Rabu, 19 Desember 2018

INTERAKSI BAHAN TOKSIK DENGAN LINGKUNGAN

Kumpulan MateriInteraksi bahan toksik dengan lingkungan, melibatkan tiga faktor, yaitu factor bahan toksik sistem biologi, dan interaksi antara bahan toksik dan system biologi. 

Studi toksikologi menghubungkan mekanissme dari kerja toksikan yang terfokus pada tingkat suborganisme, namun organism secara individu tetap merupakan target utama. Hali ekotoksikologi berpendapat bahwa kemunduran dari organisme secara individu adalah kurang signifikan, karena target perhaian utama adalah populai, masyarakat, dan ekosistem. Dari perpektif ekotoksikologi suatu polutan adalah justifikasi primer pada basis keterkaitan dengan dinamika populasi dan konsentrasi untuk agen yang selektif dan merupakan truktur ekosistem dan fungsi. 

Secara umum efek toksik polutan merupakan tanda kematian atau berpengaruh terhadap efek fisiologi, morfologi, atau perilaku yang berpengaruh secara langsung dengan fungsi organisme. Identifikasi efek bahan ekotoksik dari suatu polutan adalah cukup kompleks. Hal tersebut secara alami dapat dikatakan bahwa efek polutan merupakan mediasi dari factor fisik dan kimia dari lingkungan yang dapat meningkatkan atau menginhibisi dampak toksik secara langsung pada organisme. 

Polutan dapat pula mempunyai pengaruh terhadap habitat fisik dari organism atau efek terhadap competitor, predator, dan simbiosis. 

Sebagai contoh adalah pengayaan nutrient merupakan masalah serius pada air tawar dan habitat estuaria yang dapat menyebabkan kerusakan primer dan efek hipoksia serta perubahan kompoisis spesies. Efek lain dari pencemar adalah meningkatkan kepekaan organism terhadap serangan abakteri atau virus. Beberapa efek polutan dapat menyebabkan kesulitan untuk memprediksi suatu keterkaitan yang kompleks dan interaksi nonlinier dengan sistem biologi, fisik, dan kimia. 

Polutan dapat terbagi menjadi 2(dua) golongan yaitu polutan yang mempunyai efek tokik langsung dan efek tokik tidak langsung terhadap lingkungan fisik, lingkungan kimia dan lingkungan biologi. Dengan kata lain beberpa polutan akan merusak struktur dan fungsi fiiologi termauk molecular atau biokimia. Beberapa polutan diduga menghambat efek langsung (toksik) dan tidak langsung (ekologi). Menurut Moriarty, definisi ekotoksikolgi adalah ruang studi yang mengintegrasikan efek ekologi dan toksikologi polutan kimia pada polpulasi, masyarakat, dan ekosistem dalam proses transportasi, transformasi, dan pemecahan polutan di lingkungan. 

Isu cukup penting dalam ekotoksikologi adalah bahan toksik DDT dan Metil merkuri (CH3Hg) yang berada di lingkungan dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan gangguan kesehatan. Rute perjalanan tersebut adalah sebagai berikut: 



Bahan kimia beracun yang berupa DDT, DDD, DDE dan Methyl (CD2Hdx)/Ethyl Merkuri (C2H5Hgx) yang ada di perairan, akan masuk ke dalam phytoplankton. Plankton air laut tersebut masuk ke dalam tubuh zooplankton dan langsung disantap ikan pemakan daging (karnovira) dan akhirnya dikonsumsi oleh binatang dan manusia. Akibat keracunan kedua bahan toksid tersebut binatang akan mengalami gangguan reproduksi dan bias mati. Demikian pula manusia yang mengkonsumsi kedua bahan beracun tersebut akan mengalami efek sub lethal, cacat lahir, dan bias mengalami kematian. 








Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal. 80-82)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar