Home program sangat beragam dan luas, bentuknya tidak formal. Namun, bisa lebih fleksibel dan “berbau rumahan”, belajar sambil bermain, belajar sambil berbicara, dan belajar sambil berkomunikasi. Walaupun sederhana, aktivitass ini besar artinya untuk meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi (salah satu hal yang paling sulit dilakukan anak autis).
DI negara maju, home program memiliki jadwal yang sangat rapi. Seelum melakukan terapi, orangtua mendapatkan terapisan khusus. Selama menjalankan home program, orangtua juga berkomunikasi dengan ahli medis, baik secara langsung, lewat teleponatau email. Tujuannya untuk membicarakan perkembangan anak dan hari ke hari. Selain itu, minimun satu bulan sekali ahli medis akan memantai hasil program.
Di Indonesia, program ini belum dilaksanakan secara sempurna. Namun, gagasan home program tersebut patut disyukuri karena intervensi apa pun dan di mana pun akan sangat baik bagi anak autis. Pada prinsipnya, semua intervensi itu positif karena itu dilakukan dengan benar, pasti menghasilkan kemajuan.
Sumber: Danuatmaja B. (2003). Terapi anak autis di rumah. Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi. (Hal. 16)
0 komentar:
Posting Komentar