Dalam melakukan konseling yang
merupakan bagian penting dari pendidikan semua orang, konselor menggunakan tiga
proses dasar: conselor (konseling), cosulting (konsultasi), dan coordinating (koordinasi) (Borgers dan
Treffinger, 1979).
Masalahnya adalah bagaimana
konselor dapat melayani kebutuhan anak berbakat kreatif melalui program konseling
yang reguler. Bagaimana konselor dapat menanggapi kebutuhan unik dari individu
melalui program komprehensif yang disusun dengan baik.
Pertama – tama yang penting bagi
konselor adalah kepekaan terhadap setiap kekuatan, baik eksternal maupun
internal, yang dapat menghambat atau membatasi perkembangan potensi individu.
Konselor hendaknya peka terhadap perbedaan individual dari pribadi – pribadi
kreatif.
Kedua, karena konselor
bertanggung jawab untuk menanggapi baik peubah internal maupun eksternal, perlu
ada keragaman pelayanan. Misalnya seorang konselor memberi konseling kepada
siswa kreatif untuk menghilangkan kendala internal seperti perasaan bahwa
dirinya berbeda, pada saat yang sama konselor berunding dengan guru bagaimana
menghilangkan atau mengurangi kendala eksternal, seperti lingkungan kelas yang
menghambat kebebasan siswa. Meskipun jenis pelayanan beragam, tetapi tidak
boleh bertentangan, karena semua mempunyai dasar falsafah yang sama, yaitu
membantu seseorang, entah secara langsung atau tidak langsung.
Ketiga, pemberian konseling
hendaknya bersifat mengembangkan dan proaktif daripada remedial dan reaktif.
Konseling yang bersifat mengembangkan dari individu yang sehat. Konselor
perkembangan berpusat pada kebutuhan yang berubah dan normal dari anak daripada
memberi intervensi krisis dan penyembuhan. Konselor memprakarsai kegiatan
daripada bereaksi terhadap apa yang terjadi. Misalnya konselor dapat memprakarsai
pelatihan dalam jabatan yang membantu meningkatkan kesadaran guru tentang
kemungkinan bahwa siswa berbakat kreatif menjadi bosan dengan kegiatan kelas
rutin. Dengan demikian guru dapat mengantisipasi daripada menunggu timbulnya
masalah.
Karena peran konselor pada
umumnya meliputi konseling, pemberian, dan koordinasi, masing – masing akan
dibahas berikut ini.
(1) Konseling
Konseling merupakan pelayanan
dasar untuk membantu orang dengan bekerja langsung dengan mereka secara
perorangan atau dalam kelompok kecil. Karena konseling merupakan pendekatan
untuk membantu siswa agar berkembang dan berubah, proses ini memberi banyak
kesempatan bagi siswa kreatif untuk mengenal dan menerima diri sendiri. Tujuan
konseling pada umumnya adalah perkembangan konsep diri yang positif,
memaksimalkan potensi, dan memperoleh pemahaman diri. Kegita tujuan konseling
itu sangat berguna bagi siswa kreatif. Konselor dapat membantu siswa membuat
tujuan ini lebih spesifik; misalnya, seorang siswa ingin mengungkapkan suatu
pandangan yang tidak populer tanpa perlu merasa tidak nyaman. Sebagaimana telah
dikemukakan, konselor dapat menghadapi siswa perorangan atau dalam kelompok
kecil, konseling dalam kelompok kecil bermakna dalam memberi kesempatan kepada
siswa untuk saling berinteraksi dan tumbuh secara pribadi dan sosial.
Kecuali, dengan siswa, konselor
dapat bekerja dengan orang – orang lain yang penting seperti orangtua dan guru.
Hubungan dengan mereka dapat bersifat konseling atau konsultasi, tetapi, lepas
dari jenis hubungan, yang penting adalah bahwa dengan bekerja dengan guru dan
orangtua, konselor secara tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan siswa dan
lingkungan rumah atau sekolah.
(2) Consulting
Consulting atau berunding dan
memberi nasihat merupakan cara berkomunikasi dan bekerja dengan orang – orang
yang penting dalam kehidupan siswa. Cara intervensi ini membantu siswa
berbakat. Konselor dapat berunding dengan guru dan orangtua untuk lebih
memahami kebutuhan dan potensi anak berbakat kreatif. Makin muda seorang anak,
makin penting pelayanan ini karena pengaruh lingkungan terhadap anak dan karena
ketidakmampuan anak untuk mengubah lingkungannya.
Konsultasi mendapat prioritas
tinggi dalam pelayanan penyuluhan karena kreatifitasnya yang sangat potensial.
Bidang konsultasi yang tidak langsung tetapi penting adalah mengenai iklim
sekolah. Melalui kerjasama dengan personalia sekolah, konselor dapat
mempengaruhi iklim sekolah yang menunjang perkembangan kreativitas. Mereka
dapat membantu mengupayakan lingkungan yang sesuai untuk gaya belajar unik dan
tingkat prestasi siswa kreatif. Konselor dapat bekerja dengan banyak kelompok,
termasuk masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kreativitas dipupuk sejak dini dan
memperoleh dukungan untuk program anak berbakat kreatif, atau konselor dapat
berunding dengan guru tentang penggunaan kegiatan bimbingan yang mendorong
hubungan antar teman sebaya yang lebih baik, dengan mengajar penerimaan diri
dan penerimaan orang lain.
(3) Koordinasi
Koordinasi juga merupakan fungsi
penting konselor. Fungsi ini sering merupakan pelayanan tidak langsung tetapi
dapat meningkatkan kesempatan bagi individu untuk belajar dan tumbuh, dan pasti
berpotensi mempengaruhi banyak orang. Konselor sering di minta untuk
mengkoordinasi antara lain perencanaan tujuan dan sasaran program bimbingan,
menguji di dalam kelas, dan pendidikan karier. Konselor tentu tidak mungkin
melakukan semua kegiatan ini, tetapi ia dapat memilih beberapa bidang di mana
ia dapat memperbaiki kondisi dan memberi pelayanan yang lebih luas kepada lebih
banyak orang.
Apakah melalui konseling,
pemberian konsultasi, atau koordinasi pada akhirnya konselor harus memilih
strategi yang terbaik bagi individu yang dilayani. Masalahnya adalah proses
mana yang paling efektif untuk membantu seseorang dalam situasi tertentu.
Ketiga pendekatan tersebut dapat saling melengkapi dan semuanya dapat
memudahkan proses membantu individu untuk membantu diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar