Selasa, 06 Maret 2012

PROBLEM-PROBLEM YANG DIHADAPI PEMBENTUKAN TEORI-TEORI PSIKOLOGI SOSIAL


Kumpulan MateriSebagai ilmu yang tidak eksak (berbeda misalnya dengan fisika), penyusunan teori dalam psikologi sosial agar memenuhi kriteria teori yang baik yang tersebut di atas bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap teori yang disajikan dalam ini selalu mempunyai kelemahan-kelamahan tertentu. Akan tetapi, memang demikian keadaan perkembangan teori-teori dalam psikologi sosial sampai sekarang. Oleh karena itu, buku ini tidak bermaksud untuk mengevaluasi teori-teori, tetapi hanya bermaksud memperagakan berbagai teori yang ada dalam psikologi sosial.

Kesulitan-kesulitan dalam pembentukan teori psikologi sosial disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

Kesulitan dalam definisi, setiap teori memerlukan konsep-konsep. Setiap konsep perlu diberi istilah itu harus didefinisikan untuk menjelaskan maksud atau artinya. Istilah dapat diperoleh dari istilah sehari-hari, atau istilah yang sudah banyak digunakan. Cara ini menguntungkan karena mudah dikenal, artinya segera dapat ditangkap oleh pembacanya. Akan tetapi, kelemahan dari cara ini adalah bahwa banyak istilah yang mempunyai arti ganda atau artinya tidak begitu jelas atau tidak begitu tepat untuk situasi-situasi tertentu, misalnya istilah kebutuhan (need), dorongan (drive), dan motif yang maknanya sering dicampuradukkan. Untuk menghindari kelemahan dari istilah yang diambil dari perbedaraan istilah sehari-hari, ada sarjana-sarjana yang lebih suka membentk istilah sendiri, misalnya istilah syntality (kebersamaan atau keperibadian kelompok). Yang diciptakan oleh Cattell (1948). kelemahan dari cara ini adalah bahwa istilah yang dipilih lebih sukar didefinisikan (karena masih “asing” di telinga pembacanya) dan lebih sukar diingat. Oleh karena itu, usaha yang banyak dilakukan oleh para sarjana adalah membuat definisi operasional dari suatu istilah. Misalnya istilah “kepemimpinan”. Seorang disebut mempunyai kepemimpinan jika mendapatkan minimal sekian persen suara yang mendukungnya dalam suatu pemungutan suara. Akan tetapi definisi operasional ini juga mempunyai kelemahan, yaitu terlalu khusus, hanya berlaku dalam situasi tertentu sehingga sukar dilakukan generalisasi. Selain itu, ada kemungkinan bahwa setelah dioperasionalkan definisi itu tidak cocok lagi dengan konsep semula. 

Masalah reliabilitas data, setiap data yang digunakan dasar untuk menyusun teori seharusnya reliabel (dapat dipercaya kebenarannya). Akan tetapi, data yang reliabel sulit diperoleh dalampsikologi sosial karena faktor-faktro berikut ini: 

Faktor alat pengukur, jika dalam ilmu alam atau ilmu-ilmu kimia sudah dikenal alat-alat pengukur yang hampir 100 persen dapat dipercaya, dalam psikologi sulit sekali dibuat alat pengukur yang reliabel seperti itu. Skala sikap, misalnya, yaitu suatu alat pengukur sikap yang sudah dikembangkan selama lebih dari 40 tahun sampai sekarang hanya mencapai tingkat reliabilitas 0,75. 

Sumber data, dalam ilmu alam atau kimia, bahan-bahan penelitian dapat diperoleh dimana saja dan kapan saja dengan kualitas yang hampir sama asalkan sudah memenuhi kriteria tertentu. Dalam psikologi sosial, bahan penelitiannya adalah menusia yang walaupun dipilih berbasarkan kriteria tertentu, tetapi tidak bisa diperoleh bahan penelitian yang baku. Masalahnya, manusia di suatu tempat atau waktu tertentu bisa berbeda sekali dari manusia di tempat atau waktu yang lain. Ketidakcermatan atau ketidakjujuran dari penelitian bisa besar sekali pengaruhnya. Ketidakcermatan atau ketidakjujuran ini tidak mudah diketahui oleh penelitian lain kerena penelitian sosial pada umumnya tidak mudah diulang kembali oleh penelitian lain seperti halnya dengan ilmu alam. 

Pengendalian ekspeerimental, seperti telah diuraikan diatas, data yang memenuhi syarat untuk suatu teori adalh data yang diperolehdari pengamat dalam situasi yang terkontrol. Dengan perkataan lain, data diperoleh dari suatu eksperimen, dimana faktor-faktor (variabel-variabel) yang menetukan dikontrol oleh peneliti, akan tetapi, dalam psikologi sosial hal ini sulit dilakukan karena variabel-variabel yang berpengaruh hanyak sekali dan banyak di antaranya yang tidak diketahui. 

Ruang lingkup teori, kesulitan lain dalam pemebntukan teori psikologi sosial adalah menentukan ruang lingkup suatu teori seperti berikut ini: 

  1. Jangkauan penerapannya (comprehensiveness), yaitu untuk berapa banyak (macam) fenomena atau kepribadian teori ini darus dapat diterapkan. 
  2. Keterbatasan, yaitu sampai di mana perlu diberikan prasyarat pada kondisi dimana fenomena itu timbul agar suatu teori dapat dinyatakan berlaku. 
  3. Keumuman (generality), sampai dimana teori bisa diperlukan untuk mencakup situasi-situasi yang tidak tercakup dalam fenomena awal dijadikan dasar untuk penyusunan teori yang bersangkutan. 
  4. Penentuan jenis teori, kesulitan selanjutnya adalah menentukan jenis teori mana yang akan dipilih. Konstruktif atau principle ? Molar atau molekular? 



Sumber: Teori-teori psikologi sosial, Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono. 1983


Tidak ada komentar:

Posting Komentar