Prinsip Pavlovian sulit diaplikasikan ke pendidikan kelas, meskipun prinsip itu ada. Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa setiap kali kejadian netral dipasangkan dengan kejadian bermakna, akan terjadi pengkondisian klasik; jelas, penyandingan seperti ini selalu ada di setiap waktu. Ketika suatu parfum yang sering dipakai oleh guru favorit pada suatu waktu di kemudian hari tercium lagi, bau itu akan mengingatkan kenangan pada sekolah; belajar matematika dala situasi yang menegangkan dan guru galak mungkin akan menyebabkan terus mungkin akan menyebabkan sikap negatif terhadap kegiatan menulis; mendapat pelajaran sulit di pagi hari mungkin menyebabkan ketidaksukaan kegiatan menulis; mendapat pelajaran sulit di pagi hari mungkin menyebabkan ketidaksukaan pada pelajaran jam pertama berkarier menjadi guru. Perasaan kecemasan yang dikaitkan dengan kegagalan di sekolah mungkin menimbulkan masalah di luar sekolah. Anda ingat bahwa efek Garcia menunjukkan bahwa aversi yang kuat terhadap suatu situasi dapat muncul apabila pengalaman negatif diasosiasikan dengan situasi itu. Jadi, hewan yang makan – makanan dan menjadi sakit akan menghindari makanan itu. Adalah mungkin jika pengalaman di kelas adalah buruk, murid yang punya sikap negatif terhadap pendidikan mungkin akan menyerang guru, merusak sekolah, atau berkelahi dengan murid lain untuk menyalurkan frustrasinya.
Meskipun pengaruh pengkondisian klasik di sekolah cukup kuat, pengaruh itu biasanya insidental. Tetapi prinsip pengkondisian klasik dapat dipakai dalam program pendidikan seperti dalam kasus Albert. Ketika teknik Pavlovian dipakai untuk memodifikasi perilaku, situasinya tampak menerupai brainwashing ketimbang pendidikan. Contoh dari prinsip Pavlovian yang digunakan untuk memodifikasi sikap adalah iklan televisi. Pengiklan menggunakan prosedur menyandingkan suatu objek (produk) dengan sesuatu yang lain (seperti kekayaan, kesehatan, kemudahan, seks, atau prestise). Secara bertahap, produk itu akan menyebabkan pemirsa menganggap produk itu membuat mereka akan merasa lebih sukses jika menghisap rokok merek X, menjadi lebih seksi karena mengendarai mobil merek tertentu, atau bahkan merasa lebih muda dan cantik karena menggunakan sampo mereka tertentu.
Sekali lagi, aspek “insidental” dari pendidikan ini jelas terjadi di sepanjang waktu di sekolah. Modifikasi sikap dan emosi terhadap berdasarkan pengkondisian klasik harus dilakukan dengan hari – hati agar mendapatkan program pendidikan yang benar – benar efektif.
Sumber: THEORIES OF LEARNING (Teori Belajar), Edisi Ketujuh. B. R. Hergenhahn. Mattahew H. Olson. (Hal. 220 – 221)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar