Kumpulan Materi - Adanya suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah untuk mencapai sebuah tujuan secara efektif dan efisien. Dalam hal tersebut, seorang guru seharusnya memerhatikan prinsip-prinsip di kelas inklusif secara umum. Di dalam kelas umum terdapat anak-anak yang memiliki kebutuhan yang berbeda, yaitu anak-anak yang memiliki kelainan/penyimpangan, baik berupa fisik maupun intelektual, social, emosional, atau sensoris neurologis dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya dan mengimplementasikan prinsip-prinsip khusus sesuai dengan kelainan anak.
1. Prinsip Motivasi
Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada anak agar tetap memilliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, dalam pemberian motivasi harus lebih sering guru lakukan karena masing-masing anak memilii tingkatan masalah yang berbeda-beda.
2. Prinsip Latar/Konteks
Adanya sebuah pengenalan antara guru dan muridnya tentu saja akan sangat berarti. Hal ini perlu dilakukan dan dipertahankan dengan sebuah kelancaran dalam sebuah proses pencarian jati diri anak tersebut yang secara tidak langsung perlu adanya orang-orang yang bersedia mengerti dan memahami kondisinya serta dalam proses pendidikan karena hal ini bisa menjadi salah satu peran yang tidak kalah pentingnya. Dengan adanya kedekatan antara guru dan muridnya, tentu saja hal ini akan membantu dalam pengenalan seberapa besar kemampuan anak tersebut dan seberapa dalamkah maalah yang menyertainya. Tentu saja dengan pengetahuan latar tersebut dapat membantu guru untuk mengetahui anak tersebut masuk ke dalam kategori yang ringan, sedang, atau berat. Dengan demikian, guru dapat memberikan materi pembelajaran kepada murid-muridnya sesuai dengan porsi anak tersebut. Guru perlu mengenal anak didiknya secara mendalam dengan memberikan contoh secara langsung, dapat untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar secara tepat dan semaksimal mungkin, juga menghindari pengulangan-pengulanan materi pengajaran yang sebenarnya tidak perlu terlalu penuh untuk ABK mengingat latar mental dan fisik anak tersebut.
3. Prinsip Keteraturan
Pada prinsip ini, setiap anak yang akan mengikuti kegiatan secara mendalam, guru harus merumuskan secara matang tujuan kegiatan tersebut secara jelas. Yang tentunya tujuan tersebut baik untuk anak didiknya. Dalam penerapan suatu bahan dan alat yang sesuai dengan kategori anak yang menjadi murid serta guru, juga harus dapat untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat agar sesuai dengan porsi muridnya tersebut sehingga justru tidak menimbulkan masalah pada anak tersebut.
4. Prinsip hubungan social
Dalam sebuah proses belajar-mengajar, seorang guru harus dapat mengembangkan setiap strategi pembelajaran yang mampu untuk mengoptimalkan interaksi antara guru dan muridnya. Hubungan antara murid dan sesame murid, guru dan murid dan lingkungan, serta interaksi yang berasal dari berbagai arah.
5. Prinsip Belajar Sambil Bekerja
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus banyak member kesempatan kepada anak untuk melakukan member kesempatan kepada anak untuk melakukan sendiri praktik atau percobaan atau menemukan seuatu melalui pengamatan, penelitian, dan sebagainya. Dengan demikian, anak tersebut mampu berkembang sendiri. Jangan sampai guru justru membuat muridnya menjadi anak yang tergantung dengan orang lain yang hanya karena ketidaksempurnaan yang ada dalam dirinya tersebut. Biarkan mereka melakukan sesuatu yang dapat mengembangkan dirinya dan ini sungguh sangat efektif bagi proses pendidikan anak tersebut, termasuk juga untuk melatih anak-anak tersebut agar dapat menghadapi dan mengatasi setiap masalah yang mungkin akan sering mereka jumpai.
6. Prinsip individualisasi
Dalam prinsip ini, guru perlu mengenal kemampuan awal dan karakteristik setiap anak secara mendalam baik dari segi kemampuan mampun ketidakmampuannya dalam menyerap materi pelajaran. Kecepatan maupun kelambatan dalam belajar, dan perilakunya sehingga setiap kegiatan pembelajaran masing-masing anak mendapatkan perhatian dan perlakuan yang sesuai. Dengan demikian tidak terjadi ketimpangan antara anak yang satu dan anak yang lainnya.
7. Prinsip Menemukan
Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu memancing anak untuk terlihat secara aktif, baik fisik, mental, social, atau emosionalnya. Untuk itu, peran guru sangat diperlukan disini untuk mengembangkan strateginya demi membuat anak didiknya menjadi lebih terpancing dan bersemangat untuk belajar, dan mengenal apa yang guru terangkan kepada mereka. Dengan demikian, anak-anak tersebut kini tidak lagi merasakan adanya kekurangan dengan anak-anak normal lain yang ada hanyalah bahwa dirinya dengan anak-anak normal lain yang ada hanyalah bahwa dirinya kini menjadi seorang yang sama dengan anak normal lainnya, yaitu dirinya mampu belajar dan berhak untuk mendapatkan pengajaran.
8. Prinsip Pemecahan Maalah
Guru hendaknya sering mengajukan berbagai persoalan yang ada di lingkungan sekitar dan anak di latih untuk mencari data, menganalisis, dan mencegah masalah tersebut sesuai dengan kemampuan masing-masing dan dan guru sebaiknya tidak begitu memaksakan anak tersebut agar tidak menjadikan hal tersebut menjadi sebuah beban. Dengan demikian pemecahan maalah tersebut, dapat merangsang anak untuk berpikir keras dan melatih anak tersebut untuk tidak mudah menyerahkan dalam keadaan apa pun. Hal ini melatih anak terseut untuk tetap bertahan serta mentalnya pun dapat terlatih dengan baik dalam mengadapi segala permasalahan yang ada dalam kehidupan yang sebenarnya.
Sumber: Smart A. (2010). Anak cacat bukan kiamat: metode pembelajaran & terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Katahati. (Hal 77-82)
p
BalasHapuspermisi ya
BalasHapusmau numpang promosi bo kelinci99
menyediakan 18 live game dan 4 pasaran togel ya bos
untuk Diskon 2D: 29%, 3D: 59%, dan 4D: 66%
Hadiah 4D x 3000, 3D x 400, 2D x 70, 2D Depan&Tengah x 65
pelayanan yang cepat dan ramah
untuk cashback kami berikan sebesar 5% untuk permainan live casino ya bos
silahkan kunjungi www.kelinci99.casino ya
BBM : 2B1E7B84