CIRI POKOK SISTEM DAN STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DI KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI BERBAGAI DAERAH - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Jumat, 19 Oktober 2018

CIRI POKOK SISTEM DAN STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DI KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI BERBAGAI DAERAH


Kumpulan MateriBerkembangnya agama dan budaya islam di Indonessia dapat mempengaruhi system dan struktur sosial masyarakat. Pelapisan social masyarakat menjadi relative terbuka. Perubahan sosial masyarakat menjadi relative terbuka. Perubahan social masyarakaat secara umum dimulai dari daerah pesisir dan secara lambat laun memasuki daerah pedalaman, terutama pedesaan. 

Adapun struktur sosial masyarakat di kerajaan bercorak Islam dapat dibedakan atas: 

a. Golongan raja dan keluarganya 

raja dan keluarga raja tinggal di istana atau keratin. Keratin berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan pemerintahan dan kekuasaannya. 

Raja dan keluarganya mendapatkan pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi dibanding golongan lain. Golongan yang erat hubungannya dengan raja karena pertalian darah, biasanya tinggal di keratin. 

Pendidikan putra raja dilakukan di dalam keratin oleh guru agama yang khusus untuk keluarga raja. 

b. Golongan elite 

masyarakat elite merupakan lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan terkemuka di lingkungan kerajaan dan memiliki martabat tinggi. Golongan ini terdiri atas bangawan, tentara, kaum agamawan/ulama, dan pedagang (besar). 

c. Golongan non elite 

Golongan non elite identik dengan rakyat kebanyakan, atau wong cilik (Jawa). Golongannon elite terdiri ata pedagang, petani, pekerja, tukang, dan nelayan. Juga pejabat kerajaan tingkat rendah, prajurit, dan seniman. Dalam perkembangan kerajaan pesisir, para pedagang adalah kelompok non elite paling berpengaruh. 

d. Golongan hamba Sahaya 

kelompok hamba sahaya adalah orang yang mengerjakan pekerjaan yang berat. Munculnya golongan ini disebabkan seseorang yang tidak dapat membayar hutang, tawanan perang, atau diperoleh dari pedagangan budak. 



Sumber: Heru P. Yudi & Agung S. Leo. (2008) SEJARAH. Solo: CV. Sindhunata (Hal. 41)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer