Westernisasi berasal dari kata western yang artinya barat. Westernisasi berarti proses pembaratan,
pengambilalihan, atau peniruan budaya Barat. Segala tata cara kehidupan
berkiblat ke dunia Barat, dan proses pengambilan atau peniruannya langsung,
tanpa ada seleksi atau penyesuaian dengan budaya setempat.
Unsur budaya yang paling cepat ditiru umumnya budaya
material, seperti gaya rambut pakaian, pergaulan bebas, pesta pora,
minum-minuman keras. Pengadopsian budaya yang bersifat mental umumnya lambat
karena memerlukan kesiapan dan keterampilan. Budaya mental positif yang berasal
dari Barat, umumnya memiliki kaitan erat dengan kewirausahaan, yaitu:
- Semangat kerja tinggi, ulet, dan tekun.
- Menghargai waktu.
- Disiplin.
- Berfikir sistematis dan logis.
- Perencanaan matang dan melihat ke depan.
- Motivasi tinggi untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Produksi dan efisien.
- Mandiri.
- Berani bersaing.
- Bertanggung jawab.
Sikap positif itulah yang harus ditiru dan dan diterapkan
dalam setiap sisi kehidupan sehingga dapat maju seperti mereka. Westernisasi
merupakan sikap meniru mentah-mentah hal yang dilihat tanpa pertimbangan
terlebih dahulu. Westernisasi biasanya banyak diadopsi oleh orang yang ingin
cepat dikatakan modern dan takut dikatakan ketinggalan zaman atau demi gengsi.
Sifat yang melekat dengan dunia barat, yaitu sikap
individualistis dan materialistis. Pada awalnya, sifat ini lahir dari pada
adanya jam kerja yang padat, tepat waktu, dan sangat berorientasi pada
produksi. Semua orang begitu tergesa-gesa bergerak dan satu tempat ke tempat
lain, tanpa menghiraukan orang-orang di sekitarnya. Kalau ada waktu senggang,
misalnya sambil menunggu bus, biasanya mereka pergunakan untuk membaca makanan
cepat saji (fast food) menjadi
kebutuhan di sela-sela jam kerja yang padat.
Kehidupan mereka materialistis karena memang segala tindakannya
harus diperhitungkan untung ruginya, khususnya ongkos yang mahal. Jadi, dalam
hal ini masih bersifat positif. Akan tetapi, banyak yang mengadopsi sifat itu
tanpa dilatarbelakangi oleh keadaan yang sama sehingga muncul sifat sombong,
egois, tidak peduli terhadap penderitaan orang, suka meremehkan orang lain
terutama uang miskin, pelit, kasar, boros, ingin dipuji, menghadapi orang
karena kekayaan, dan makan fast food
demi gengsi.
Kebudayaan timur yang dahulu dianggap masyarakat lebih
bergensi gotong royong, ramah, sopan, bersifat kerohanian, lama-kalamaan pudar
karena pengaruh westernisasi. Oleh karena itu, banyak orang diantara kita
menjadi orang yang tanggung, dan menjadi tidak modern karena sikap dan perilaku
modernnya tidak diadopsi, tetapi kebudayaan materinya atau westernisasinya
sudah dengan cepat diadopsi.
1.
Persamaan
modern dan westernisasi
Modernisasi dan westernisasi memiliki
kepantingan yang sama tentang masalah material (kebendaa). Kebudayaan merupakan
unsur dari negara-negara Barat yang diadopsioleh masyarakat. Modernisasi dan
westernisasi memiliki kesamaan sebagai hasil perbandingan dari bermacam-macam
aspek kehidupan manusia yang dirasionalisasikan. Mereka yang melakukan
modernisasi dan westernisasi dianggap sebagai suatu proses perubahan dari
sesuatu yang dianggap kurang menjadi sesuatu yang dianggap lebih bagi mereka
yang menganut prinsip-prinsip tersebut.
2.
Perbedaan
modernisasi dan westernisasi
Modernisasi, mutlak ada dan
diperlukan oleh setiap negara, tidak mengeyampingkan nilai-nilai agama, tidak
mutlak sebagai westernisasi, proses perkembangan lebih umum. Sedangkan
westernisasi, sebagai suatu pembaratan, tidak mempersoalkan atau
mempertentangkan budaya barat dengan budaya setempat, modernisasi munculnya di
Barat, sehingga cara westernisasi merupakan satu-satu cara untuk mencapainya.
0 komentar:
Posting Komentar