Masyarakat
luar negeri merupakan pelaku ekonomi yang sangat penting bagi ekonomi
suatu negara, disamping perusahaan (produsen), konsumen, dan
pemerintah. Hal itu berlaku juga untuk ekonomi Indonesia. Hubungan
Indonesia dengan masyarakat luar negeri antara lain terjadi melalui
perdagangan internasional. Dampak perdagangan internasional bagi
ekonomi indonesia antara lain sebagai berikut.
Fokus pada keunggulan
komparatif
Perdagangan
internasional mendorong negara-negara melakukan spesialisasi
produksi. Artinya, tiap negara harus memiliki kegiatan produksi yang
sesuai dengan kekhasan sumber daya yang dimiiliki. Dengan
spersialisasi itu berlaku juga bagi indinesia. Konsekuensinya,
ekonomi indonesia memusatkan diri pada perdayagunaan sumber daya yang
dimiliki agar dapat menjadi faktor produksi yang unggul.
Sumber
daya khas indonesia antara lain sumber dala alan yang kaya dan sumber
daya menusia dalam jumlh besar. Kegiatan utama produksi indonesia
sudah tentu terarah pada pemanfaatan secara optimal kedua ragam
sumber daya itu. Misalnya:
- Setiap daerah memiliki pusat-pusat kegiatan produksi yang sesuai dengan kekayaan sumber daya alamnya, seperti Kepulauan Riau dengan kekayaan laut serta tambangnya dan Kalimantan Timur dengan kekayaan hutan serta tambangnya.
- Sejak dini pendidikan di sekolah mengenalkan siswa akan kekayaan sumber daya alam di daerahnya masing-masing.
- Pembinaan tenaga kerja mengarah paad pembentukan tenaga kerja yang terdidik ataupun terlatih mengola sumber daya alam di daerahnya, seperti kepulauan terlatih mengoh sumber daya alam di daeranya, seperti Kepulauan Maluku membina tenaga ahli dan terampil di bidang mutiara, Pulau jawa membina sumber daya manusia di bidang pertanian.
Efisiensi dalam
Kegiatan Produksi
Kegiatan
produksi mengolah sumber daya nasional tentu membutuhkan biaya.
Kegiatan itu perlu mempertahatikan efisiensi. Artinya, biaya sumber
daya untuk menghasilkan suatu barang harus lebih murah dibadingkan
negara lain. Biaya produksi yang murah akan menghasilkan produk
dengan harga bersaing di pasar internasional. Misalnya, sepatu buatan
Vietnam, Thailand, dan Indonesia diminati di Eropa karena harganya
lebih murah ketimbang sepatu negara setempat.
Efisiensi
dalam kegiatan produksi mencakup efisiensi ekonomi dan efisiensi
teknologi.
- Efisiensi ekonomi: kegiatan produksi menghasilkan barang dan jasa melalui pengolahan berbagai faktor produksi dengan biaya produksi menimum. Efisiensi lebih ditekankan pada segi biaya.
- Efisiensi teknologi: kegiatan produksi menghasilkan barang dan jasa karena kemampuan mengolah kombinasi beragam faktor produksi. Efisiensi teknologi lebih ditekankan pada segi kombinasi terbaik berbagai faktor produksi.
Tantangan
Menghasilkan Produksi Berkualitas
Tersebarnya
produksi buatan luar negeri di pasar Indonesia sukar dibendung.
Keadaan itu menjadi tantangan untuk juga menghasilkan produksi yang
sama mutunya, bahkan lebih baik. Tertu saja produk yang dipilih
berdasarkan keunggulan komparatif yang dimiliki indonesia.
Pilihan
langkah untuk menghasilkan produk bermutu internasional antara lain.
- Melakukan penelitian secara kontinu terhadap produksi yang beredar serta kebutuhan pasar dunia.
- Mengembangkan teknologi secara efisiensi dan efektif. Artinya, dengan biaya yang diperhitungkan, diterapkan teknologi yang benar-benar diarahkan untuk pengembangan produk yang semakin berkualitas.
- Memasarkan produk Indonesia dalam berbagai momen, seperti pameran internasional, sebagai upaya perkenalan dan informasi keunggulan produk Indonesia.
- Menghadirkan citra Indonesia sebagai negara yang aman serta menjunjung tinggi profesionalisme dan persaingan sehat.
Peluang
Meningkatkan Ekspor
Kemampuan
secara tepat menentukan keunggulan komparatif serta keseriusan
menghasilkan produk berkualitas internasional pada gilirannya akan
membawa peningkatan jumlah ekspor. Barang (komoditas) ekspor asal
Indonesia umumnya dibedakan menjadi migas dan nonmigas.
- Ekspor migas: meliputi minyak bumi dan gas dengan negara tujuan utama Jepang, Singapura, China, Australia, dan Amerika Serikat. Dalam nilai US dollar, nilai ekspor migas selama tahun 2001-2002 terus menurun dibandingkan tahun 2000. nilai ekspor migas tahun 2001 sebesar US$5.713,7 juta, sedangkan tahun 2002 sebesar US$ 5.227,6 juta.
- Ekspor nonmigas: meliputi komoditas primer dan bukan primer Komoditas primer merupakan hasil pertanian (karet, the tembakau, udang, kopi, dan lada putih) dan pertambangan (tambaga dan timah putih). Sedangkan komoditas bukan primer merupakan hasil industri (pakaian jadi, tekstil, kayu lapis, barang elekstronik, dan pupuk).
Sumber:
Buku Ekonomi. Suyanto. Nurhadi
Trims
BalasHapus