Jumat, 26 Juli 2013

JENIS KELAMIN DAN GENDER

Kumpulan Materi - Bahan acuan yang sering digunakan untuk mengawali suatu pembahasan mengenai masalah jenis kelamin dan gender ialah buku ahli antropologi Margaret Mead mengenai seksualitas dan temperamen di tiga kelompok etnik di Papua Timur Laut (1965). Mengapa hasil penelitian Mead dianggap sedemikian penting? Karena Mead mengemukakan bahwa dalam sejarah kebudayaan masyarakat Barat dikenal perbedaan kepribadian laki – laki dan perempuan. Dalam klasifikasi tersebut (lihat Macionis, 1996) perempuan umumnya dikaitkan dengan ciri kepribadian tertentu seperti watak keibuan, tidak agresif, berhenti lembut, suka menolong, emosional, tergantung, memanjakan, peduli terhadap keperluan orang lain dan mempunyai seksualitas feminism. Laki – laki, di pihak lain, dikaitkan dengan ciri kepribadian keras, agresif, menguasai dan seksualitas kuat.

Namun dalam penelitiannya selama beberapa tahun di kalangan suku Arapesh yang tinggal di pegunungan, suku Mundugumor yang tinggal di tepi sungai, dan suku Tschambull yang tinggal di tepi danau, Mead menemukan bahwa klasifikasi tersebut ternyata tidak berlaku bagi ketiga kelompok etnik tersebut (lihat Mead, 1965). Menurut Mead, kepribadian kaum perempuan maupun laki – laki di kalangan suku Arapesh cenderung kearah sifat tolong – menolong, tidak agresif dan dorongan kuat kea rah kekuasaan. Pada suku Mundugumor, dipihak lain, baik laki – laki maupun perempuan diharapkan untuk berkepribadian agresif, perkasa dan keras disertai seksualitas kuat sedangkan kepribadian yang mengarah ke sifat keibuan dan watak melindungi hampir tidak Nampak. Sedangkan pada suku etnik Arapesh, menurut temuan Mead, dijumpai keadaan yang bertentangan dengan masyarakat Barat, karena di sana kaum perempuan justru bersifat menguasai sedangkan kaum laki – laki berkepribadian emosional dan kurang bertanggung jawab. Dari temuannya di lapangan mengenai tidak adanya hubungan antara kepribadian dengan jenis kelamin ini Mead menyimpulkan bahwa kepribadian laki – laki dan perempuan tidak tergantung pada factor jenis kelamin melainkan dibentuk oleh factor kebudayaan. Perbedaan kepribadian antarmasyarakat maupun antarindividu, menurut Mead, merupakan hasil proses sosialisasi,terutama pola asuhan dini yang dituntun oleh kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

Jenis Kelamin dan Gender

Hasil penelitian Mead tersebut mengantarkan kita ke pembahasan mengenai seks dan gender. Apa yang di maksudkan dengan kedua konsep tersebut, dan apa perbedaannya?

Jenis Kelamin

Konsep seks atau jenis kelamin mengacu pada perbedaan biologis antara perempuan dan laki – laki, pada perbedaan antara tubuh laki – laki dan perempuan. Sebagaimana dikemukakan Moore dan Sinclair (1995 : 117): “Sex refers to the biological differences between men and women, the result of differences in the choromosomes of the embryo”. Defines konsep seks tersebut menekankan pada perbedaan yang disebabkan oleh perbedaan kromosom pada janin. Dengan demikian, manakala kita berbicara mengenai perbedaan jenis kelamin maka kita akan membahas perbedaan biologis yang umumnya dijumpai antara kaum laki – laki dan perempuan, seperti perbedaan pada bentuk, tinggi serta berat badan, pada struktur organ reproduksi dan fungsinya, pada suara, pada bulu badan dan sebagainya. Sebagaimana dikemukakan oleh Kerstan (1995), jenis kelamin bersifat biologis dan dibawa sejak lahir sehingga tidak dapat berubah. Contoh yang diberikannya: hanya perempuanlah yang dapat melahirkan, hanya laki – lakilah yang dapat menjadikan seorang perempuan hamil.

Gender

Apa bedanya dengan konsep gender yang digunakan oleh sejumlah ilmuwan sosial? Menurut definisi (Giddens, 1989 : 158), konsep gender menyangkut “The psychological, social and cultural differences between males and females”. Perbedaan psikologis, sosial dan budaya antara laki – laki dan perempuan. Macionis (1996 : 240) mendefinisikan gender sebagai “The significance a society attaches to biological categories of female and male”—artinya penting yang diberikan masyarakat pada kategori bilogis laki – laki dan perempuan. Sedangkan Lasswell dan Lasswell (1987 : 51) mendefinisikan gender sebagai “The knowledge and awareness, whether conscious or unconscious, that one belongs to one sex and not to the other”—pada pengetahuan dan kesadaran baik secara sadar ataupun tidak, bahwa diri seseorang tergolong dalam suatu jenis kelamin tertentu dan bukan dalam jenis kelamin lain.

Kalau Giddens menekankan pada perbedaan psikologis, sosial dan budaya antara laki – laki dan perempuan, maka ahli lain menekankan pada perbedaan yang dikonstruksikan secara sosial (moored an Sinclair, 1995), perbedaan budaya, perilaku kegiatan sikap (Macionis, 1996), perbedaan perilaku (Horton dan Hunt, 1984 : 152), atau pada perbedaan biologis antara perempuan dan laki – laki, melainkan pada perbedaan psikologis, sosial dan budaya yang dikaitkan masyarakat antara laki – laki dan perempuan.

Contoh mengenai perbedaan gender ini dapat kita lihat, antara lain, pada suku Chambuli yang dipelhari Margaret Mead menemukan bahwa perbedaan psikologis antara laki – laki dan perempuan pada suku Chambuli berlawanan dengan apa yang biasanya dijumpai pada masyarakat Barat. Kaum laki – laki Chambuli bersifat pemalu bila berhadapan dengan orang laki - laki yang lebih tua dalam keluarganya, seperti orang tua atau kakaknya. Perasaan mereka sangat peka, bilamana perasaan mereka tersinggung mereka akan cenderung mengundurkan diri dari klannya dan pindah ke tempat tinggal kerabat dari klan lai. Cirri lain kaum laki – laki Chambuli ialah bahwa mereka pada umumnya merupakan seniman yang menguasai berbagai cabang kesenian seperti seni tari, seni rupa, seni rias, seni musik, dan seni pertunjukkan dan menganggap kesenian sebagai bagian terpenting dalam hidupnya.







Sumber: Pengantar SOSIOLOGI. Edisi Revisi. Kamanto Sunarto (Hal 109 – 110)

1 komentar:

  1. Reference list nya mana ya? Saya sempat coba research melalui Google Scholar, tapi semua citations dari penulis yang anda sebut bukan bersumber dari artikel / buku sosiologi yang membahas specifically mengenai topik ini, mohon konfirmasinya.

    BalasHapus