Selasa, 08 Mei 2012

TRANFER DAN PRAKTIK KULTURAL


Pengetahuan yang sebelumnya adalah pengalaman yang mencakup jenis pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman  kultural, seperti pengetahuan yang bersangkut paut dengan status etnis, sosioekonomi, dan gender (National Research Council, 1999). Dalam beberapa kasus, pengetahuan cultural ini dapat membantu pembelajaran anak dan memfasilitasi transfer, namun dalam kasus lainnya pengetahuan ini bisa jadi menghambat (Greenfield & Suzuki, 1998).

Bagi anak dari beberapa latar belakang, hanya ada sedikit sekali kesesuaian atau transfer antara apa yang mereka pelajari di komunitas atau transfer antara apa yang mereka pelajari di komunitas rumah dan apa yang diajarkan di sekolah. Misalnya keterampilan bercerita. Anak Euro-Amerika menggunakan gaya linier yang mirip dengan gaya penjelasan linier penulisan dan pidato yang diajarkan di kebanyakan sekolah (Lee & Slaughter Defoe, 1995). Ini bisa jadi berupa penceritaan serangkaian kejadian dengan urutan kronologi yang kaku. Sebaliknya dalam beberapa kolompok etnis—seperti Kepulauan Asia Pasifik atau Suku Indian Amerika—mereka biasanya menggunakan gaya bahasa nonlinear, holistik sirkuler saat menceritakan suatu peristiwa. Guru dari latar belakang Euro-Amerika mungkin akan menganggap gaya ini acak-acakan (Clark, 1993). Juga, di kalangan anak-anak Afrika-Amerika, mereka biasanya bercerita dengan gaya nonlinier (Michaels, 1980).

Metode argumentasi dalam mendukung kayakinan tertentu juga dari satu kultur ke kultur yang lain. Pembicara Cina lebih suka menggunakan format penyajian bukti pendukung dahulu, kemudian disusul maksud atau klain utama (berbeda dengan gaya yang menggunakan kalimat topik utama dahulu kemudian disusul dengan detail pendukung). Pendengaran non-Cina terkadang menilai gaya ini sebagai gaya “bersusah payah” (Tsang, 1989).

Guru sebaliknya tidak memandang variasi gaya komunikasi itu sebagai gaya yang kacau atau lebih buruk ketimbang gaya Eoro-Amerika, tetapi guru lebih peka terhadapa variasi itu dan menyadari perbedaan kulturalnya. Ini terutama penting di sekolah dasar saat murid sedang menjalani transisi dari lingkungan rumah ke lingkungan sekolah.

Sumber: Psikologi Pendidikan , edisi kedua. John W. Santrock, Universty of Texas-Dallas.                                                                                                                                                                                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar