Kumpulan Materi - Pada biokonveri, ikatan kovalen dalam bahan toksik diubah untuk membuat bahan kimia baru yang lebih mudah diekskresikan daripada bahan kimia sebelumnya.
Apabila terpapar oleh bahan kimia benzena dalam suatu solven industri, maka pada proses Fase I biotransformasi, benzema yang lipofilik diubah menjadi fenol yang polar dan memiliki sifat lebih mudah larut dalam air. Selanjutnya fenol tersebut akan diubah menjadi konjugat denan asam glukuronik yang sangat larut air dan sangat dibuang melalui urine.
Apabila fase pertama terlampaui maka sistem tubuh tersebut akan mengirimkan xenobiotik ke dalam liver untuk dilakukan konversi/perubahan dan detoksifikasi. Hal ini berarti proses detoksifikasi akan mudah dilakukan pada bahan kimia yang mudah larut dalam air.
Hubungan Sayuran dan Biotransformasi
Beberapa enzim yang bekerja pada biotransformasi fase II dapat juga terinduksi. Beberapa bahan induser dapat ditemukan dalam sayuran seperti brokoli, cauliflower, mustard, dan jenis tanaman kubis-kubisan lainnya. Jenis induser tersebut pada umumnya spesifik seperti glutation S-transferase dan quinn reduktase.
Sayuran yang berwarna hijau dan kuning dianggap mampu menurunkan risiko kanker pada manusia. Adanya proteksi terhadap kanker tersebut diperkirakan karena terjadinya induksi enzim fase II oleh sayuran tersebut yang mampu melakukan detoksifikasi bahan karsinogen.
Jalur Non-mikrosomal dalam Metabolisme
Jalur nonmikrosomal lebih spesifik jika dibandingkan dengan jalur mikrosomal. Jalur tersebut melibatkan enzim epoksida hidrolase yang dapat ditemukan di dalam endoplasmic reticulum ER) maupun di luar ER. Proses epoksidasi merupakan proses yang signifikan dengan menggunakan enzim epoksida hidrolase dalam metabolisme berbagai bahan toksik. Pembentukan elektrofilik pada aktivasi menimbulkan pembentukan produk yang lebih toksik.
Bahan berbahaya dan beracum seperti sianida merupakan masalah dalam beberapa spesies tanaman singkong dan produknya yang oleh penduduk asli di Asia, Afrika, dan Pasifik Selatan diproses sebagai bahan makanan.
Bahan kimia berbahaya tersebut (sianida) secara spesifik dilakukan detoksifikasi oleh enzim rhodanase di dalam liver dan sianida tersebut diubah menjadi tiosanat.
Bahan racun aflatoksik sebagai produk metabolit dari jamur yang ditemukan dalam kacang-kacangan akan mengalami metabolisme melalui jalur epoksidasi dan akan menimbulkan produk yang lebih toksi dari aflatoksin. Penggunaan pestisida golongan organofostat dimaksudkan untuk menghasilkan produk metabolisme yang lebih toksik yang berikatan lebih kuat dengan enzim asetil cholin esterase (AchE).
Sumber: Mukono H. J. (2005). Toksikologi lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. (Hal 60-61)
0 komentar:
Posting Komentar