Cara ketiga untuk mempelajari pengaruh genetik terhadap kepribadian adalah dengan memperkenalkan Heratabilitas (heritability) dari trait spesifik dalam kelompok anak – anak atau orang dewasa. Seperti yang telah kita. Heritabilitas adalah proporsi dari variasi total dalam sebuah tait yang dapat dilekatkan pada variasi genetik dalam suatu kelompok. Perkiraan heritabilitas muncul dari studi behavioral-genetik pada anak – anak adopsi dan pada kembar identik dan kembar fraternal yang dibesarkan secara terpisah atau secara bersama – sama. (jika anda perlu mengulang kembali pembahasan mengenai metode – metode penelitian ini dan bagaimana berbagai metode tersebut digunakan menemukan peran faktor genetik, lihat buku jilid 1 halaman 94 – 97).
Hasil penelitian adopsi dan anak
kembar telah menyediakan data yang kuat serta mendukung konstribusi genetik
terhadap pemberitahuan kepribadian. Kembar identik yang dibesarkan secara
terpisah sering kali pada masa dewasa memiliki kesamaan – kesamaan yang
mengherankan dalam bahasa tubuh, kebiasaan , dan mood; bahkan kepribadian
mereka pun sering kali serupa, sebagaimana aspek – aspek fisik mereka juga
serupa. Jika salah satu pasangan kembar cenderung optimis, pemurung, atau
cerita, yang lain kemungkinan akan
memiliki kecenderungan yang sama
(Braungert dkk., 1992; Plomin dkk., 2001).
Penemuan di bidang behavioral –
genetika telah memunculkan hasil yang cukup konsisten terkait dugaan bahwa trait merupakan hal yang diwariskan
secara genetis. Para trait Bing Five
atau trait lain yang seperti agresivitas dan kebahagiaan
secara keseluruhan, didapati indeks heritabilitas lazimnya sekitar 0,50
(Bouchard, 1997a; Jang dkk., 1998; Lochlin , 1992; Lykken dan Tellegen, 1996;
Waller dkk., 1990). Ini berarti bahwa di dalam sekelompok orang, sekitar 50
persen variasi trait tertentu dapat
diatribusikan pada perbedaan genetik pada individu - individu di dalam kelompok. Penemuan ini
telah direplikasi di berbagai negara.
Beberapa penelitian bahkan telah
menemukan heritabilitas yang tinggi untuk aktivitas – aktivitas yang spesifik
seperti bercerai (McGue dan Lykken, 1992) dan menonton banyak acara televisi pada masa anak – anak (Plomin
dkk, 1990). Anda mungkin berpikir, bagaimana percereaian dan menonton TV dapat
diwariskan, secara genetis? Para leluhur prasejarah kita tidak menikah, apalagi
bercerai, dan mereka tentu saja tidak menonton televisi! Walau demikian,
beberapa trait dan temperamen yang memang diturunkan dapat mempengaruhi
orang – orang untuk melakukan kedua aktivitas di atas.
Sumber: Psikologi, edisi kesembilan, jilid 2. Carole Wade.
Carol Travris (Hlm 210 – 211)
0 komentar:
Posting Komentar