Pengertian nilai didefinisikan oleh banyak pakar dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Pengertian nilai juga ditemui dalam kebijakan berikut.
Pengertian nilai dari sudut
pandang dan disiplin ilmu, diambil dari buku Handbook of Administrative Ethic, yang diedit oleh Terry L. Cooper
dan Marcel Dekker (1994), antara lain:
- Arti umum: nilai merupakan inti dari pilihan moral, yang berkaitan dengan etika dalam administratif/manajemen; arti sempit: nilai – nilai merupakan sesuatu yang dianggap “baik”, “menyenangkan” atau “penting”, “manfaat”: arti luas: nilai merupakan semua yang dianggap baik, kewajiban, kebijakan, keindahan, kebenaran, dan luhur.
- Dari sudut antropologi: nilai adalah suatu konsepsi, eksplisit/implisit, berbeda di antara kelompok, yang dijadikan dasar untuk memilih cara, alat tujuan yang tersedia dalam bertindak (William Frankena):
- Dari sudut psikologi: nilai adalah pandangan metafisik/kepercayaan mikrokosmos tentang manusia, apa sebenarnya diri manusia itu, dan tindakannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain, sehingga mampu menilai untuk mengambil sikap dan menentukan perilakunya ( Clyde Kluckhohn).
- Dari sudut sosiologiI: nilai berciri pada kelompok dan merupakan tolak ukur nilai batin individu yang memerlukan tuntutan masyarakat (Erikson).
Harold F. Gortner dalam
makalahnya Values and Ethic, menyusun
klasifikasi nilai sebagai berikut:
- Nilai 0 nilai ekonomi, seperti rasional, ilmiah, efisiensi, nilai tertukar dengan materi, tujuan yang terukur, campur tangan minimal, dan tergantung kekuatan pasar:
- Nilai – nilai sosial, seperti kamanusiaan, keamanan, kenyamanan, keselarasan, efisiensi, kepraktisan
- Nilai – nilai demokratik, seperti kepentingan, kepatuhan, aktualisasi diri hak – hak minoritas, kebebasan/kemerdekaan, ketepatan;
- Nilai – nilai briokratik, seperti kemampuan teknik, spesialisasi, tujuan yang ditentukan, lugas dalam tindakan, rasional, atabilitas, tugas terstruktur.
- Nilai – nilai profesioanal, seperti keahlian, kewenangan, memutuskan, penolakan, kepentingan, pribadi, pengakuan/diakui masyarakat, komitmen kerja, kewajiban sosial manfaat bagi pelanggan, disiplin.
Nilai adalah
dasar pertimbangan yang berharga bagi seseorang atau organisasi untuk
menentukan sikap dan perilaku dalam menghadapi suatu masalah atau kejadian.
Dengan demikian, nilai adalah makna yang berfungsi:
- Memberikan tujuan, arti, kesenangan, dan nilai pada kehidupan untuk melakukan sesuatu.
- Mempermudah dalam membuat keputusan.
- Menentukan bagaimana kita melihat dan memahami persoalan.
- Memberi arti, makna, dan signifikansi pada masalah tertentu.
- Ada yang bersifat sesaat dan ada juga yang permanen (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI No. 25/KEP/M.PAN/4/2002)
Dari uraian
diatas, dapat disimpulkan nilai budaya kerja adalah pilihan nilai – nilai moral
dan etika yang diaggap baik dan positif, meliputi nilai sosial budaya positif
yang relevan, norma atau kaidah, etika, dan nilai kinerja produktif yang
bersumber dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai tersebut dipedomani
secara individual atau kelompok yang dapat meningkatkan produktivitas dan
kinerja dalam rangka pelaksanaan tugas penyelenggara pemerintahan pembangunan,
dan pelayanan masyarakat.
Sumber: PERILAKU ORGANISASI. Khaerul Umam. Pengantar : Prof Dr. Hendi Suhendi, M. Si. Dan Drs. Sahya Anggara, M. Si.
0 komentar:
Posting Komentar