Senin, 03 Desember 2018

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN BAHAN TOKSIK



Kumpulan Materi1. Pendapat Kinne (1968) perihal pencemar (polutan) adalah merupakan hasil aktivasi manusia yang menyebabkan efek negatif meruikan terhadap kesehatan, sumber daya maupun ekosistem.
2. Menurut Bang (1980), pencemaran (polutan) adalah bagian tersebar dari nilai yang tidak tepat dipandang dari data keilmuan.
3. Bahan pencemaran (polutan) menurut Moriarty (1983) adalah suatu bahan yang ada lingkungan dan merupakan hasil aktivitas manusia, yang mempunyai efek merugikan bagian organisme hidup

Ahli ektokikologi sangat teratik pada nasih dan efek dari bahan kimia pencemaran (lutan). Suatu pencemar adalah representasi dari rekayasa manusia yang mempunyai ekosistem alami termasuk hilang dan rusaknya habitat organisme. Yang mempengaruhi ekosistem tersebut di antaranya adalah kebisingan, eksploitasi berlebihan, perubahan iklim, dan penyebaran penyakit.

Untuk mengantisipasi efek bahan toksik sebagai bahan pencemar terhadap lingkungan, maka perlu mengawasi jenis kontaminan yang menjadi perhatian termasuk yang konsumsi dan pengguaannya secara luas. Bahan kontaminan yang perlu pengawasan dan menjadi perhatian dunia, di antaranya adalah : 1) Kontaminan organik, 2) kontaminan inorganik, 3) Kontaminan logan, dan 4) Radionuclides

1. Kontaminan Organik
Clorofluorocarbin (CFC), Organoshlorine alkene, Chlorinated Phenol,Produk Cholorinasi, Insektisida organochloride, Insektisida Organophosphal, Insektiida Carbamat, Insektisida Pyrethroid, Herbisida, Dioxine, Polynuclear Aromatik Hydrocarbon (PAH), Petroleum Related Compound.

2. Kontaminan Inorganik.
Gas CO­2, NO2, dan SO2, Nutrien (N dan P), dan Nitrogen Spesies (nitrat, Nitrit, dan Ammonia).

3. Kontaminan Logan.
Aluminium, Arsen, Cadmium, Timbal, Merkuri, Chromium, Tembaga, Nikel, Selenium, dan Seng.

4. Radionucleid
127 Cesium (kontaminan bom atom melalui nuclear fission).
Supaya kita tetap mengetahui perilaku dari bahan toksik tersebut di atas, diperlukan pemantauan (monitoring) yang cukup ketat. Ada beberapa alternatif yang digunakan sebagai dasar melakukan monitoring yaitu pengambilan, penghilangan, penimbulan, biokumulasi dan bikonsentrasi.

Proses pengambilan, penghilangan dan penimbunan merupakan hal penting dalam memperkirakan akumulasi bahanxenobiotik dalam biota. Sedangkan berkomulasi merupakan akumlasi bersih xenobiotik dari setiap sumber termasuk udara dan fase padatan dalam lingkungan termasuk tanah, sedimen, partikulat halus dan makanan. Bioakumulasi berbeda dengan biokonsentrasi yaitu akumulasi bersih dalam air dan hanya pada organism air.

Bioakumulasi berarti perpindahan berjenjangan (transfer tropic) kontaminan di antara spesies, yang terjadi pada konddisi lipofilik (bahan kimia yang terakumulasi dalam lemak) dan berpindah ke tingkat tropik lain.

Gambaran bioakumulasi misalnya adalah: air dan makanan masuk ke tubuh ikan -> ada yang keluar melalui insang -> sebagainya mengalami biotransformasi dan sebagian pula dieliminasi melalui air kencing dan feses. Contoh hubungan antara bioakumulasi dengan tingkat tropic adalah peningkatan kadar merkuri dari zooplankton -> dimakan udang pemansa zooplankton -> udang dimangsa oleh ikan karnivora -> dimangsa ikan trout. Bahan toksik dalam tubuh akan semakin besar dengan semakin tingginya tingat tropic dan akan sangat meningkatkan pada tubuh manusia.







Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 79-80)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar