Aspek-aspek
yang berbeda dari obyek yang sama menjadi saling terkait secara neurologis
membentuk kumpulan sel, demikian pula kumpulan sel secara neurologis menjadi
saling terkait membentuk urutan sel, demikian pula kumpulan sel secara
neurologismenjadi saling terkait membentuk urutan fase. Sebuah phase sequence (sekuensi fase) adalah
“serangkaian aktivitas kumpulan yang terintegrasi secara temporer, ia sama
dengan arus pemikiran “ (heeb, 1959, h. 629). Setelah berkembang, sebuah urutan
atau sekkuensi fase, seperti kumpulan sel, dapat diaktifkan oleh stimuli
internal, stimuli eksternal, atau kombinasi kedua stimuli itu, ketika satu fase
aktif, kita mengalami arus pemikiran, yakni serangkaian ide yang ditata secara
logis. Proses ini menjelaskan begaimana bau suatu parfum atau beberapa bait
dari secara logis, proses ini menjelaskan bagaimana bau suatu parfum atau
beberapa bait dari sebuah lagu mengkin membangkitkan kenangan tentang kekasih
lama kita.
Mengenai perkembangan sekuensi fase ini hebb
mengatakan “kumpulan sel yang aktif pada saat bersamaan akan menjadi saling
terkoneksi. Kejadian-kejadian umum dalam lingkungan anak akan menciptakan
kumpulan dan kemudian ketika kejadian itu terjadi bersama-sama, kumpulan itu
menjadi saling terkait (karena semuanya aktif bersama-sama). Ketika bayi
mendengar suara langkah kaki, misalnya, satu kumpulan akan aktif, saat kumpulan
ini masih aktif si bayi melihat wajah dan merasakan tangan menggendongnya, yang
membangkitkan kumpulan lainnya, sehingga “kumpulan digendong”. Setelah itu
terjadi, ketika bayi bayi mendengar langkah kaki saja, ketiga kumpulan itu akan
aktif bersama-sama, dan bayi akan memiliki persepsi wajah ibu dan kontak dengan
tangannya sebelum si ibu dilihatnya langsung, namun karena stimulasi indrawi
belum terjadi, ini adalah ideasi atau imajinasi, bukan persepsi.
Menurut hebb, ada dua jenis
belajar. Yang pertama melibatkan pembentukan kumpulan sel secara pelan dimasa
awal kehidupan dan mungkin dapat dijelaskan dengan salah satu teori belajar
S-R, seperti teori guthrie. Jenis belajar itu belajar ini adalah asosiasionisme
langsung. Demikian pula perkembangan sekuensi fase dapat dijelaskan dengan
terminologi asosiasionisme. Yakni, objek dan kejadian yang paling terkait dalam
lingkungan menjadi terkait dilevel neurologis. Setelah urutan sel dan fase
berkembang, proses belajar selanjutnya lebih kognitif dan dapat terjadi lebih
cepat. Misalnya melibatkan penataan ulang sekuensi fase. Jadi, hebb berpendapat
bahwa variabel yang mempengaruhi belajar anak-anak dan yang mempengaruhi orang
dewasa adalah variabel yang berbeda-beda. Proses belajarnya anak akan menjadi
kerangka dasar untuk proses belajar selanjutnya. Misalnya, belajar bahasa
terjadi dengan lambat, yang mungkin membutuhkan pembentukan jutaan kumpulan sel
dan urutan fase. Akan tetapi, setelah bahasa dikuasai, individu dapat menatanya
dengan cara kreatif, mungkin dalam bentuk sajak atau novel. Akan tetapi kata
hebb, pertama-tama terbentuk satu blok bangunan pengetahuan dan kemungkinan
datangnya wawasan dan kreativitas yang menjadi ciri-ciri proses belajar orang
dewasa.
0 komentar:
Posting Komentar