- Kumpulan Materi - Inteligensi atau Intelek adalah kemampuan untuk meletakkan hubungan – hubungan dari proses berpikir.
- Inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan dengan tepat segenap alat bantu dari pikiran guna penyesuaian diri terhadap tuntutan - tuntutan baru (William Stern)
- Inteligensi adalah keterampilan untuk memecahkan masalah, juga merupakan kemampuan untuk belajar dari pengalaman – pengalaman (P. C Kuiper).
Orang yang arif akan berpikir, menimbang, mengkombinasikan, mencari kesimpulan dan memutuskan suatu masalah. Maka orang yang inteligen dapat menyelesaikan semua itu dalam tempo lebih singkat, bisa memahami masalahnya lebih cepat dan cermat, dan mampu bertindak cepat karena jiwanya lebih lemas. Dengan kata lain, dia mampu memecahkan masalahnya lebih efektif dan lebih cepat, jadi, dia memiliki daya adaptasi yang lebih efektif. Tingkat “adaptasi” sedemikian ini disebut inteligensi.
Inteligensi itu mempunyai banyak aspek, antara lain ialah: kemampuan memecahkan masalah, berbuat menanggapi, wawasan ruang dan wawasan bentuk, kemampuan untuk abstraksi – sublimasi – sublimasi – inteligensi. Jika orang tidak berhasil menggunakan inteligensinya dalam usahanya memecahkan satu masalah, maka akan dicobanya cara atau metode lain. Sebaliknya, keberhasilan usahanya akan diulang - ulang kembali. Dengan demikian ada proses belajar pada diri orang tersebut. Maka belajar itu tidak hanya diartikan sebagai pengumpulan informasi belaka, akan tetapi hendaknya diartikan sebagai:
Pengumpulan pengetahuan dan pengalaman, serta penggeladian metode – metode untuk memecahkan macam – macam masalah.
Sekalipun tidak seluruhnya, namun sebagian besar dari inteligensi itu ditentukan oleh pembawaan turun – temurun atau oleh faktor kebukaan dan tidak banyak tergantung pada faktor milieu, khususnya sekolah dan pengajaran. Intelek bawaan ini tidak banyak yang bisa diubah oleh sekolah. Jadi ada batas – batasannya pada kemampuan intelek itu.
Namun demikian, kemajuan dan perkembangan intelek tidak berlangsung spontan dengan sendirinya didorong oleh pertumbuhan dari dalam secara berangsur – angsur akan tetapi dicapai melalui runtunan perkembangan yang baik, yaitu melalui pengajaran dan pendidikan yang teratur. Jadi perkembangan inteligensi itu pada hakikatnya juga turut ditentukan oleh factor milieu.
Beberapa tipe inteligensi dapat disebutkan dibawah ini, ialah:
1. Inteligensi teoritis: kemampuan menggunakan skema – skema berpikir dan abstrak – abstrak untuk cepat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi – situasi baru. Inteligensi teoritis ini erat sekali hubungannya dengan berpikir logis dan kecepatan berpikir, serta penggunaan wawasan/insight pada penerapan metode – metode penguasaan dan pengaturan, untuk menguasai kejamakan yang khaotis dari tanggapan – tanggapan yang tidak terbilang banyak di dunia ini.
2. Inteligensi praktis: berkaitan dengan berbuat praktis dan cepat, terutama di bidang teknik dan pekerjaan.
3. Integensi kreatif atau inventif: dengan inteligensi jenis ini orang mampu mencipta dan merancang alat – alat bantu baru, serta mendapatkan penemuan – penemuan baru. Inteligensi semacam ini hanya dimiliki oleh pribadi – pribadi istimewa dan orang jenius.
4. Inteligensi eksekutif: merupakan kekayaan psikis yang dimiliki oleh jutaan manusia untuk mengoper dan menggunakan alat – alat bantuk yang ditemukan oleh pribadi – pribadi penemu dan jenius – jenius.
Sumber: Patologi Sosial Gangguan – Gangguan Kejiwaan. Dr. Kartini Kartono (Hal 95 – 97)
0 komentar:
Posting Komentar