Dalam sosiologi mobilitas sosial berarti perpindahan status dalam stratifikasi sosial; “Social mobility refers to the movement of group—up or down—within a social hierarchy” (Ransford, 1980:491). Mobilitas vertikal mengacu pada mobulias ke atas ke bawah dalam statifikasi sosial; pun ada apa yang dinamakan lateral mobility (lihat Gidden, 1989:229) yang mnegacu pada perpindahan geografis antara lingkungan setempat, kota dan wilayah.
Sebagaimana nampak dari definisi
Ransford tersebut di atas, mobilitas sosial dapat mengacu pada individu maupun
kelompok. Contoh yang diberikan Rasford mengenai mobilitas sosial individu
ialah perubahan status seseorang dari seorang tukang menjadi seorang dokter;
mobilitas sosial suatu kelompok terjadi manakala suatu minoritas etnik atau
kaum perempuan mengalami mobilitas, misalnya mengalami peningkatan penghasilan
rata-rata bila dibandingkan denga kelompok, minoritas. Ransford pun mengutip
contoh yang diberikan Sorokin mengenai mobilitas kelompok, yaitu turunannya
status suatu dinasti penguasa (lihat Ransford, 1980:492-493). Menurut Ransford
mobilitas dapat terjadi pula pada kekuasaan, privilise, maupun prestise (lihat
Ransford, 1980:492)
Suatu pokok bahasan yang banyak
mendapatkan perhatian sosiologi ialah masalah mobilitas integenerasi dan
mobilitas antaragenerasi. Mobilitas intergenerasi mengacu pada mobilitas sosial
yang dialami seseorang dalam masa hidupnya; misalnya, dari status asisten dosen
menjadi guru besar, atau dari perbedaan status yang mencapai seseorang dengan
status orang tuanya; misalnya anak seorang tukang sepatu yang berhasil menjadi
insinyur, atau anak menteri yang menjadi pedagang kaki lima. Suatu studi
terhadap sejumlah dosen yang diteliti cenderung berpendidikan menengah, suatu
petunjuk bahwa kalangan para dosen tersebut telah terjadi mobilitas vertikal
antargenerasi, mengingat bahwa para dosen tersebut telah meraih pendidikan
tinggi yang menentang mulai dari jenjang sarjana sampai ke jenjang Doktor
(lihat Sunarti, 1980).
Suatu studi yang sering menjadi
bahan acuan dalam bahasan mengenai mobilitas antargenerasi ialah penelitian
Blau dan Duncan terhadap mobilitas pekerjaan di Amerika Serikat. Kedua ilmuan
sosial ini menyimpulkan dari data mereka bahwa masyarakat Amerika merupakan
masyarakat yang relatif terbuka karena di dalamnya telah terjadi mobilitas
sosial vertikal antargenerasi, dan dalam mobilitas intra-generasi pengaruh
pendidikan dan pekerjaan individu yang bersangkutan lebih besar daripada
pengaruh pendidikan dan pekerjaan orang tua. Dengan perkataan lain, dalam tiap
generasi pun telah terjadi peningkatan status anak sehingga melebihi status
yang diduduki pada awal kariernya sendiri.
Pada masyarakat yang mempunyai
sistem stratifikasi terbuka dimungkinkan. Meskipun dalam masyarakat demikian
terbuka kemungkinan bagi setiap anggota masyarakat untuk naik-turun dala
herarki sosial, dalam kenyataan mobilitas sosial antargenerasi maupun
intragenerasi yang terjadi bersifat terbatas. Masih cukup banyak anggota
masyarakatnya yang menduduki status yang tidak banyak berbeda dengan status
sehingga melebihi status diduduki pada awal kariernya sendiri.
Pada masyarakat yang mempunyai
sistem stratifikasi terbuka pengertian status dimungkinkan. Meskipun dalam
masyarakat demikian terbuka kemungkinan bagi setiap dimungkinkan anggota
masyarakat untuk naik-turun dalam herarki sosial, dalam kenyataan mobilitas
sosial antargenerasi maupun intragenerasi yang terjadi tidak banyak berbeda
dengan status orang tua mereka, dan selalu ada saja anggota masyarakat yang
tidak berhasil meraih status sederajat dengan status yang pernah diduduki orang
tuanya.
Sumber: Buku Ilmu Pengetahuan Sosial, Sosiologi. Pabundu Tika. Amin. Andi Sopandi. Mita Widyastuti.
Sumber: Buku Ilmu Pengetahuan Sosial, Sosiologi. Pabundu Tika. Amin. Andi Sopandi. Mita Widyastuti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar