Kamis, 17 Mei 2012

TEACHING STORIES BETTY TEUFEL


Betty Teufel mengajar seni untuk murid grade satu di Plano, Texas. Dia terpilih menjadi Teacher of the Year pada tahun 1998. Dia ingin anak didiknya mampu membaca dengan baik, dan dia sangat mendukung kemampuan membaca bukan hanya di sekolahnya tetapi juga diseluruh negeri. Dia menginginkan meningkatnya tingkat kemampuan membaca dengan membentuk semacam korps tutor membaca di sekolah, pusat-pusat komunitas, dan rumah sakit. Betty bekerja di organisasi nirlaba yang bertujuan meminta penerbitan dan pengusaha untuk member sumbangan pada kampanye Read You Wait yang bertujuan menyediakan bahan-bahan bacaan yang bagus diklinik, restoran, bandara, dan tempat umum lainnya.

Dia percaya bahwa jika anak tidak tahu cara membaca yang baik, jika mereka tidak memahami bahasa, dan mereka tidak saling berkomunikasi, maka mereka akan tertinggal. Menurutnya, jika bahasa, dan mereka menjadi pembaca yang kompeten sejak dini, maka motivasi mereka untuk membaca akan terus tertahan sepanjang hayat. Menurutnya, “Kita harus membuat mereka kecanduan membaca.”

Di Saigling Elementary School, Betty melaksanakan Workshop membaca untuk orang tua dan menempatkan beberapa di lokasi di mana orang tua dapat membaca saat mereka menunggu konferensi, pertemuan, dan rapat. Betty juga menciptakan program Sing to Read, sebuah program di mana siswa mengamati pola, irama, dan ritme dlamlagu-lagu untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan membaca. Setiap hari selama jam istirahat, murid grade satu berkumpul untuk menyanyikan lagu yang ditulis di selembaran kertas.

“Murid-murid saya tahu bahwa setiap kali kita liburan, saya akan membeli duku dan membaginya di kelas,” katanya. Mereka akan mengatakan, “apa yang kau beli?” Kemudian mereka akan duduk untuk membaca.

Teufel ingin membimbing anak agarmau menghargai diri mereka sendiri, mau berdisiplin, toleran, punya rasa humor, dan mau belajar sepanjang hayat. Salah satu caranya adalah mengadakan “Hari Lelucon” setiap hari juma’t. Murid disuruh menulis lelucon atau humor dan mengumpulkannya untuk kemudian di baca pada hari itu. Mereka sangat senang karena menggoda gurunya.



Sumber: Psikologi Pendidikan , edisi kedua. John W. Santrock, Universty of Texas-Dallas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar