Apa
ciri yang membedakan sistem stratifikasi berdasarkan prolehan dengan
stratifikasi berdasarkan raihan? J. Milton Yinger mencoba merumuskan
empat kriteria untuk membedakan sistem kelas, sistem kasta dan sistem
mayoritas-minoritas, meskipun ia menyadari bahwa kriteria yang
dibuatnya tersebut merupakan “tipe ideal.” Kriteria yang diajukan
Yinger terdiri atas keanggotaan berdasarkan kelahiran, endogami,
dukungan insitusi bagi perlakuan berbeda, dan penerimaan status oleh
kelompok yang lebih rendah (lihat Yinger, 1966:40-56).
Berdasarkan
kriteria Yinger ini suatu kasta ditandai oleh keanggotaan melalui
kelahiran, endogami, kecenderungan penerimaan status oleh kelompok
yang lebih rendah. Artinya, seseorang hanya dapat menjadi anggota
suatu kasta melalui kelahiran; ia hanya dapat menikah dengan orang
dari kasta dan orang yang menjadi anggota kasta lebih rendah akan
cenderung menerima kedudukannya yang lebih rendah sebagai hal yang
wajar.
Sistem
minoritas dan mayoritas pun masih ditandai kecenderungan untuk
menerima keanggotaan melalui kelahiran dan endogami, dukungan
institusi bagi perlakuan berbeda dan penerimaan status rendah oleh
kelompok yang lebih rendah, namun kecenderungan tersebut lebih lemah
daripada kecenderungan pada sistem kasta. Yang dimaksudkan disini
ialah bahwa (atau sebaliknya) tanpa melalui kelahiran, dan ada yang
mulai dapat menikah dengan anggota kelompok masyarakat (atau
sebaliknya) tanpa melalui kelahiran, dan ada yang mulai dapat menikah
dengan anngota kelompok mayoritas (atau minoritas); dalam masyarakat
mulai terdapat institusi yang menentang perlakuan berbeda bagi
anggota kelompok lain; dan di kalangan kelompok yang statusnya lebih
rendah mulai ada pihak yang tidak menerima status yang lebih rendah
tersebut.
Pada
sistem kelas kecenderungan untuk menerima anggota melalui kelahiran
dan pola hubungan endogami masih banyak dijumpai tetapi dalam
frekuensi lebih kecil daripada kecenderungan pada sistem kasta dan
sistem mayoritas-minoritas; dan institusi dalam masyarakat mulai
cenderung menentang perlakuan berbeda, sedangkan sebagian besar
anggota kelompok yang lebih rendah pun tidak menerima status lebih
rendah yang mereka duduki.
Sebagaimana
telah dikemukakan Yinger klasifikasinya ini merupakan tipe ideal dan
dalam kenyataan kita akan menjumpai berbagai pengecualian.
Sebagaimana dapat kita lihat dari iraian tokoh India M. N. Srinivas
(1952), sistem kasta di India (yang diberi nama varna) sebenarnya
terdiri atas ribuan jati, suatukelompok endogen yang mempraktikkan
suatu pekerjaan tradisional dan mempunyai otonomi tertentu dalam
bidang budaya, ritual, dan hukum. Srinivas mengamati bahwa kadangkala
hubungan hipergami antarkasta kemungkinan, walaupun ini selalu
terwujud dalam pernikahan seorang laki-laki dari kasta lebih tinggi
dengan seorang perempuan dari kasta lebih rendah dan tidak
sebaliknya. Srinivas pun menguraikan bahwa suatu kelompok kasta
rendah sering dapat pindah status ke kasta lebih tinggi dengan jalan
meniru gaya hidup kasta yang lebih tinggi itu (suatu proses yang oleh
Srinivas dinamakan sankritization), meskipun proses ini terjadi dalam
beberapa generasi. Adanya proses sanskritization ini sudah merupakan
indikasi bahwa warga kasta tidak selalu menerima status mereka yang
rendah.
Dalam
sosiologi kita mengenal antara stratifikasi tertutup dan stratifikasi
terbuka. Keterbukaan suatu sistem stratifikasi diukur dari
mudah-tidaknya dan sering-tidaknya seseorang yang mempunyai status
tertentu dalam strata yang lebih tinggi (lihat Yinger, 1966:34).
menurut Yinger suatu suatu sistem stratifikasi dinamika tertutup
samasekali tuanya, dan dinamakan terbuka samasekali manakala setiap
anggota masyarakat menduduki status berbeda dengan status orang
tuanya (dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah). Di sini pun
kenyataan empirik berada di antara kedua kutub tersebut: tidak ada
masyarakat yang stratifikasinya terbuka sama sekali ataupun tertutup
samasekali. Yinger memperkiraan bahwa dalam masyarakat yang paling
terbuka, yaitu masyarakat industri modern, hanya sepertiga anggota
yang statusnya lebi tinggi atau lebih rendah daripada status orang
tuanya
Sumber:
Buku Pengantar Sosiologi, edisi revisi. Kamanto Sunarto.
0 komentar:
Posting Komentar