Jumat, 04 Januari 2019

AKTIVITAS BERAT UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kumpulan MateriSekian banyak orangtua anak berkebutuhan khusus berpikir panjang untuk memberikan aktivitas berat kepada buah hatinya. Banyak di antara mereka yang takut membuat anaknya frustasi jika memberikan aktivitas yang berat. Namun, tahukah Anda bahwa aktivitas berat (heavy work activities) dalam batas-batas tertentu justru dapat memberikan manfaat bagi anak Anda? 

Aktivita berat dapat membantu memaksimalkan perilaku dan kemampaun atensi anak. Aktivitas berat ini membuat sistem saraf bekerja dengan baik untuk dapat beradaptasi dalam berbagai situasi dan kondisi. Apabila membahas masalah ini, tidak terlepas dari pembahaan masalah system taktil atau lebih mudahnya disebut sebagai sentuhan. Sistem taktil adalah system yang sangat kuat. Sistem ini dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia dan mengintegrasikan pengetahuan tersebut pada sistem yang lain. Terdapat dua tipe informasi sentuhan, yaitu: 

· Sistem protektif yang mengingatkan adanya potensi bahaya. Misalnya saat tubuh dalam kondisi kedinginan bulu kuduk akan berdiri yang member isyarat untuk segera bertindak. Contoh lainnya adalah tangan yang akan bereaksi dengan cepat saat menyentuh permukaan yang sangat kasar; 

· Sistem diskriminatif memberitahukan obek tentang ukuran, bentuk, dan tektur sehingga dapat dipahami dengan bantuan penglihatan. Contohnya adalah saat Anda dapat menemukan sebuah pulpen dalam tas tanpa harus melihat isi tas tersebut. 

Sementara itu, terdapat sistem proprioseptif yang mengirim informasi sentuhan dan memberitahu otak tentang keberadaan setiap anggota tubuh dan posisi persendian. Cara paling efektif untuk mengaktifkannya adalah dengan melakukan aktivitas yang di dalamnya mengandung unsure tahanan secara aktif. Nah, salah satunya adalah dengan melakukan aktivitas berat, yang mengandung elemen “menarik, mendorong, mengangkat, dan membawa”. 

Otak akan memutuskan kapan harus bereaksi (Fasilitasi) atau menghambat reaksi (inhibisi). Proses fasilitasi dan inhibisi memengaruhi suasana dini dan perilaku. Saat proses tersebut mengalami kesalahan , anak akan mengalami kesulitan untuk bertindak sesuai dengan situasi. Misalnya, saat berada di ruang makan, anak mengalami kesulitan untuk fokus pada hidangan yang akan disantap karena terganggu oleh bunyi-bunyi lain, seperti bunyi pintu yang terbuka, perputaran kipas angin, bahkan karena posisi duduk yang tidak nyaman. Inilah yang menyebabkan anak terlihat cukup sibuk dengan dirinya. 

Proses inhibisi yang kurang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap sentuhan, penglihatan, rasa dan bau. Ini menjadikan seorang anak terlihat cukup atau bahkan sangat aktif. Kurangnya kemampuan untuk bereaksi terhadap informasi sensori membuat anak terkesan mudah bosan dan kurang menyukai melakukan aktivitas. 

Saat kemampuan mengatur system saraf tidak berfungsi dengan maksimal,anak akan mengalami kelambatan atau kurangnya kualitas pada beberapa area perkembangan. Termasuk dalam hal ini adalah kurangnya kemampuan motorik kasar dan motorik halus, intergrasi visual motor, atensi, kematangan emosi, perilaku, pola tidur, makan, bahasa, dan pemahaman. 

Sebagai contohnya adalah pada anak dengan tingkat kewaspadaan yang rendah akan terlihat hiperaktif. Namun, setelah anak tersebut dapat mencapai suatu tingkat ketika kebutuhan sensorinya terpenuhi, dia akan mampu berpartisipasi pada aktivitas yang dilakukan dan diberikan. 











Sumber: Smart A. (2010). Anak cacat bukan kiamat: metode pembelajaran & terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Katahati. (Hal 74-76)

1 komentar:

  1. permisi ya
    mau numpang promosi bo kelinci99
    menyediakan 18 live game dan 4 pasaran togel ya bos
    untuk Diskon 2D: 29%, 3D: 59%, dan 4D: 66%
    Hadiah 4D x 3000, 3D x 400, 2D x 70, 2D Depan&Tengah x 65
    pelayanan yang cepat dan ramah
    untuk cashback kami berikan sebesar 5% untuk permainan live casino ya bos
    silahkan kunjungi www.kelinci99.casino ya
    BBM : 2B1E7B84

    BalasHapus