METODE PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM LESSON STUDY - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Senin, 09 September 2019

METODE PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM LESSON STUDY

Kumpulan MateriPendidikan, bimbingan, pelatihan, atau apa pun istilahnya yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita memiliki tujuan dalam menumbuhkembangkan kemampuan yang masih dimiliki oleh anak-anak penyandang tunagrahita. Hal tersebut tentunya harus dapat mengakomodasi dan memberikan ruang gerak terhadap berbagai keragaman kondisi anak, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosionalnya. Dengan demikian, kompetensi dan tugas profesional dari seorang guru atau pembimbingan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Keanekaragaman karakter dan kondisi anak-anak tunagrahita tersebut sudah pasti menuntut kemampuan guru untuk meembimbing lebih profesional. Guru harus dapat memahami setiap persoalan yang terjadi dan sekaligus juga memperoleh masukan tentang cara mengatasi setiap kelemahan yang muncul dalam sebuah pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran untuk anak-anak tunagrahita yang menggunakan sistem lesson study, menggunakan tiga langkah yang harus dilaksanakan: 


· Menyusun rencana pembelajaran: 

· Melaksanakan praktik pembelajaran: dan 

· Evaluasi dan tindak lanjut. 

Perencanaan dilakukan dengan menentukan topik pembelajaran dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi persoalan-persoalan yang ada. Langkah selanjutnya adalah penyusun dan mengembangkan model yang sesuai dengan kebutuhan anak berkebutuhan khusus. Tahap pembelajaran dilakukan oleh seorang guru dalam kelompok, sementara anggota yang lain mengamati dan memberi masukan. Setelah itu, dilakukan diskusi dan pembahasan mengenai berbagai hal yang telah dilakukan dalam pembelajaran. 

Salah satu bidang pembelajaran yang tidak kalah pentingnya lagi untuk dikaji adalah tentang psikomotorik. Tujuan proses pembelajaran ini adalah untuk menumbuhkembangkan atau meningkatkan kompetensi dan koodinasi, kekuatan, kecapatan, ketangkasan, keseimbangan, masalah gerak, dan sikap anak-anak penyandang tunagrahita tersebut. Koordinasi mengacu pada kemampuan memanipulasi anggota tubuh mereka terhadap objek tertentu secara lancar. Kekuatan berkenaan dengan kapasitas mengeluarkan tenaga, seperti kemampuan untuk memegang suatu benda, sedangkan ketangkasan berhubungan dengan koordinasi, seperti kemampuan untuk memegang benda atau menangkap objek. Kesadaran berkenan dengan adanya gerak dan koordinasi merupakan unsur yang menjadi perhatian dalam pengembangan psikomotorik bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. 






Sumber: Smart A. (2010). Anak cacat bukan kiamat: metode pembelajaran & terapi untuk anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Katahati (Hal. 98-99)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer