Sabtu, 21 April 2012

MANUSIA SEKARANG ATAU HOMO SAPIENS


Bekas-bekas homo sapiens yang tertua juga terkandung dalam lapisan-lapisan Pleistosen, Muda, yang berarti bahwa makhluk itu hidup pada akhir Kala Glasial terakhir, atau kurang lebih 80.000 tahun yang lalu. Lapisan-lapisan bumi yang terjadi dalam akhir dan sesudah Kala Glasial terakhir, memang tidak lagi mengandung fosil manusia yang berbeda bentuknya dari manusia sekarang. Mulai zaman setelah itu, yaitu Zaman Holosen, semua penemuan fosil manusia ditemukan bersama bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukkan ditemukan bersama bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukkan perbedaan keempat bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukkan perbedaan keempat ras pokok yang pada saat itu menduduki muka bumi ini, yaitu: (a) ras Australoid yang terlampir kandas dan kini sisa-sisanya masih hidup di daerah pedalaman Benua Australia; (b) ras Mongoloid yang kini malahan merupakan ras yang paling besar jumlahnya dan yang paling luas daerah penyebarannya; (c) ras Kaukasoid yang kini terbesar terutama di Eropa, Afrika di sebelah utara Gurun Sahara, di Asia Barat Daya, di Australia, dan benua Amerika Utara dan Selatan; (d) ras Negroid yang kini mendudud Benua Afrika sebelah selatan Gurun Sahara.

Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan ciri-ciri ras Australoid adalah makhluk yang fosilnya ditemukan di dekat desa Wajak di Lembah Sungai Brantas, dekat Tulungagung, Jawa timur bagian selatan, dalam lapisan bumi Pleis tosen Muda. Fosil tersebut, yang disebut homo wajakensis, diperkirakan hidup kira-kira 40.000 tahun yang lalu. Manusia wajak itu rupa-rupanya tersebar di daerah daratan Sunda, ketika daerah itu belum seluruhnya terbenam air. Karena itu ada beberapa fosil bekas manusia yang menyerupai manusia wajak yang kini ditemukan di daerah-daerah yang terbesar luas, yaitu Gua Tabun di Palawan (Filipina), dan di Niah (Malaysia). Teuku Jacob mengajukan teori bahwa daerah yang sekarang menjadi papua (Irian), telah berkembang dari ras wajak ini suatu ras khusus yang menjadi nenek moyang penduduk asli Australia sekarang, yang merupakan sisa-sisa hidup dari Australia. Penyebaran di Irian ke Australia ini mungkin terjadi karean waktu itu laut antara Benua Australia dan Irian belum ada. Dari ras wajak yang menyebar sampai Irian itu, menurut perkiraan Teuku Jacob juga berkembang ras khusus lain yang menjadi penduduk Irian dan penduduk Kepulauan Melanesia masa kini.

Makhluk manusia homo sapinens yang pertama-tama menunjukkan ciri-ciri ras Mongoloid adalah makhluk yang fosilnya ditemukan dekata Gua Cho Koutien, tempat ditemukan fosil pithecanthropus pekinensis. Homo sapinets pekinensis ini, yang merupakan nenek moyang dari semua ras khusus Mongoloid di Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Tengah, Asia Utara, Asia Timur Laut, dan Benua Amerika Utara dan Selatan, dianggap hidup kira-kira sezaman dengan homo wajakensis di Asia Tenggara; yaitu di antara 40.000 hingga 30.000 tahun yang lalu, dan dianggap telah berevolusi langsung dari tahun yang lalu, dan dianggap telah berevolusi langsung dari pithecanthropus pekin.

Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan ciri-ciri ras Kaukasoid adalah makhluk yang fosilnya ditemukan dekat desa Les Eyzies di Prancis. Dalam dunia ilmu paleoantropologi, fosil itu terkenal dengan nama homo sapins cromagnon, dan dianggap neneka moyang penduduk Eropa sekarang, yang hidup di Eropa dalam zaman yang lebih tua daripada homo sapins pekinensis yaitu, kira-kira 60.000 tahun yang lalu.

Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan ciri-ciri ras Negoid adalah makhluk yang fosilnya ditemukan di tengah-tengah Gurun Sahara, di dekat Asselar, kira-kira 400 km sebelah Timur Laut Timbuktu. Menurut para ahli paleonatropologi, makhluk homo sapiens asselar ini, yang dianggap nenek moyang dari ras Negroid, hidup hanya kira-kira 14.000 tahun yang lalu. Ras Negroid kini dianggap sebagai ras manusia yang paling muda.

Semua fosil yang dikemukakan di Benua Amerika adalah fosil homo sapiens dari khusus Mongoloid Amerika. Fosil yang paling terkenal di antaranya adalah fosil dari Tapexpan dan fosil wanita yang digali di Minnesota, yang umumnya tidak lebih dari dan 20.000 tahun

Sumber: Buku Pengantar Ilmu Antropologi. Prof. Dr. Koentjaraningrat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar