Selama
awal dekade sejak berdirinya psikologi sebagai disiplin ilmu yang
formal, terdapat tiga aliran psikologi yang cukup populer. Aliran
yang pertama tidak bertahan lama dan segera dilupakan. Aliran kedua
juga tidak bertahan lama kemudian juga lenyap, namun tetap memiliki
pengaruh terhadap psikologi. Aliran ketiga tetap hidup hingga
sekarang, terlepas dari perdebatan seru mengenai apakah aliran ini
masih dapat digolongakan sebagai ilmiah.
Strukturalisme
Di
Amerika, ide-ide Wundt dipopulerkan dengan cara yang sudah
dimodifikasi sedemikian rupa oleh salah satu muridnya, E. B
Titchener (1867-1927) yang menyebutkan pendekatan Wunt dengan nama
strukturalisme, seperti Wunt, para strukturalis berharap dapat
menganallisis berbagai sensasi, gambaran, dan perasaan ke dalam
elemen-elemen dasar. Sebagai contoh, ketika seseorang diminta
mendengarkan bunyi metronom dan melaporkan secara pola (seperti. KLIK
klik klik KLIK klik klik). Meskipun semua bunyi klik dari sebuah
metronom tersebut pada kenyataannya sama. Atau seseorang juga bisa
diminta menguraikan semua komponen cita rasa yang berbeda-beda ketika
menggigit sebuah jeruk (manis, asam, basah, dan sebagainya).
Terlepas
dari program penelitian yang intensif, strukturalisme mengalami nasib
yang sama seperti kisah dinasaurus. Setelah anda menemukan
struktur-struktur pembangunan sensasi atau imaji dan bagaimana mereka
saling berkaitan, lalu apa? Bertahun-tahun kemudian, setelah
strukturalisme mati. Wolfgang Kohler (1959) teringat kembali tentang
bagaimana ia dan para rekan merespons hal itu ketika masih menjadi
mahasiswa: “apa yang dalu mengganggu kami adalah....dampaknya,
yaitu bahwa kahidupan manusia yang tampaknya begitu berwarna dan
sangat dinamis, ternyata sebenarnya hanyalah sesuatu yang
membosankan”
kepercayaan
strukturalisme pada introspeksi yang dilakukan oleh para partisipasi
juga menimbulkan persoalan bagi mereka. Terlepas dari pelatihan yang
telah diperoleh, para partisipan yang melakukan instropeksi itu kerap
memberikan laporan-leporan yang saling bertentangan antara satu sama
lain. Ketika ditanya gambaran apa yang muncul dalam benaknya ketika
mendengar kata segitiga,
kebanyakan responden menjawab bahwa mereka membayangkan suatu bentuk
visual yang mempunyai sudut-sudut sama, sedangkan responden lainnya
mengatakan melihat suatu bentuk tanpa warna yang melingkar dengan
satu sudut lebih besar daripada sudut yang lainnya. Sejumlah orang
bahkan mengaku bahwa mereka bisa memikirkan segitiga mengetahui
atribut mental apakah yang mendasar bagi sebuah segitiga.
Fungsionalisme
pendekatan
awal yang lain terhadap psikologi ilmiah adalah fungsionalisme yang
menekankan fungsi atau tjuan perilaku. Pendekatan ini berawal dengan
strukturalime yang senantiasa berusaha menganalisis dan
mendeskripsikan perilaku. Salah satu pemimpin fungsionalisme adalah
William Jame (1842-1910). seorang filsuf, dokter, sekaligus psikolog
Amerika. William James berpendapat bahwa pencarian struktura
pembangunan pengalaman, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Wundt
dan Titchener, adalah usaha yang sia-sia dan membuang waktu. Otak dan
pikiran terus-menerus berubah. Menurutnya. Ide-ide yang tetap atau
permanen-mengenai segitiga atau apa pun juga. Tidak muncul secara
berkala sebelum adanya “cahaya yang menyoroti kesadaran
“(“footlight of consciousness”). “upaya
untuk menangkap sifat dasar pikiran melalui instrospeksi”.
Sebagaimana yang ditulis oleh James (1890/1950), ibarat “menangkap
sesuatu yang berputar agar dapat melihat geraknya atau mencoba
menyalakan lampu secepat mungkin untuk dapat melihat seperti apakah
kegelapan itu”.
Bila
para strukturalisme memperlihatkan apa yang
terjadi organisme melakukan sesuatu. Para fungsionalime
mempermasalahkan bagaimana dan
mengapa . Mereka
sedikit terinspirasi oleh teori-teori evolusi dari ahli biologi tidak
sekedar mendeskripsikan gerakan berpendapat bahwa pekerjaan para ahli
biologi tidak sekedar mendeskripsikan gerakan membusungkan bagaimana
atribusi-atribusi ini dapat mendukung kelangsungan hidup. Apakah
hal-hal tadi membantu hewan untuk menarik pasangan, atau
menyembunyikan diri dari musuh? Demikian pula, para fungsionalisme
ingin mengetahui bagaimana berbagai perilaku dan proses mental yang
spesifik dapat membantu seseorang atau seekor hewan beradaptasi dan
proses mental yang spesifik dapat membantu seseorang atau seekor
hewan berpendapat dan proses mental yang spesifik dapat membantu
seseorang atau seeko hewan beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh
karena itulah para fungsionalis merasa bebas untuk mengambil dan
memilih di antara berbagai metode yang ada. Mereka juga memperluas
bidang psikologi dengan melakukan penelitian terhadap anak-anak,
hewan, pengalaman, religius, dan apa yang disebut oleh James sebagai
“The stream of consciousness” - sebuah
istilah yang masih digunakan berkat keindahannya dalam
mendeskripsikan cara pikiran mengalir, seperti sebuah sungai, yang
aliran airnya bergulung-gulung, kadang kala tenang, kadang kala
bergolak.
Sebagai sebuah aliran psikologi, fungsionalisme, seperti halnya
strukturalisme, tidak berusia panjang. Aliran ini kurang memiliki
teori atau program penelitian yang tepat, serta kurang mampu menarik
pengikut. Akhirnya penelitian tentang kesadaran dan konsep aliran ini
tidak dapat bertahan. Meskipun demikian, penekanan para fungsionalis
terhadap penyebab dan dapat bertahan. Meskipun demikian, penekanan
para fungsionalis terhadap penyebab dan konsekuensi perilaku telah
menentukan perjalanan psikologi sebagai suatu ilmu yang ilmiah.
Psikoanalisis
Abad
ke -19 juga diwarnai oleh perekembangan berbagai terapi psikologis.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat muncul gerakan yang sangat populer
dan tersebut luas yang disebut “Ming care”
yang berkembang dari tahun 1830 hingga 1900. “Mind cure”
merupakan usaha untuk mengoreksi “pikiran-pikiran yang salah”
yang membuat seseorang menjadi cemas, depresi, dan tidak bahagia
(Caplan, 1998). Gerakan mind cure merupakan
cikal bakal dari munculnya terapi kognitif modern (lihat Bab 17 di
buku Jilid 2)
Bentuk
terapi yang memiliki pengaruh terbesar secara mendunia selama hampir
satu abad ini berasal dari Vienna, Austria. Semetara para peneliti di
Eropa dan Amerika bekerja di Laboratorium, berjuang menempatkan ilmu
psikologi sebagai ilmu ilmiah. Sigmund Freud (1856-1939)., seorang
neurolog yang tidak dikenal, mendengarkan laporan pasien-pasiennya
mengenai depresi, kecemasan dan sejumlah, dan kebiasaan obesesif di
dalam ruangan kerjanya. Freud menjadi yakin bahwa banyak gelaja
pasiennya ternyata diakibatkan oleh penyebab mental dan bukan fisik.
Freud berkesimpulan bahwa penderitaan (distress)
yang mereka alami, terkait dengan konflik serta trauma emosional yang
terjadi di masa awal masa kanak-kanak dan hal itu terlalu menakutkan
untuk diingat secara sadar, misalnya hasrat seksual yang terlarang
terhadap orang tua.
Freud
berpendapat bahwa apa yang kita ketahui hanyalah puncak dan gunung es
mental. Di balik permukaan yang terlihat, terdapat bagian pikiran
yang tidak disadari, yang mengundang berbagai harapan, gairah, dan
rahasia yang menimbulkan perasaan bersalah, teriakan yang tidak
terucapkan, dan konflik antara hasrat dan kewajiban yang tidak
terungkap. Banyak di antara dorongan dan pikiran ini yang bersifat
seksual dan agresif. Kita tidak menyadarinya seiring dengan
tenggelamnya kita dalam kesibukan sehari-hari, meskipun berbagai
dorongan dan pikiran itu dapat muncul dalam mimpi. Kesalahan ucap
(slip of the tongue).
Ketidaksengajaan yang tampak, bahkan gurauan Freud (1905an) menulis,
“tidak ada orang yang dapat menyimpan rahasia. Jika lidahnya tidak
berbicara,melalui jari-jarinyalah ia akan berkata-kata, penghianatan
akan mengalir melalui setiap pori-porinya.”
ide-ide
Freud bukanlah sensasi sesaat. Buku pertamanya yang berjudul The
Interpretation of Dreams (1900/1953),
hanya terjual sebanyak 600 buah delapan tahun sejak dipublikasikan
untuk pertama kali. Namun demikian, ide-idenya akhirnya berkembang
menjadi teori kepribadian dan metode psikoterapi yang luas, yang
dikenal dengan psikoanalisis. Kebanyakan konsep Freud dulu, hingga
sekarang masih ditolak oleh para psikolog yang berorientasi empiris.
Meskipun demikian, konsep-konsep ini memiliki pengaruh yang besar
terhadap filsafat, dan seni abad ke-20. Kini, nama Freud sudah sangat
terkenal menyamai Einstein.
Sejak
awal berkembangnya filsafat, ilmu alam, dan kedokteran psikologi
telah berkembang menjadi disiplin ilmu yang kompleks yang memiliki
banyak spesialisasi, perspektif, serta metode. Dewasa ini, psikologi
telah menjadi sebuah keluarga besar. Para anggota keluarga ini
sama-sama memiliki nenek moyang yang sama dan ada banyak sepupu yang
telah bergabung. Meskipun demikian, ada beberapa “orang” yang
bertengkar dan ada enggan berbicara satu sama lain.
0 komentar:
Posting Komentar