Dalam mempelajari masalah kependudukan, kita sering mendengar istilah demografi, misalnya jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, dan struktur penduduk. Secara umum, penduduk sebagian sumber daya mempunyai dua aspek, yaitu aspek kualitas penduduk dan kualitas manusia.
KUALITAS
PENDUDUK DAN MANUSIA
Titik
tolak kualitas penduduk dapat dilihat dari keadaannya yang bersifat fisik dan
nonfisik. Kualitas fisik seseorang dapat dilihat dari ukuran/bobot fisiknya.
Misalnya tinggi badan, berat badan, tenaga fisik, dan daya tahan fisik terhadap
serangan penyakit. Kualitas nonfisik dapat dilihat dari kecerdasannya
(intelektual/akal), keadaan emosinya (kecerdasan emosi), dan kecerdasan
spiritual. Output dari kedua kualitas tersebut dapat dilihat dari
kreativitas, produktivitas, disiplin, sifat kemandirian, serta kesetiawanan
sosial.
Kualitas
fisik, nonfisik, dan output memerlukan masukan yang penting berupa gizi,
pendidikan, dan lingkungan.
Kualitas
manusia sifatnya perorangan, yakni berkaitan dengan sifat-sifat langsung yang
melekat pada diri seseorang. Kualitas penduduk merupakan sifat umum kelompok
manusia. Dalam hal ini, ukurannya bersifat nilai rata-rata, yakni jumlah
keadaan/kejadian tertentu per sejumlah penduduk tertentu. Kualitas penduduk
dapat dilihat dari sifat fisiknya, misalnya angka kematian kasar, angka
kematian bayi, angka kesakita ataupun umum harapan hidup. Sifat nonfisiknnya
dapat dilihat dari produktivitas penduduk, disiplin sosial, kemandirian,
solidaritas sosial, dan etika lingkungan.
Kualitas
manusia dan penduduk
kualitas
masukan
·Gizi
·Pendidikan.
·Lingkungan.
·Fisik.
·Biologis.
·Sosial Ekonomi.
Kualitas
manusia
·Fisik
·Ukuran/bobot.
·Tenaga.
·Daya Tahan Fisik.
·Nonfisik.
·Kecerdasan.
·Emosional.
·Budi.
·Iman.
Kualitas
penduduk
·Fisik.
·Angka kematian kasar.
·Angka kematian bayi.
·Angkat kesakitan.
·Harapan hidup.
·Nonfisik.
·Produktivitas penduduk.
·Disiplin sosial.
·Kemandirian.
·Solidaritas sosial.
·Etika lingkungan
Output
·Kreativitas.
·Produktivitas.
·Disiplin/Etika Kerja.
Kualitas
masukan mempengaruhi kualitas manusia, kualitas manusia mempengaruhi kualitas
penduduk, dan sebaliknya kualitas penduduk mempengaruhi kualitas manusia.
Kualitas manusia menghasilkan output yang bisa membuat kualitas lebih baik.
INDIKATOR
KUALITAS FISIK
Indikator
kualitas fisik dapat dibagi dalam tiga kelompok, yakni ukuran beban fisik,
masukan untuk bobot fisik, dan daya tahan fisik.Ukuran
fisik seseorang biasanya dinilai dari berat dan tinggi badan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi bobot fisik adalah genetik dan gizi. Dahulu faktor genetik
dianggap dominan. Akan tetapi, kecenderungan bertambah tinggi badan rata-rata
orang Jepang ( yang dikenal bertumbuh pendek, setidak-tidaknya dibandingkan
dengan orang Barat) menunjukkan bahwa perbaikan keadaan sosial ekonomi dapat
memengaruhi perkembangan ukuran fisik.
Berapakah
bobot fisik orang Indonesia? Tabel dibawah ini menunjukkan berat badan
rata-rata orang Indonesia yang sehat menurut umum tertentu.
Tabel 2.1 Berat Badan Orang Indonesia Sehat
UMUR
(TAHUN)
|
BERAT
BADAN (Kg)
|
0-1
|
8
|
1-3
|
12
|
4-6
|
18
|
7-9
|
27
|
Laki-laki
|
|
10-12
|
35
|
13-15
|
42
|
16-19
|
50
|
20-39
|
55
|
40-59
|
55
|
60
|
55
|
Perempuan
|
|
10-12
|
35
|
13-15
|
42
|
Perkiraan
berat badan ideal berdasarkan umur dan tinggi badan sangat peting. Pada
penyakit-penyakit tertentu, tinggi badan dan berat badan sangat besar
pengaruhnya terhadap umur yang bersangkutan.
Indikator
lain untuk bobot manusia adalah berat badan lahir. Secara medis, barat badan
lahir normal adalah 2.500 gram lebih.
Berat
badan tubuh lahir ditentukan oleh proses atau keadaan yang berlangsung selama
bayi tersebut berada dalam kadungan ibunya.
Pertumbuhan
bobot fisik juga merupakan indikator yang dapat diukur. Berapa penelitian
menunjukkan bahwa pertumbuhan anak-anak Indonesia masih di bawah pertumbuhan
negara-negara maju. Misalnya, dalam tahun pertama, panjang bayi Indonesia
rata-rata bertambah 23 cm (di negara maju 25 cm). Selama masa prasekolah,
pertambahan berat badan rata-rata adalah 1,5-2 kg pertahun (di negara maju mencapai
2-3 kg).
Masukan
bagi Kualitas Fisik
Untuk
memperoleh bobot fisik yang ideal atau mencukupi, diperlukan masukan (input)
tertentu. Gizi adalah masukan terpenting selain air bersih dan lingkungan hidup
yang sehat. Dalam hal ini, gizi bukan hanya merupakan masukan vital bagi bobot
fisik, tetapi juga bagi kualitas nonfisik.
Gizi
yang cukup (kualitas dan kuantitas) diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan, baik fisik maupun mental. Telah terbukti kurang motivasu,
bereaksi lamban, dan apatis sehingga prestasinya dalam belajarpun kurang.
Seorang anak yang menderita kurang gizi tidak dapat bereaksi maksimal terhadap
lingkungan anak tersebut. Akibatnya, anak tersebut akan terisolasi dan
kehilangan kesempatan berkembang pada masa pertumbuhannya.
Seseorang
yang menderita kekurangan gizi dapat dilihat dari hilangnya gairah atau minat
untuk menelaah atau menyelidiki keadaan lingkungan sekitarnya. Dengan kata
lain, kemampuan kognitifnya tidak berkembang baik.
Kebutuhan
utama untuk perkembangan intelektual yang normal adalah kemampuan mengolah
informasi yang diterima serta menggunakan informasi tersebut pada berbagai
macam situasi. Menurut penelitian, kekurangan gizi menyebabkan terganggunya
kemampuan mencerna informasi-informasi yang diterima.
Ukuran-ukuran
yang menunjukkan keadaan gizi seseorang, antara lain kalori (energi), protein,
vitamin, dan mineral.
Ketahanan
Fisik
Daya
tahan fisik sangat ditentukan oleh masukan kualitas fisik serta bobot fisik.
Akan tetapi, daya tahan tersebut juga ditentukan oleh upaya-upaya khusus,
seperti olahraga teratur dan imunisasi yang membangun kekuatan fisik manusia
dalam menghadapi tuntutan atau tantangan lingkungannya. Secara langsung, daya
tahan fisik dapat dilihat dari angkat kesakitan dan angka kematian.
Sumber: Mengkaji Ilmu Geografi 2. Sugiyanto. Danang Endarto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar