Kumpulan Materi - Kita pasti pernah mendaki gunung
atau berwisata ke daerah pegunungan? Di pegunungan udaranya sangat menyegarkan,
tetapi semakin tinggi mendaki kita mulai merasa pusing. Detak jantung makin
cepat dan kita hanya mampu berjalan lambat. Semua gejala - gejala yang kamu rasakan itu disebabkan
ketinggian gunung di atas permukaan laut.
Sindrom ketinggian atau hipoksia sering menyerang para pendaki
gunung, atlet ski, penumpang balon terbang, dan turis – turis pengunjung tempat
wisata, seperti Pegunungan Jaya Wijaya, Pegunungan Himalaya, dan Pegunungan
Andes. Hipoksis di akibatkan berkurangnya jumlah oksigen yang masuk ke dalam
tubuh seseorang. Meskipun atmosfer bumi memiliki persentase oksigen yang sama pada
setiap tingkatan ketinggiannya, tetapi udara menjadi renggang dan tekanan udara
menjadi rendah di tempat – tempat yang relatif tinggi. Akibatnya hanya sedikit
oksigen yang masuk ke dalam paru – paru, darah, dan sel – sel tubuh. Untuk
mengatasi kekurangan oksigen itu
biasanya orang bernapas lebih cepat dan lebih dalam dari biasanya.
Orang – orang yang tinggi di
tempat – tempat yang tinggi telah beradaptasi dnegna tekanan udara yang rendah.
Misalnya, penduduk asli Indian Aymara
dan Quechua yang tinggal di
Pegunungan Andes mempunyai dada yang lebar, sekat rongga badan yang kuat, dan
sepasang paru – paru yang besar yang memiliki kapasitas lebih besar di
bandingkan paru – paru orang yang hidup di tempat yang lebih rendah. Indian
Aymara dan Quechan juga mempunyai lebih banyak pembuluh pakiler, di sekitar
gelombang parau – paru mereka, jantung yang lebih besar dan sel = sel merah
yang lebih banyak. Seluruh proses adaptasi tersebut membantu penyaluran oksigen
ke sel dan jaringan – jaringan tubuh mereka.
Sebaliknya manusia pun tidak
dapat hidup normal di daerah yang sangat rendah, misalnya di bawah permukaan
laut.
Ada beberapa faktor yang
merintangi kemampuan manusia dalam melakukan pekerjaannya di bawah air.
Pertama, paru – paru manusia hanya dapat berfungsi di daratan. Faktor kedua
berkaitan dengna jumlah tekanan udara yang digunakan dalam tubuh manusia. Tubuh
manusia hanya dapat berfungsi di ketinggiannya setara dengan tinggi permukaan
laut. Pada ketinggian tersebut, masaa udara di atmosfer menakan tubuh manusia
sebesar 1 atmosfer. Dalam kondisi tersebut manusia dapat bernapas dengan
kecepatan normal dan tanpa perlu usaha keras. Ketika manusia menyelam ke dalam
laut, massa air menaikkan tekanan pada tubuh mereka. Tekanan tersebut meningkat
sebesar 2 atmosfer pada kedalaman 10 meter dan 3 armosfer pada kedalaman 20
meter. Peningkatan tekanan udara seperti itu akan menyulitkan manusia bernapas
dan memompa oksigen ke dalam paru -parunya.
Perlatan scuba memungkinkan manusia dapat bernapas di bawah tekanan udara
yang meningkat. Peralatan scuba
terdiri dari sebuah tabung berisi udara yang telah dipadatkan dan sebuah
regulatornya pengaturan kebutuhan udar. Dengan menggunakan alat ini, udara
dikirim dari tabung ke paru – paru pada tekanan yang sama dengan tekanan udara
di sekitarnya saat kita menarik napas. Sebalinya, saat kita menghembuskan
uapan, udara dilepaskan melalui regulator. Dengan scuba manusia dapat bernapas dengan mudah sambil menjelajahi daerah
yang mengagumkan di bawah laut.
Sumber: Biologi. Sumarwan. Sumartini, Kusmayadi. (Hlm. 12 –
14)
0 komentar:
Posting Komentar