Ketika
mendengar ucapan “politik global”, yang ada di benak kita adalah
percanturan perebutan kekuasaan, hegemoni, dan pengaruh global antara
kekuatan-kekuatan besar di dunia. Percaturan tersebut kadang berupa
proses politik yang melibatkan banyak negara, lembaga internasional,
dan kepentingan kelompok tertentu. Pencaturan antara kekuatan militer
yang menyimpan banyak kepentingan di belakangnya, seperti kita
saksikan banyak kepentingan di belakangnya, seperti kita saksikan
dalam pertempuran-pertenpuran di Afghanistan dan Irak. Sebuah negara,
dunia global telah mempunyai dinamika politiknya sendiri.
Pengaruh
globalisasi politik menimbulkan begitu banyak kepentingan yang tidak
lagi bisa dipenuhi kecuali melalui peran kekuatan global atau
melibatkan unsur suprastate.
Terkadang justru kepentingan sebuah negara sendiri tidak akan bisa
terpenuhi kecuali dengan mengkondisikan kekuatan eksternal sebagai
support kepentingan
domestik. Maka, globalisasi politik tidak lain adalah pergulatan
global dalam mewujudkan kepentingan para pelaku yang menjalankannya.
Para
pelaku globalisasi di bidang politik adalah sebagai berikut:
- Negara-Negara besar dan negara-negara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang, negara-negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang kuat dan yang lemah secara militer, negara-negara yang berdiri sendiri atau yang bergabung dengan negara lain.
- Organisasi-Organisasi antarpemerintah, seperti ASEAN, SARC, NATO, European Community, dan sebagainya.
- Perusahaan internasional yang dikenal dengan nama Multinational Corporations (MNC). Perusahaan-perusahaan ini dengan nama Multinational Corporations deteritorialis meluaskan jaringannya ke segala penjuru dunia.
- Perusahaan internasional, Working Men's Association, dan Internasional Women's League For Peace and Freedom. Sedangkan yang bersifat Konvensional, seperti Vatikan, Dewan Gereja-Gereja Sedunia, Rbiyatul Islamiyah, WorldConference on Religion and Peace, Worl Federation of United Nations Associations, Transparency Internasional, Worldwatch, Human Right Watch, dan Refugee International.Sumber: Buku Pendidikan Kewarganegaraan. Budiyanto. Penerbit erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar