Pengklonaan atau cloning adalah proses untuk menghasilkan
keturunan yang identik dengan induknya secara aseksual. Proses ini sebenarnya
sudah lazim dilakukan dimasyarakat. Contoh paling sederhanadari pengklonaan
adalah setek yang sering dilakukan untuk perbanyakan tanaman singkong kultur
jaringan yang telah kita bicarakan sebenarnya juga merupakan salah satu bentuk
pengkonaan. Kultur jaringan mengambil begian dari induk yang kemudian akan
ditumbuhkan menjadi individu baru yang sama persis dengan individunya. Jadi,
sesungguhnya pengklonaan sudah lama dikenal untuk perbanyakan tanaman.
Pengkonaan untuk perbanyakan
Setelah berhasil
menumbuhkan individu baru tanaman dari jaringan, dilakukan percobaan untuk
menghasilkan individu baru tanaman dari satu sel. Percobaan ini berhasil
dilakukan pada tahun 1950 –an dengan menghasilkan satu tanaman wortel dari satu
sel akar wortel yang merupakan sel somatik. Keberhasilan pada tumbuhan ini
mendorong para ilmuan untuk melakukan percobaan yang sama pada sel hewan. Hal
ini tidak mudah karena kemampuan totipotensi sel hewan jauh lebih rendah bila
dibandingkan dengan sel tanaman. Ian
Wilmut dan Keith Cambell, dua
peneliti dari institut Roslin Skotlandia, berhasil melakukan klona pada domba.
Pada tanggal 5 Juli 1996 lahir seekor domba betina hasil pengklonaan yang
diberi nama dolly.
Pengklonaan
dilakukan dengan menyiapkan sel telur yang sudah diambil intinya lalu disatukan
dengan sel dewasa dari suatu organ tubuh, hasilnya ditanam di dalam rahim
seperti halnya embrio bayi tabung. Pada percobaan yang mereka lakukan, Wilmut
dan Campbell dapat meningkatkan totipotensi sel – sel kelenjar mamae domba
dengan menggunakan sitoplasma sel telur. Hasilnya adalah sel yang mampu
membentuk satu individu lengkap yang identik dengan induknya.
Setelah Dolly,
kemudian menyusul berbagai hewan menjadi bahan percobaan dalam proses
pengklonaan. Kucing pertama diberi nama CC. Baru – baru ini para ilmuwan telah
melakukan berbagai percobaan untuk mengklona kera.
Sampai saat ini
pengklonaan baru efektif diterapkan pada perbanyakan tanaman. Di masa depan,
mengklonaan sangat mungkin dilakukan pada hewan untuk memenuhi kebutuhan
pangan.
Pengklonaan untuk terapi
Selain untuk
perbanyakan, pengklonaan juga telah diujicobakan untuk terapi atau pengobatan.
Misalnya, pada penderita diabetes karena kekurangan insulin akibatnya rusaknya
rusak sel – sel pankreas. Sel – sel yang baru yang akan menggantikan sel rusak
dapat diperoleh dari pengklonaan. Pengklonaan ini dapat dilakukan dengan cara
yang mirip dengan pengklonaan Dolly.
Dolly bukanlah domba
klona yang pertama. Megan dan Morag adalah domba klona pertama yang berasal
dari embrio yang sama. Artinya yang satu adalah klona dari yang lain. Dolly
berbeda dari Megan dan Morag karena Dolly merupakan klona domba yang sudah
dewasa. Meskipun kelahiran Dolly dianggap sebagai kesuksesanbesar dibidang
bioteknologi dan teknologi reproduksi, Dolly ternyata mengidap berbagai
penyakit seperti layaknya domba lanjut usia ketika baru beranjak dewasa. Dolly
terpaksa disuntik mati karena beratnya penyakit yang dideritanya ketika baru
berusia 6 tahun, setelah dari usia domba biasa.
Pada pengklonaan
ini, sel telur diambil dari orang donor wanita sedangkan sel somatiknya berasal
dari resipien. Tujuan penggunaan sel somatik dari resipien adalah untuk
menghindari terjadinya penolakan oleh tubuh bila kelak sel – sel tersebut
dipindahkan (ditransplantasikan) ke dalam tubuh resipien.
Sel telur yang
sudah digabungkan (difusikan) dengan sel somatik itu kemudian dibiarkan
berkembang hingga mencapai tahap blastosis. Pada tahap inilah kemudian sel –
sel induk atau stem cells akan
diambil dan disuntikkan ke dalam jaringan pankreas yang rusak. Sel – sel baru
ini kemudian akan berdiferensiasi menjadi sel pankreas baru.
Penelitian ini
masih menjadi perdebatan karena setelah pengambilan sel – sel tersebut,
blastosis yang seharusnya dapat mendukung penelitian ini karena menjanjikan
pengobatan bagi banyak penyakit akibat kerusakan jaringan, seperti leukemia dan
kelumpuhan saraf.
0 komentar:
Posting Komentar