Kumpulan Materi - Hubungan
terapeutik sangat penting bagi terapis eksistensial. Penekanan
diletakkan pada pertemuan antarmanusia dan perjalanan bersama
alih-alih pada teknik-teknik yang mempengaruhi klien. Isi pertemuan
terapi adalah pengalaman klien sekarang, bukan “masalah” klien.
Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran yang otentik difokuskan
kepada “di sini dan sekarang”. Masa lampau atau masa depan hanya
penting bila waktunya berhubungan langsung. Dalam menulis tentang
hubungan terapeutik, Sidney journey (1971) mengimbau agar terapis,
melalui tingkah lakunya yang otentik dan terbuka, mengajak klien
kepada keotentikan. Jourard meminta agar terapis membangun hubungan
Aki-Kamu, di mana pembukaan diri terapis yang spontan menunjang
pertumbuhan dan keotentikan klien. Sebagaimana dinyatakan oleh
Joerard (1971), hlm. 142-150), “memanipulasi melahirkan
kontramanipulasi. Pembukaan diri melahirkan pembukaan diri pula”.
Ia juga menekankan bahwa hubungan terapeutik bisa mengubah terapis
sebagaimana ia mengubah klien. “Hal itu berarti bahwa siapa yang
menginginkan ada dan pertumbuhan tidak berubah, tidak perlu menjadi
terapis”.
Jourard
adalah satu contoh yang baik tentang seorang terapis yang
mengembangkan gaya diri yang berorientasi humanistik. Ia menunjukkan
bahwa menjadi unik, otentik, dan menggunakan tenik-teknik yang
beragam dalam kerangka humanistik adalah suatu hal yang mungkin.
Terapis mengundang klien untuk tumbuh dengan mencontoh tingkah laku
yang otentik. Terapis mampu menjadi jernih ketika kejernihan itu
diperlukan dalam hubungan terapeutik, dan dengan kemanusiawiannya dia
menstimulasi klien untuk mengetuk potensinya ke arah yang nyata
(reaness). Jourard (1971,
hlm. 146)) mengurangikan evaluasinya sendiri sebagai seorang terapis
dalam bukunya yang berjudul The Transparent Self:
“Tingkah laku saya sebagai seorang terapis telah berubah secara
perlahan tetapi radikal selama beberapa tahun. Saya menjadi pendengar
terbaik di antara yang pernah saya alami, bahkan barangkali lebih
baik. Kesanggupan saya untuk memberikan empati dan penilaian saya
yang menyeluruh sekarang lebih besar dibanding dengan yang saya
miliki sebelumnya. Saya merefleksi perasaan-perasaan dan isi
sebagaimana yang saya lakukan, tetapi itu dilakukan hanya apabila
saya ingin agar klien mengetahui apa yang saya dengar daripadanya.
Akan tetapi, kadang-kadang tahu-tahu saya memberikan saran, mengajari
tertawa, menjadi marah, menafsirkan, menceritakan khayalan-khayalan
sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan.....Pendek kata, melakukan
apa saja yang timbul dari diri saya sepangjang pertemuan sebagai
orang tanggapan terhadap orang lain. Perubahan ini bisa berarti bahwa
saya tumbuh sebagai pribadi dan sebagai terapis atau berarti bahwa,
melalui kekurangan pengawasan yang ketat, saya tetap mendiskusikan
pekerjaan saya dengan rekan-rekan, dan saya tidak terisolasi.”
Jourand tetap berpendapat bahwa jika terapis menyembunyikan diri
dalam pertemuan terapi, maka dia dalam tingkah laku tidak otentik
yang sama dengan menimbulkan gejala-gejala pada diri klien. Menurut
Jourard, cara untuk membantu klien agar menemukan dirinya yang sejati
serta agar tidak menjadi asing dengan dirinya sendiri adalah, terapi
secara spontan membukakan pengalaman otentiknya kepada pada saat yang
tepa dalam pertemuan terapi. Hal itu bukan bahwa terapis harus
mengehentikan penggunaaan teknik-teknik, diagnosis-diagnonis, dan
penilaian-penilaiannya, melakukan terapi harus sering menyatakan atau
menyampingkan kepada klien dia tidak ingin mengungkapkan apa yang
dipikirkan atau dirasakannya.
Sumber: Buku Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Gerald
Corey
0 komentar:
Posting Komentar