PKC berkuasa dalam tahun 1949 dengan suatu keyakinan bahwa mobilitas dan perjuangan adalah merupakan inti dari politik. Sifatr-sifat seperti militer-antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan, dan usaha, bersama-mendapatkan nilai yang tinggi. Bagi elite PKC, politik bukanlah semata-mata merupakan persoalan kompetensi politik secara damai atau pengelolaan sumber-sumber daya materi, tetapi merupakan usaha untuk memobilitasasikan dan menggiatkan sumber-sumber daya manusia dalam suatu keadaan yang kritis.
Berhubungan erat dengan tema-tema ini adalah konsep “garis massa” (mass line) dalam kepartaian, suatu prinsip pokok PKC yang berasal dari keadaan-keadaan yang dihadapi ketika berjuang merebut kekuasaan. Garis massa, yang merupakan unsur pokok Maoisme, barangkali merupakan konsep yang paling rumit dan menyeluruh dalam doktrin PKC. Dalam satu dimensi, konsep ini merupakan suatu pengakuan akan kenyataan bahwa suatu gerakan tidak saja, tetapi tergantung pula pada dukungan, integrasi, penyelidikan pangan, calon-calon anggota baru, dan keterampilan administratif yang bisa disumbangkan oleh masyarakat bukan anggota partai.
Dalam dimensi kedua, garis massa itu mempunyai fungsi pengendalian atas tingkah laku kaum birokrat dan intelektual. Dengan menegaskan bahwa para pejabat harus berinteraksi dengan massa, PKC bertujuan meniadakan penyelewengan-penyelewengan dan menciptakan jenis birokrat baru, dengan mempercayakan tugas-tugas administratif kepada kelompok-kelompok rakyat, maka diharapkan bisa mengurangi atau melemahkan struktur birokrasi. Yang terakhir, garis massa dengan anjuran-anjuran “makan, hidup,bekerja, dan berkonsultasi dengan massa”, adalah ungkapan dari rasa senasib yang dikembangkan selama periode Soviet, mengarahkan perjuangan yang berorientasi pada petani, karena golongan Komunis Cina tidak dapat berbicara tentang dukungan atau kewajiban rakyat tanpa berbicara tentang golongan petani.
Gagasan tentang “percaya pada diri sendiri” merupakan unsur lain dalam gaya politik PKC yang selama ini berhasil menciptakan kekuatan besar. Kondisi-kondisi yang mendorong timbulnya gagasan seperti itu adalah terosolasinya daerah-daerah pangkalan komunis secara geografis, ekonomis, dan politik sejak tahun 1927 sampai tahun-tahun berikutnya. Setiap daerah pangkalan harus berdiri di atas kaki, sendiri, mati hidupnya tergantung pada swasembadanya dalam bidang militer dan ekonomi Assa percaya diri-sendiri itu mempunyai implikasi-implikasi nasional maupun internasional. Dalam skala internasional kaum Komunis Cina tetap sensitif terhadap campur tangan dan penguasa asing. Sekalipun mereka menyambut dukungan internasional dan ingin pula membantu negara-negara lain dari gerakan-gerakan yang mendapat simpati mereka, mereka tetap menegaskan bahwa setiap negara atau gerakan harus bersandar pada sumber-sumber dayanya sendiri demi mencapau tujuannya.
Sumber: Buku Pendidikan Kewarganegaraan. Budiyanto. Penerbit erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar