop. Hal
ini setidaknya disebabkan oleh kontol abnormal dari saraf autonom dan mungkin
melibatkan respon cardioinhibitory dan respon vasodepressor. Batuk, mikturisi,
defekasi yang berassosiasi dengan manuver dapat menyebabkan hipotensi dan
sinkop dengan cara menurunkan venous return. Peningkatan tekanan intrakranial
sekunder hingga peningkatan tekanan intratorakal dapat menyebabkan penurunan
aliran darah cerebral. Sinkop karena batuk biasanya terjadi pada pria yang
memiliki kronik bronchitis atau penyakit paru obstruktif. Sinkop karena
mikturisi lebih banyak terjadi pada usia pertengahan dan orang yang lebih tua
usianya, khususnya untuk mereka yang memiliki hipertrofi prostat dan obstruksi
saluran kemih, biasnaya terjadi pada malam hari setelah melakukan pengosongan.
Sinkop defekasi dapat terjadi secara sekunder akibat valsava manuver pada orang
tua dengan konstipasi. Alogaritma Diagnostik Sinkop
0 komentar:
Posting Komentar