Inseminasi buatan atau kawin
suntik merupakan perkembangan secara generatif. Inseminasi buatan biasanya
dilakukan pada sapi, kambing atau kerbau. Hewan yang akan diinseminasi buatan harus dipilih hewan yang sehat dan
bersifat unggul agar keturunan yang dihasilkan akan bersifat unggul pula.
Untuk melakukan inseminasi kita
harus mengetahui masa kawin hewan yang akan diinseminasi. Pada sapi, saat sapi
jantan akan mengawini betina terlebih dahulu spermanya ditampung. Kemudian
spermanya dimasukkan ke dalam alat inseminasi buatan yang disuntikkan ke dalam
alat kelamin betina yang akan dikawinkan. Sebelum alat inseminasi dimasukkan,
anus, dan usus besar sapi dibersuhkan dari kotoran. Jika sudah siap, orang yang
melakukan inseminasi juga harus mencuci tangannya. Selanjutanya, tangan
dimasukkan ke dalam anus untuk meraba kedudukan rahim agar posisi alat
inseminasi yang akan dimasukkan tepat. Setelah itu alat inseminasi dimasukkan
melalui vagina sapi betina sampai alat tersebut jika dilepaskan tidak jatuh.
Jika alat itu jatuh berarti posisinya tidak benar dan ini harus diulang.
Sesudah posisi alat inseminasi benar maka sperma disuntikkan perlahan-lahan.
Selesailah proses inseminasi.
Keuntungan dari inseminasi sperma
sapi jantan dapat dibekukan dan disimpan dan bila akan digunakan sperma dapat
dicairkan kembali. Dengan demikian, bila suatu peternakan memerlukan bibit
unggul untuk membuahi sapi betina, tidak perlu harus mendatangkan sapi pejantan
unggul. Melainkan cukup mendatangkan sperma sapi jantan unggul untuk inseminasi
buatan.
Sumber: Buku Biologi. Sumarwan. Sumartini, Kusmayadi.
Sumber: Buku Biologi. Sumarwan. Sumartini, Kusmayadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar