Pada Bab 1 telah dikemukakan
bahwa keberbakatan mensyaratkan keterkaitan antar tiga faktor pribadi, yaitu
kemampuan umum (inteligensi), kreativitas , dan motivasi atau pengikatan diri
terhadap tugas. Banyak anak yang mempunyai potensi intelektual dan kreativitas
tinggi tidak berprestasi sesuai dengan potensi unggulannya karena kurang
motivasi untuk belajar.
Bagaimana orangtua dapat membantu
membina anak agar bermotivasi untuk belajar? Hal – hal yang perlu diperhatikan dan
di upayakan adalah (Shapiro, 1997):
- Ajarkan anak untuk mengharapkan keberhasilan. Jika orangtua mengharapkan lebih banyak daripada anak, anak juga akan mengharapkan lebih banyak dari dirinya sendiri.
- Sesuaikan pendidikan anak dengan minat dan gaya belajarnya. Anak tidak bermotivasi untuk belajar jika tidak ada hubungan antara dalam kehidupan sehari – hari. Bahan pelajaran baru betul – betul dipelajari jika siswa mengalaminya sebagai sesuatu yang berarti.
- Anak harus belajar bahwa diperlukan keuletan untuk mencapai keberhasilan. Anak harus belajar tidak hanya untuk melakukan hal – hal yang mudah dan yang disukai, tetepi juga kegiatan yang memaksa mereka bekerja sekuat tenaga. Anak harus belajar untuk tekun melanjutkan meskipun sulit. Dengan demikian mereka sebagai orang dewasa dapat bertahan dari rasa frustasi dan pekerjaan yang mungkin kurang menantang.
- Anak harus belajar menghadapi kegagalan. Keberhasilan akan dicapai anak jika ia belajar menerima kegagalan sebagai tantangan untuk terus menlanjutkan. Jonas Salk sebelum menemukan vaksin untuk polio menghabiskan 98% dari waktunya untuk melakukan tes yang tidak berhasil, namun ia pantang mundur. Kegagalan menyebabkan perasaan sedih, takut, dan marah, tetapi untuk dapat berprestasi baik, anak harus belajar menerima perasaan – perasaan itu, dan tetap berusaha sampai akhirnya berhasil.
Sumber: Kreativitas &
Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Prof Dr. S.C.
Utami Munandar. (Hal. 132 – 133).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar