Kumpulan Materi - Gangguan – gangguan kepribadian atau watak pada hakikatnya harus dibedakan dari gangguan – gangguan mental lain karena gangguan – gangguan ini disebabkan oleh kekurangan pada struktur kepribadian dan bukan pada fungsinya. Pada umumnya, cacat struktural itu adalah pola tingkah laku tidak mampu menyesuaikan diri yang berlangsung lama dan cirinya ialah memperlakukan gangguan tingkah laku itu sendiri dan bukan pengalaman kecemasan subjektif atau perkembangan simtom – simtom mental atau emosional seperti yang terdapat pada gangguan – gangguan lain.
Di samping itu penting juga diketahui bahwa pada suatu saat kebanyakan di antara kita mungkin memperlihatkan beberapa simtom seperti yang terlihat pada gangguan – gangguan kepribadian. Misalnya, kita mungkin dependen, pasif, egosentrik, tidak emosional atau tidak merasa bersalah setelah melakukan suatu kesalahan. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa kita menderita salah satu gangguan – gangguan kepribadian tersebut. Ada tiga faktor yang memisahkan orang – orang yang mengalami gangguan – gangguan kepribadian dari orang – orang yang tidak mengalami gangguan – gangguan itu. Pertama, orang – orang yang mengalami gangguan – gangguan tersebut akan terus – menerus menggunakan tingkah laku – tingkah laku itu, sedangkah orang – orang yang tidak mengalaminya akan melakukannya hanyaa kadang – kadang saja. Kedua, orang – orang yang mengalami gangguan – gangguan kepribadian akan memperlihatkan tingkah laku yang lebih ekstrem. Misalnya, ada perbedaan antara sifat yang suka akan keteraturan dan kompulsif. Ketiga, orang – orang yang mengalami gangguan – gangguan kepribadian itu menderita masalah – masalah yang berat dan berlangsung lama.
Dalam bab ini dikemukakan tiga kelompok utama gangguan kerpibadian, yakni gangguan pola kepribadian, gangguan sifat kepribadian, dan gangguan kepribadian sosiopatik. Ciri – ciri utama dari kelompok gangguan sifat kepribadian sosiopatik adalah tingkah laku yang menentang tuntutan – tuntutan masyarakat atau sekurang – kurangnya tidak mau menuruti tuntutan – tuntutan tersebut. Meskipun dia mengalami perasaan tidak enak atau mengalami gangguan dalam hubungan antarpribadi, namun unsur yang sangat penting ialah tingkah lakunya tidak konformis. Kepribadian – kepribadian sosiopatik diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: gangguan kepribadian antisosial, gangguan seksual, ketergangungan dan penyalahgunaan zat dan akan dibahas dengan judul tersendiri. Harus dikemukakan di sini bahwa tidak semua tingkah laku yang demikian merupakan diagnosis kepribadian sosiopatik. Sering kali tingkah laku tersebut merupakan manidestasi sakit mental yang berat, seperti psikosis atau neurosis, atau juga sebagai akibat dari kerusakan atau penyakit otak organik.
Meskipun pengelompokan gangguan – gangguan kepribadian ini pada umumnya menggambarkan tingkah laku yang khas pada setiap kelompok, namun klasifikasi menjadi beberapa kelompok itu juga berdasarkan dinaminak perkembangan kepirbadian yang berbeda. Jadi meskipun diagnosis gangguan pola kepribadian, misalnya menggambarkan tipe tingkah laku tetapi juga menunjukkan jenis tertentu kekurangan perkembangan pada struktur kepribadian.
Perlu juga diketahui bahwa: (1) Kebanyakan individu yang menderita gangguan kepribadian tidak cukup sakit untuk dirawat di rumah sakit, dan walaupun tetap dirawat tetapi hanya dirawat sebagai pasen lain; (2) Banyak di antara orang – orang tersebut tidak menganggap diri mereka sakit, dengan demikian mereka tidak mencari perawatan; (3)Sejumlah besar individu tersebut dikurung seabgai narapidana oleh karena itu pada statistik mereka digabung sebagai penghuni lembaga – lembaga penjara.
Sumber: Kesehatan Mental 2. Yustinus Semiun, OFM ( Hal 17 -18)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar