Rabu, 22 Februari 2012

PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI (PROSES INTERNALISASI)


Proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggalkan Individu belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, napsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.

Manusia mempunyai bakat yang telah terkandungnya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, napsu, dan emosi dalam mengembangkan berbagai macam isi kepribadiannya itu sangat pengaktifan dan berbagai macam stimulasi yang berada dalam sekitaran alam dan lingkungan  sosial maupun budayanya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian seorang bayi  saat dilahirkan adalah perasaan puas dan tidak puas. Lingkungan yang berbeda dengan kandungan ibu memberi pengalaman tidak puas yang pertama kepada si individu baru itu. Baru setelah ia dibungkus selimut dan diberi kesempatan untuk menyusu, maka rasa tidak puas itu hilang. Kemudian setiap kali ia terkena pengaruh-pengaruh lingkungan yang menyebabkan rasa tidak puas tadi ia akan menangis, tetapi setiap kali diberi selimut dan susu (yang mendatang rasa puas tadi) ia merasa nyaman. Secara sadar si bayi telah belajar untuk tidak hanya mengalami, tetapi juga mengetahui cara mendatangkan rasa puas, yaitu dengan menangis.

Tiap hari dalam hidupnya berlalu, bertambah pengalamannya mengenai bermacam-macam perasaan baru, dan belajarlah ia merasakan kegembiraan, kebahagiaan, simpati, cinta, benci, keamanan, harga diri, kebenaran, perasaan-perasaan tersebut, juga berbagai macam hasrat, seperti hasrat untuk mempertahankan hidup, bergaul, meniru, tahu, berbakti, keindahan, dipelajarinya melalui proses internalisasi menjadi bagian kepribadian individu.

Sumber: Buku Pengantar Ilmu Antropologi. Prof. Dr. Koentjaraningrat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar