Jumat, 09 Maret 2012

HUBUNGAN TIMBAL BALIK POSISI DAN PERANAN

Menurut D.C. Marsh, struktur sosial meliputi hubungan timbal balik antara posisi sosial atau status sosial dan peranan. Posisi sosial atau status sosial sama dengan kedudukan yang berarti tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial. Jadi, posisi atau kedudukan sosial merupakan tempat seseorang secara umum dalam hubungan dengan oran lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestise, serta hak dan kewajibannya. Posisi seseorang dapat bermacam-macam, seperti sebagai kepala keluarga, ketua rukun tetangga, dan kepala sekolah. Posisi tersebut, kemungkinan hanya ada satu orang. Namun, dari sekian banyak posisi tersebut kemungkinan hanya ada satu posisi yang dikenal akrab oleh masyarakat, misalnya sebagai kepala sekolah. Posisi tersebut dapat dirangkap oleh satu orang. Namun, dari sekian banyak posisi tersebut, kemungkinan hanya ada satu posisi yang dikenal akrab oleh masyarakat, misalnya sebagai kepala sekolah.

Peranan sosial merupakan aspek kewajiban sesuai kedudukannya. Posisi dan peranan tanpa dipisahkan karena ada saling ketergantungan. Tidak akan ada peranan tanpa adanya kedudukan. Sebaliknya, kedudukan tidak akan berarti jika tidak ada peranan. Misalnya, seorang pemimpin organisasi dipandang tidak cukup menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun, karena ia dipandang memiliki pengaruh dan kekayaan yang besar, ia tetap menduduki posisinya dan semua pekerjaannya dilakukan orang lain sehingga si pemimpin hanya menjadi pemimpin boneka.

Jika seseorang menduduki posisi dalam suatu masyarakat atau lembaga ada tiga peranan yang perlu dilakukan, antara lain sebagai berikut.

  1. Peranan yang menyangkut norma hubungan dalam posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peraturan membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. Misalnya, cara berpakaian siswa di sekolah maka kepala sekolah membuat peraturan tentang jenis dan bentuk pakaian seragam yang diwajibkan kepada siswa.
  2. Sebagai konsep tentang apa yang perlu dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai konsep organisasi. Misalnya, peraturan atau norma yang dibuat oleh kepala sekolah, dijadikan sebagai pedoman berpakaian dan berperilaku bagi siswa.
  3. Perilaku penting bagi struktur sosial masyarakat karena prilaku individu sangat mempangaruhi terbentuknya struktur sosial tersebut. Misalnya, perilaku yang sangat baik dari seorang pemimpin bisa dijadikan teladan bagi anggota masyarakatnya.

Hubungan antara posisi dan peranan dapat dibagi menjadi empat, antara lain sebagai berikut.

Kewenangan

seseorang yang mempunyai posisi dapat berperan apabila ada kewenangan. Kewenangan dapat diperoleh dari kejelasan norma dan kebijakan pemimpin. Misalnya, seorang jaksa yang menuntut warga masyarakat yang melakukan tindakan pidana.

Kekuasaan

untuk menjalankan peranan, diperlukan kekuasaan dalam posisi. Kekuasaan selalu ada dalam setiap masyarakat baik kecil maupun besar atau yang rumit susunannya. Meskipun kekuasaan selalu ada, namun tidak dapat dibagi rata kepada semua anggota masyarakat. Oleh karena itu, timbul makna pokok dari kekuasaan, yaitu kemampuan memengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan.

Penerapan kekuasaan bergantung pada hubungan antara pihak yang memiliki kekuasaan atau kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak lain yang menerima pengaruh, apakah berdasarkan kerelaan atau karena terpaksa.

Misalnya, pada suatu perusahaan, di mana kekuasaan untuk mengatur jalannya perusahaan dipercaya kepada karyawan yang lebih tua umurnya. Alasannya orang yang lebih tua mempunyai banyak pengalama, pengetahuan dan sebagainya. Kekuasaan seperti ini berdasarkan kepercayaan.

Kepemimpinan

kepemimpinan adalah kemampuan seseirang untuk memengaruhi orang lain. Posisi sebagai pemimpin dapat berjalan baik apabila dia dapat menjalankan peranannya. Misalnya, seorang kepala sekolah adalah pemimpin di sekolah. Kedudukannya sebagai kepala sekolah dapat berjalan dengan baik apabila dia dapat menjalankan pengembangan sekolah dan menetapkan peraturan di sekolah.

Interaksi Sosial

interaksi sosial memerlukan keseimbangan antara posisi dan peranan. Namun, dalam proses interaksi sosial kedudukan lebih dipentingkan daripada melaksanakan peranan sehingga terjadi hubungan yang timpang hanya mempunyai kewajiban.

Pada interaksi sosial posisi dapat menentukan peranan, sedangkan peranan berfungsi untuk melakukan interaksi dengan pihak lain. Misalnya, seorang yang memiliki posisi sebagai dokter, ketika menjalankan peranannya dia melakukan pekerjaan sosial, petugas laboratorium, dan perawat.

Sumber: ilmu pengetahuan sosial Sosiologi, Pabundu Tika. Ami. Andi Sopandi. Mita Widyastuti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar