Rabu, 22 Februari 2012

MOBILITAS SOSIAL


Dalam sosiologi mobilitas sosial berarti perpindahan status dalam stratifikasi sosial; “Social mobility refers to the movement of group—up or down—within a social hierarchy” (Ransford, 1980:491). Mobilitas vertikal mengacu pada mobulias ke atas ke bawah dalam statifikasi sosial; pun ada apa yang dinamakan lateral mobility (lihat Gidden, 1989:229) yang mnegacu pada perpindahan geografis antara lingkungan setempat, kota dan wilayah.

Sebagaimana nampak dari definisi Ransford tersebut di atas, mobilitas sosial dapat mengacu pada individu maupun kelompok. Contoh yang diberikan Rasford mengenai mobilitas sosial individu ialah perubahan status seseorang dari seorang tukang menjadi seorang dokter; mobilitas sosial suatu kelompok terjadi manakala suatu minoritas etnik atau kaum perempuan mengalami mobilitas, misalnya mengalami peningkatan penghasilan rata-rata bila dibandingkan denga kelompok, minoritas. Ransford pun mengutip contoh yang diberikan Sorokin mengenai mobilitas kelompok, yaitu turunannya status suatu dinasti penguasa (lihat Ransford, 1980:492-493). Menurut Ransford mobilitas dapat terjadi pula pada kekuasaan, privilise, maupun prestise (lihat Ransford, 1980:492)

Suatu pokok bahasan yang banyak mendapatkan perhatian sosiologi ialah masalah mobilitas integenerasi dan mobilitas antaragenerasi. Mobilitas intergenerasi mengacu pada mobilitas sosial yang dialami seseorang dalam masa hidupnya; misalnya, dari status asisten dosen menjadi guru besar, atau dari perbedaan status yang mencapai seseorang dengan status orang tuanya; misalnya anak seorang tukang sepatu yang berhasil menjadi insinyur, atau anak menteri yang menjadi pedagang kaki lima. Suatu studi terhadap sejumlah dosen yang diteliti cenderung berpendidikan menengah, suatu petunjuk bahwa kalangan para dosen tersebut telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi, mengingat bahwa para dosen tersebut telah meraih pendidikan tinggi yang menentang mulai dari jenjang sarjana sampai ke jenjang Doktor (lihat Sunarti, 1980).

Suatu studi yang sering menjadi bahan acuan dalam bahasan mengenai mobilitas antargenerasi ialah penelitian Blau dan Duncan terhadap mobilitas pekerjaan di Amerika Serikat. Kedua ilmuan sosial ini menyimpulkan dari data mereka bahwa masyarakat Amerika merupakan masyarakat yang relatif terbuka karena di dalamnya telah terjadi mobilitas sosial vertikal antargenerasi, dan dalam mobilitas intra-generasi pengaruh pendidikan dan pekerjaan individu yang bersangkutan lebih besar daripada pengaruh pendidikan dan pekerjaan orang tua. Dengan perkataan lain, dalam tiap generasi pun telah terjadi peningkatan status anak sehingga melebihi status yang diduduki pada awal kariernya sendiri.

Pada masyarakat yang mempunyai sistem stratifikasi terbuka dimungkinkan. Meskipun dalam masyarakat demikian terbuka kemungkinan bagi setiap anggota masyarakat untuk naik-turun dala herarki sosial, dalam kenyataan mobilitas sosial antargenerasi maupun intragenerasi yang terjadi bersifat terbatas. Masih cukup banyak anggota masyarakatnya yang menduduki status yang tidak banyak berbeda dengan status sehingga melebihi status diduduki pada awal kariernya sendiri.

Pada masyarakat yang mempunyai sistem stratifikasi terbuka pengertian status dimungkinkan. Meskipun dalam masyarakat demikian terbuka kemungkinan bagi setiap dimungkinkan anggota masyarakat untuk naik-turun dalam herarki sosial, dalam kenyataan mobilitas sosial antargenerasi maupun intragenerasi yang terjadi tidak banyak berbeda dengan status orang tua mereka, dan selalu ada saja anggota masyarakat yang tidak berhasil meraih status sederajat dengan status yang pernah diduduki orang tuanya.

Sumber: Buku Ilmu Pengetahuan Sosial, Sosiologi. Pabundu Tika. Amin. Andi Sopandi. Mita Widyastuti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar