jelas
kiranya, bahwa yang menjadi sasaran psikodiagnostik adalah individu
atau subjek, atau secara umum kepribadiannya . Wujud nyatanya adalah
tingkahlakunya. Kepribadian itu banyak aspeknya. Kecerdasan atau
inteligensi, bakat, minat, juga termasuk aspek kepribadian, yang
biasa disebut aspek kognitif. Selain itu ada aspek kepribadian, yang
biasa disebut aspek kognitif. Selain itu ada aspek non-kognitif yang
menjadi sasaran psikodiagnostik adalah kepribadian individu dengan
bagian-bagiannya antara lain ialah:
- kecerdasan atau inteligensi.
- Bakat atau kemampuan khusus yang istimewa.
- Minat dan perhatian.
- Motif-motifnya.
- Keterampilan berbuatnya.
- Emosi-emosinya: kematangan dan kestabilannya.
- Cita-cita dan fantasinya.
- Kesosialannya atau hubungan interpersonal.
- Keakuannya.
- Inisiatif dan kreativitasnya.
- Daya tahannya.
- Daya analisisnya.
- Pengambilan keputusan.
- Rasa tanggungjawabnya.
- Kerjasamanya.
- Ketelitian kerja.
- Sistematika kerjanya.
- Ketahanan kerja.
- Seksualitasnya, dan lain-lainnya lagi.
Pendek
kata semua aspek psikologi dan keterampilan geraknya dapat diperiksa
dan diagnosie. Lalu, apakah tujuan psikodiagnostik itu? Yang menjadi
tujuan pemeriksaan psikologis atau psikodiagnostik pada dasarnya
adalah untuk mengucapkan aspek-aspek psikologis tertentu, dari
individu yang diperiksa. Selanjutnya, aspek-aspek psikologis tadi
perlu ditetapkan kualitas. Artinya, norma, supernormal, atau mendasar
dan rinci, tujuan psikodiagnostik adalah untuk mengadakan
klasifikasi, deskripsi, interpretasi dan prediksi.
- Klasifikasi bertujuan membantu mengatasi problem-problem yang berhubungan dengan:
- pendidikan, menyangkut masalah inteligensi, bakat, kesukaran belajar, penyesuaian diri, bimbingan, dan sebagainya.
- Perkembangan anak menyangkut hambatan-hambatan perkembangan baik psikis maupun sosial.
- Klinis, berhubungan dengan individu-individu yang mengalami gangguan psikis, baik yang ringan maupun yang berat.
- Industri, berhubungan dengan seleksi karyawan, promosi, dan permasalahan personal.
- Deskripsi (penggambaran pemasaran) sejalan dengan perkembangan psikologi dan makin matangnya profesi psikologi, maka tujuan pemeriksaan psikologis juga mengalami perubahan-perubahan dan kemajuan. Alat-alat tes tidak hanya digunakan untuk klasifikasi gangguan-gangguan psikis atau diagnose, tetapi lebih tertuju pada pendeskripsian atau pemahaman yang lebih intensif (mendalam) dari subjek. Karena tingkahlaku individu (kepribadiannya) dipandang sebagai produk dari aspek-aspek biologis, psikologis, dan sosial (sosiobiopsikologis), maka pemeriksaan psikologis bertujuan untuk memperoleh deskripsi keseluruhan mengenai individu dan ketiga aspek tersebut. Dalam masalah ini pemahaman mengenai diri individu tidak hanya diperoleh melalui teknik-teknik wawancara, observasi maupun tes psikologis, tetapi harus melibatkan aspek sosiobudaya dan fisik, sehingga lebih berorientasi pada proses interaksi pribadi dengan lingkungannya. Karena ruang lingkup yang ditangani psikolog meluas, maka berubahlah tujuan pemeriksaan psikologis atau psikodiagnostik. Sasaran psikodiagnostik tidak hanya individu-individu yang mengalami gangguan-gangguan psikis, tetapi meluas kepada orang-orang yang normal dan sehat. Mengapa terjadi begitu? Karena sekarang ini, psikodiagnostik lebih tertuju kepada penggambaran kategori-ketegori, yakni lebih ditekankan untuk mendapatkan deskripsi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian individu, motivasi, fungsi-fungsi intra psikis, abilitas bermasyarakat, kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelamahan; dinamika psikologis, penyesuaian dirinya, dan sebagainya lagi. Dengan bagitu, psikodiagnostik yang bertujuan untuk klasifikasi menjadi berkurang. Mulailah para psikolog memberikan perhatian yang sama kepada kelebihan-kelebihan (assets) dan kelemahan-kelamahan (liabilities) individu.
- Prediksi menjadi tujuan ketiga dari pemeriksaan psikologis, yakni untuk meramalkan atau memprediksikan perkembangan klien selamanya. Dengan data perolehan psikodiagnostik tadi, maka deskripsi klien menjadi makin lebih jelas, sehingga langkah-langkah untuk mentukan tindaklanjutnya dari hasil pemeriksaan psikologis tadi, dapat lebih cepat (mendekati). Misalnya, untuk lanjutan studi, pemilihan bidang pekerjaan (dalam penempatan karyawan/pegawai.) atau memberikan treatment (perlakuan) kepada klien yang mengalami gangguan-gangguan psikis. Dari uraian mengenai sasaran dan tujuan psikodiagnostik dapatlah dikemukakan fungsinya kegiatan tersebut, yakni mengukur perbedaan-perbedaan individu, sebab jika individu-individu itu sama, maka tidak perlu ada pengukuran psikologis. Dengan kata lain, fungsi psikodiagnostik adalah
- penjabaran dan pemanfaatan tes psikologis.
- Penyeleksian kualitas tingkahlaku dan kepribadian.
- Pengembangaan kepribadian dan klien selanjutnya.
Sumber: Buku Pengantar Psikodiagnostik. KiFudyartanta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar