Selasa, 24 April 2012

ASUMSI-ASUMSI DASAR KONSELING


Kita menyadari bahwa konseling dan psikoterapi dalam beberapa hal dibedakan tetapi pada saat ini dipandang sama berdasarkan uraian ini kiranya antara keduanya dapat kita bedakan sebagai ranbu-rambu pekerjaan dikatakan sebagai konseling dan psikoterapi, meskipun tidak terlalu tegas penggunaan keduanya, sebagai penegasan atas batasan koseling. Blacher (George dan Cristiani, 1990) mengemukakan lima asumsi dasar yang secara umum dapat membedakannya dengan psikoterapi. Kelima asumsi ini adalah sebagai berikut.
  1. Dalam konseling, klien tidak dianggap sebagai orang yang sakit mental, tetapi dipandang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat keputusan dan secara umum menerima tanggung jawab dari tingkah lakunya dan perkembangan di kemudian hari.
  2. Kenseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus pada pengalaman masa lalunya.
  3. Klien adalah klien, bukan pasien. Konselor bukan figur yang memiliki otoritas tetapi esensial sebagai patner dan patner klien sebagaimana mereka bergerak secara mutual dalam mendefinisikan tujuan.
  4. Konselor secara moral tidak netral, tetapi memiliki nilai, perasaan dan standar untuk dirinya. Koselor tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan dan standar itu dari klien, dia tidak mencoba menyembunyikan kepada klien.
  5. Konselor memfokuskan pada perubahan tingkah laku dan bukan hanya memubuat klien menjadi sadar.

Rambu-rambu yang dikemukakan Blacher ini dapat menjadi acuan dalam penyelenggaraan konseling, yang secara khusus memiliki penekanan tertentu dibandingkan dengan praktik psikoterapi yang telah berlangsung selama ini.

Sumber: Buku PSIKOLOGI KONSELING, Edisi Ketiga. Latipun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar