Minggu, 08 April 2012

RINGKASAN KONSEP-KONSEP UTAMA ALFRED ADLER

Pandangan Tentang Sifat Manusia

Manusia dimotivasi terutama oleh dorongan-dorongan sosial. Pria dan wanita adalah makhuk sosial dan masing-masing orang dalam berelasi dengan orang lain mengembangkan gaya hidup yang unik. Adler menekankan determinan-determinan sosial kepribadian, bukan determinan-determinan seksual. Pusat kepribadian adalah kesadaran, bukan ketaksadaran. Manusia adalah tuan, bukan korban dari nasibnya sendiri.


Inferioritas Dasar dan Kompensasi

Manusia didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi inferioritasnya yang inheren serta untuk mencapai superioritas. Tujuan hidup adalah kesempurnaan, bukan ksenangan. Adler menekankan bahwa setiap orang memiliki perasaan rendah diri. Anak (karena ukuran dan ketidakberdayaaannya) merasa rendah diri. Individu berusaha mengatasi ketidakberdayaaannya itu dengan berkompetensi, yakni mengembangkan gaya hidup yang memungkinkan tercapainya keberhasilan.


Usaha Untuk Mencapai Superioritas

Orang mencoba mengatasi inferioritas dasarnya dengan mencari kekuasaan. Dengan berusaha untuk mencapai superioritasnya, ia ingin mengubah kelemahan dengan kekuatan atau mencoba keunggulan pada suatu bidang kompensasi di bidang-bidang lain.


Gaya Hidup

Konsep gaya hidup menerangkan keunikan setiap individu. Setiap individu memiliki gaya hidupnya sendiri dan tidak ada dua orang yang memiliki gaya hidup yang persisi sama. Dalam usahanya untuk mencapai superioritas, sebagian orang mengembangkan intelektual, sebagian orang yang lainnya mengembangkan bakat seninya, sedangkan sebagai orang yang lainnya lagi mengembangkan bakat olah raga, dan seterusnya. Gaya hidup individu dibentuk pada masa kanak-kanak sebagai kompensasi bagi interioritasnya dalam hal tertentu.


Pengalaman-Pengalaman Masa Kanak-Kanak

Adler menekankan jenis-jenis pengaruh awal yang menyebabkan anak mengembangkan gaya hidup yang keliru. Susunan dakam keluarga bisa memperkuat perasaan rendah diri pada anak. Anak sulung yang diberi perhatian yang banyak sampai anak kedua lahir memiliki kemungkinan menjadi demikian dilemahkan oleh kejatuhan dari kekuasaan sehingga dia bisa mengembangkan kebencian kepada orang lain dan merasa diri tidak aman. Anak kedua memiliki kemungkinan berjalan dibawah bayangan kakaknya yang ingin digantikannya. Anak bungsu cenderung menjadi manja dan takut bersaing dengan kakak-kakanya. Sedangkan anak tunggal cenderung dimanjakan oleh orang tuanya dan memiliki kemungkinan menghabiskan sisa hidupnya dengan usaha memperoleh kembali kedudukan yang menyenangkan.


Buku utama: The Practice and Theory of Individual Psychology (1927)




Sumber: Buku Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Gerald Corey

Tidak ada komentar:

Posting Komentar