Apabila para konselor menangani resistensi-resistensi dan pertahanan-pertahanan, maka pemahaman atas sifat dan fungsi pertahanan-pertahanan ego menjadi penting. Mekanisme-mekanisme pertahanan ego membantu individu mengatasi kecemasan dan mencegah terlukanya ego. Mekanisme-mekanisme pertahanan ego itu tidak selalu patologis dan bisa memiliki nilai penyesuaian jika tidak menjadi suatu gaya hidup untuk menghindari kenyataan. Mekanisme-mekanisme pertahanan yang digunakan oleh individu bergantung pada taraf perkembangan dan derajat kecemasan yang dialaminya. Mekanisme-mekanisme pertahanan sama-sama memiliki dua ciri: menyangkal atau mendistorsi kenyataan, dan beroperasi pada taraf tak sadar. Teori Freud adalah model pengurangan ketegangan atau sistem homeostatis. Berikut ini penjabaran-penjabaran singkat mengenai beberapa bentuk mekanisme pertahanan ego.
Penyangkalan
Penyangkalan adalah pertahanan melawan kecemasan dengan “menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam. Individu menolak sejumlah aspek kenyataan yang membangkitkan kecemasan. Kecemasan atas kematian orang yang dicintai, misalnya, sering dimanifestasikan oleh penyangkalan terhadap fakta kematian. Dalam peristiwa-peristiwa tragis seperti perang atau bencana-bencana yang lainnya, orang-orang sering berkecenderungan membutakan diri terhadap kenyataan-kenyataaan yang terlalu menyakitkan untuk diterima.
Proyeksi
Proyeksi adalah mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima oleh ego kepada orang lain. Seseorang melihat pada diri orang lain hal-hal yang tidak disukai dan ia tidak bisa menerima adanya hal-hal itu pada diri sendiri. Jadi, dengan proyeksi, seseorang akan mengutuk orang lain karena “kejahatannya” dan menyangkal memiliki dorongan jahat seperti itu. Untuk menghindari kesakitan karena mengakui bahwa di dalam dirinya terdapat dorongan yang dianggapnya jahat, ia memisahkan diri dari kenyataan ini.
Fiksasi
Fiksasi maksudnya adalah menjadi “terpaku” pada tahap-tahap perkembangan yang lebih awal karena mengambil langkah ke tahap selanjutnya bisa menimbulkan kecemasan. Anak yang terlalu bergantung menunjukkan pertahanan berupa fiksasi; kecemasan menghambat si anak belajar mandiri.
Regresi
Regresi adalah melangkah ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutan-tuntutan tidak terlalu besar. Contohnya, seorang anak yang takut sekolah memperlihatkan tingkah laku infantil seperti menangis, mengisap ibu jari, bersembunyi, dan menggantungkan diri pada guru. Atau, ketika adiknya lahir, seorang anak kembali menunjukkan bentuk-bentuk tingkah laku yang kurang matang.
Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah menciptakan alasan-alasan yang “baik” guna menghindarkan ego dari cedera; memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan. Orang yang tidak memperoleh kedudukan mengemukakan alasan, mengapa dia begitu senang tidak memperoleh kedudukan yang sesungguhnya diinginkannya. Atau, seorang pemuda yang ditinggalkan kekasihnya, guna menyembuhkan ego-nya yang terlukan ia menghibur diri bahwa si gadis tidak berharga dan bahwa dirinya memang akan menendangnya.
Sublimasi
Sublimasi adalah menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang secara sosial lebih dapat diterima bagi dorongan-dorongannya. Contohnya, dorongan agresif yang ada pada seseorang disalurkan ke dalam aktivitas bersaing di bidang olah raga sehingga di amenemukan jalan bagi pengungkapan perasaan agresifnya, dan sebagai tambahan dia bisa memperoleh imbalan apabila berprestasi di bidang olah raga itu.
Displacement
Displacement adalah mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau. Seorang anak yang ingin menendang orang tuanya kemudian menendang adiknya atau, jika adiknya tidak ada, menendang kucing.
Displacement adalah mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau. Seorang anak yang ingin menendang orang tuanya kemudian menendang adiknya atau, jika adiknya tidak ada, menendang kucing.
Represi
Represi adalah melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasan; mendorong kenyataan yang tidak bisa diterima kepada ketasadaran, atau menjadi tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan. Represi, yang merupakan salah satu konsep Freud yang paling penting, menjadi basis bagi banyak pertahanan ego lainnya dan bagi gangguan-gangguan neurotik.
Represi adalah melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasan; mendorong kenyataan yang tidak bisa diterima kepada ketasadaran, atau menjadi tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan. Represi, yang merupakan salah satu konsep Freud yang paling penting, menjadi basis bagi banyak pertahanan ego lainnya dan bagi gangguan-gangguan neurotik.
Formasi reaksi
Formasi rekasi adalah melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar; jika perasaan-perasaan yang lebih dalam menimbulkan ancaman, maka seseorang menampilkan tinkah laku yang berlawanan guna menyangkal perasaan-perasaan yang bisa menimbulkan ancaman itu. Contohnya, seorang ibu yang memiliki perasaan menolak terhadap anaknya, karena adanya perasaan berdosa, ia menampilkan tingkah laku yang sangat berlawanan, yakni terlalu melindungi atau “terlalu mencintai” anaknya. Orang yang menunjukkan sikap menyenangkan yang berlebihan atau terlalu baik boleh jadi berusaha menutupi kebencian dan perasaan-perasaan negatifnya.
Sumber: Buku Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Gerald Corey
Formasi rekasi adalah melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar; jika perasaan-perasaan yang lebih dalam menimbulkan ancaman, maka seseorang menampilkan tinkah laku yang berlawanan guna menyangkal perasaan-perasaan yang bisa menimbulkan ancaman itu. Contohnya, seorang ibu yang memiliki perasaan menolak terhadap anaknya, karena adanya perasaan berdosa, ia menampilkan tingkah laku yang sangat berlawanan, yakni terlalu melindungi atau “terlalu mencintai” anaknya. Orang yang menunjukkan sikap menyenangkan yang berlebihan atau terlalu baik boleh jadi berusaha menutupi kebencian dan perasaan-perasaan negatifnya.
Sumber: Buku Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Gerald Corey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar