Kumpulan Materi - Perilaku autistik berbeda dari perilaku normal. Autistik memiliki perilaku yang berlebihan (excessive) atau perilaku yang berkekurangan (deficient), sampai ke tingkat tidak ada perilaku. Perilaku adalah segala sesuatu yang dikerjakan atau dikatakan, dapat Anda lihat, rasakan, dan dengar dari seseorang atau yang Anda lakukan sendiri.
Perilaku yang berlebihan, misalnya mengamuk (tantrum) dan perilaku stimulasi diri. Perilaku ini bisa mengganggu orang lain baik di rumah maupun di tempat umum karena frekuensi dan intensitasnya berlebihan. Perilaku mengamuk bisa terjadi karena hal-hal kecil, misalnya meminta anak berjalan tenang di supermarket, duduk tenang di kursi restoran, atau antri di loket ATM saja bisa membuat anak menjerit, menendang, mencakar, mengigit sehinga melukai dirinya sendiri atau orang lain, juga mengganggu proses belajar.
Umumnya, perilaku yang berkekurangan adalah gangguan bicara. Ada anak autis yang berbicara nonverbal, sedikit suara, sedikit kata-kata, dan ada pula yang ekolalia (mem-beo). Misalnya, saat ditanya “nama kamu siapa” di rumah tiba-tiba anak mengulang perintah gurunya kata perkata yang anak dapatan di sekolah tadi (ekolalia lambat).
Perilaku yang berkekurangan lainnya adalah perilaku sosial yang tidak tepat. Mereka kerap menganggap orang lain benda, misalnya seorang anak memanjat ke pangkuan ibunya bukan untuk mendapatan kasih sayang melainkan untuk meraih toples kue. Selanjutnya perilaku defisit sensasi (Indera) yang nyata, misalnya anak kadang di sangka tuli karena suatu saat berespon normal, tetapi pada saat yang lain tidak merespon sama sekali. Padahal, tidak ditemukan gangguan pada pendengarannya. Ada juga perilaku anak yang bermain dengan cara yang tidak benar. Sebagai contoh, bukannya mengendarai truk mainannya, tetap membalikkannya dan memutar rodanya berjam-jam. Anak juga sering menunjukkan emosi yang tidak stabil. Terkadang ada yang menjerit atau tertawa sangat sedikit, ada yang hampir tidak menunjukkan perilaku emosional, misalnya anak hanya menatap kosong saat digelitik.
Dengan mengetahui ciri perilaku anak autis maka terapi perilaku dapat dilakukan untuk memperbaikinya.
1. Perilaku berlebihan (excessive)
· Perilaku self-abuse (melukai diri sendiri)
Perilaku memukul, menggigit, dan mencakar diri sendiri.
· Agresif
Perilaku menendang, memukul. Menggigit, mencubit.
· Tantrum
Perilaku menjerit, menangis, dan meloncat-loncat.
· Masuk atau membuat berantakan
Masuk ke dalam lemari, memberantakkan buku-buku dan mainan, dan bermain-main di air.
· Perilaku stimulasi-diri
Menatap jari-jemari, berayun, dan mengepa-ngepakkan tangan.
2. Perilaku berkekurangan (deficit)
· Kesiapan belajar
Kontak mata jika disuruh dan mengikuti perintah sederhana, seperti “tutup pintu” dan “duduk”.
· Keterampilan motorik kasar
Bermain bola dan mengayuh sepeda roda tiga.
· Keterampilan motorik halus
Menyalin garis, mewarnai, dan menggunakan gunting.
· Imitasi nonverbal
Tepuk tangan, menunjuk bagian tubuh, dan mengikuti gerakan atau mimik mulut.
· Imitasi verbal
Mengeluarkan suara secara spontan, meniru huruf hidup dan huruf mati, meniru suku-suku kata, dan meniru peneanan atau tinggi-rendah dalam suatu kalimat.
· Pembicaraan sederhana yang berguna
Menjawab pertanyaan-pertanyaan paling tidak satu kata, meminta seseuatu dengansatu kata atau lebih, menjawab “tidak tahu” terhadap pertanyaan yang anak tidak tahu, dapat meminta, dan menerusan informasi.
· Mengidentifikasi, melabel (menyebut nama), dan bercerita (reseptif dan ekspresif)
Mengikuti perintah, mengidentifikasi orang-orang dekat, melabel bagian-bagian tubuh, melabel warna, benda-benda umum, huruf, angka 1 sampai 20, nilai uang, besar kecil, bentuk benda, menceritakan benda-benda mengenai ukuran dan warnanya, dan mengidentifiai emosi.
· Menggunakan konsep-konsep umum dan hubungan
Mencocokkan (Matches) yang mirip/serupa, yang tidak mirip/tiadk serupa, mengidentifikasi berbagai aksi, menggunakan kata ganti, menggunakan “dan”, “mengerti tidak”, “jangan”, mengerti urutan perintah “lalu”, mengerti hubungan “pertama” dan “terakhir”, mengerti hubungan “sebelum” dan “sesudah”, menjawab “ya” atau “tidak” terhadap pertanyaanyang melibatkan keinginan, mengingat apa yang hilang jika uatu benda dikeluarkan atau dihilangkan dari suatu kelompok, mengingat apa yang baru saja anak kerjakan, mengingat beberapa dari masa lalu, membedakan kanan dengan kiri membedakan tunggal dengan jamak, menghitung sampai sepuluh benda, menghubungkan angka dengan jumlah berbeda, mengerti tukaran uang sederhana, menyebutkan waktu, dan mengerti hari-hari dalam seminggu secara berurutan.
· Mengidentifikasikan fungsi dari berbagai benda
Menceritakan fungsi dari berbagai benda, mengidentifikasi fungsi dari bagian tubuh, mengidentifikasi fungsi benda-benda umum, menceritakan fungsi dari benda-benda umum, mengidentifikasi pasangan dari benda-benda, mengerti konsep dingin, lelah, lapar, menjawab pertanyaan “mengapa” dengan “karena”.
· Pemahaman kalimat-kalimat
Menceritakan gambar dari suatu aktivitas, membuat cerita dengan pembukaan, isi, dan akhirnya, serta membuat cerita mengenai suatu topik.
· Mengikuti perintah dari anak-anak lain di suatu kelompok.
Menjawab pertanyaan yang diajukan anak-anak lain, memulai interaksi nonverbal dengan anak-anak lain, dan memulai interasi verbal dengan anak-anak lain.
· Bekerja mandiri pada suatu tugas
Melakukan tugas minimum lima menit tanpa terdistraksi (teralih perhatian), berpartisikasi pada kegiatan kelompok kecil, dan mencari bantuan jika tidak dapat menyelesaikan masalah. Berpakaian sendiri, minum dari cangkir/gelas tanpa bantuan, menggunakan peralatan makan secara benar, mencuci tangan tanpa bantuan, mencuci muka tanpa bantuan, mandi tanpa bantuan, latihan buang air.
Sumber: Danuatmaja B. (2003). Terapi anak autis di rumah. Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi. (Hal. 26-28)
0 komentar:
Posting Komentar