Orangtua diharapkan memberi lebih banyak kontak, dengan cara lebih sering mengajak anak bicara, bercanda, kontak mata, dan skin to skin contact sehingga anak merasakan kasih sayang dan kehangatan orangtua.
Dalam program ini tugas ahli medis hanya memantau perkembangan anak. Anak autis akan diobservasi, misalnya sebulan sekali-kali medis meliha letak kekurangan dan kelebihan anak autis kemudian memberi masukan. Jika kemampuan bersosialisasi anak masih kurang, atau kontak mata kurang maka anak akan lebih dilatih bersosialisasi dan kontak mata. Caranya sangat “rumahan”, misalnya menggunaan mainan krincingan untuk melatih dan menarik anak melakukan kontak mata.
Sumber: Danuatmaja B. (2003). Terapi anak autis di rumah. Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi. (Hal. 17-18)
0 komentar:
Posting Komentar