Rabu, 17 Juli 2013

HUBUNGAN ANTARA TERAPIS DAN KLIEN GESTALT

Sebagai terapi eksistensial, praktek terapi Gestalt yang efektif melibatkan hubungan pribadi antara terapis dan klien. Pengalaman – pengalaman, kesadaran dan persepsi – persepsi terapis menjadi latar belakang, sementara kesadaran dan reaksi – reaksi klien membentuk bagian muka proses terapi. Yang penting adalah terapis secara aktif berbagai persepsi – persepsi dan pengalaman – pengalaman saat sekarang ketika dia menghadapi klien di sini dan sekarang. Di samping itu, terapis memberikan umpan balik, terutama yang berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh klien melalui tubuhnya. Umpan balik memberikan alat kepada klien untuk mengembangkan kesadaran atas apa yang sesungguhnya mereka lakukan. Terapis harus menghadapi klien dengan reaksi – reaksi yang jujur dan langsung serta menantang manipulasi – manipuasi klien tanpa menolak klien sebagai pribadi. Terapis bersama klien perlu mengeksplorasi ketakutan – ketakutan, pengharapan – pengharapan karastrofik, penghambatan – penghambatan, dan penolakan – penolakan klien.

Perls (1969a), Polster dan Polster (1973(, dan Kempler (1973) dan kesemuanya menekankan pentingnya kepribadian terapis, tidak hanya teknik – teknik yang mereka miliki, sebagai bahan vital dalam proses terapi. Perls (1969a, hlm. 1) menentang orang – orang yang menggunakan teknik – teknik sebagai muslihat yang menghambat pertumbuhan klien dan yang menjadi merk terapi palsu”. Polster dan Polster (1972, hlm. 18 – 23) memeperingatkan bahwa jika terapis mengabaikan kualitas – kualitas pribadinya sebagai instrument dalam terapi, maka dia hanya akan menjadi seorang teknisi. Mereka menganjurkan penggunaan tingkah laku terapis yang berlingkup luas, dan memperingatkan bahaya dari tindakan mengidentifikasi terapi dengan teknik – teknik yang berlingkup terbatas. Mereka juga menganjurkan terapis untuk membangkitkan spontanitas diri dan menggunakan hubungan dengan klien sebagai teknik terapeutik. Kempler (1973, hlm. 261) menyebut hubungan yang aktual antara klien dan terapis sebagai inti dari proses terapeutik. Ia menentang “penggunaan taktik – taktik yang bisa menyembunyikan identitas nyata dari terapis di hadapan kliennya”. Kempler menandaskan bahwa penggunaan permainan peran bisa menjadi godaan bagi terapis untuk menjaga agar respons – respons pribadinya tetap tersembunyi. Meskipun mungkin bisa menjadi cara efektif, permainan peran itu bukanlah tujuan akhir terapi. Kempler juga menyebutkan bahwa teknik – teknik sering menjadi alat bantu yang bernilai bagi proses terapeutik, tetapi ia menekankan proses hubungan terapis dank lien dengan alas an bahwa kualitas hubungan terapis klien itu menentukan apa yang terjadi pada keduanya.


Sumber: Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Gerald Corey (Hal 131 -131)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar