Terapi Logo (Logo Therapy) dikembangkan oleh Frankl para tahun 1938 ketika ia menjadi tawanan
di kamp Nazi bersama tawanan Yahudi lainnya. Ibu, bapak, dan istrinya meninggal
di kamp Nazi itu.
Semua tawanan mengalami penderitaan yang amat berat. Semua
dalam tawanan itu muncul inspirasinya mengenai makna (logo) kehidupan, makna
penderitaan, kebebasan rohani dan tanggung jawab terhadap Tuhan dan manusia dan
makhluk lainnya.
Kebebasan fisik boleh dirampas tetapi kebebasan tak akan
hilang dan terampas, dan hal itu menimbulkan kehidupan itu bermakna dan
bertujuan.
Kebebasan rohani artinya kebebasan manusia dari godaan
nafas, keserakahan, dan lingkungan yang penuh dengan persaingan dan konflik.
Untuk menunjang kebebasan rohani itu dituntut tanggung jawab terhadap Tuhan,
diri, dan manusia lainnya. Menjadi manusia adalah kesadaran dan tanggung jawab.
Makna hidup itu harus dicari oleh manusia. Di dalam makna
tersebut tersimpan nilai – nilai yaitu: (1)nilai kreatif, (2) nilai pengalaman
dan (3) nilai sikap. Dengan dorongan untuk mengisi nilai – nilai itu maka
kehidupan akan bermakna. Makna hidup yang diperoleh manusia akan meringankan
beban atau gangguan kejiwaan yang dialaminya.
Tujuan Terapi
Terapi Logo (Logo
Therapy) bertujuan agar dalam masalah yang dihadapi klien dia bisa
menemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta. Dengan penemuan itu
klien akan dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut.
Teknik Konseling
Terapi Logo masih menginduk kepada aliran psikoanalisis,
akan tetapi menganut paham eksistensialisme. Mengenai teknik konseling,
digunakan semua teknik yang kiranya sesuai dengan kasus yang dihadapi.
Tampaknya kemampuan menggali hal – hal yang bermakna dari klien, amat penting.
Sumber: KONSELING INDIVIDUAL Teori dan Praktek. Prof. DR.
Sofyan S. Willis (Hal. 74 – 75).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar