Kumpulan Materi - Selain variabel klien, ada variabel terapis yang mempengaruhi jalannya terapi, yaitu: kepribadian terapis, kemampuan menunjukkan empati, ada/tidaknya masalah pribadi yang dapat mempengaruhi terapi yang dilakukan, sikap terhadap klien – terutama yang berkaitan dengan kemungkinan terapis mengeksploitasi klien – dan pengalaman serta identifikasi profesional terapis (Phares, 1992).
Kekhususan permintaan klien patut diperhatikan meskipun tidak selalu harus diikuti karena dapat mempengaruhi jalannya terapi. Beberapa klien lebih terbuka dengan terapis yang sudah menikah, beberapa dengan terapis yang sama jenis kelaminnya, yang lain dengan terapis yang seagama.
Kadang – kadang apabila terapis tidak begitu menyadari bahwa ia juga memiliki masalah, hal ini dapat mempengaruhi jalannya terapi atau konseling. Misalnya ada kecenderungan terapis memproyeksikan masalahnya sendiri pada kliennya. Bila terapis cukup menyadari akan masalah pribadinya, biasanya hal itu tidak terjadi.
Pelaksanaan terapi seperti juga pelaksanaan wawancara, observasi, asesmen melalui tes dan bahkan penelitian – terikat kode etik profesi psikologi. Kecenderungan terapis untuk mengeksploitasi klien sangat mungkin terjadi mengingat hubungan antara terapis dan klien begitu dekat yang mungkin saja – apabila tidak dilakukan terapi secara profesional – dapat menjadi hubungan simpati dan berlanjut di luar pertemuan profesional sebagai terapis – klien. Ada aturan – aturan tertentu dalam kaitan ini, antara lain, hubungan intim antara klien dan terapis hanya dapat dilangsungkan setelah suatu kurun waktu tertentu (Kode Etik Himpsi, 2000)
Sumber: Pengantar Psikologi Klinis. Suprapti Slamet I.S. – Sumarmo Markam (Hal 145 – 147)
0 komentar:
Posting Komentar