Rabu, 20 Maret 2013

PENDEKATAN – PENDEKATAN DINAMIKA KELOMPOK

Status dinamika kelompok seperti disebutkan di bagian terdahulu, menjadi bahan persaingan dari para ahli psikologi, ahli sosiologi, ahli psikologi sosial, maupun ahli yang menganggap dinamika kelompok sebagai bidang eksperimen saja.

Hal ini ternyata membawa pengaruh terhadap pendekatan – pendekatan yang ada dalam dinamika kelompok. Dalam pendekatan ini terdapat berbagai pandangan para ahli, antara lain Bales dan Homons, Stogdill, Sigmund Freud dan Scheidlinger, serta Yennings dan Moreno.

Pendekatan oleh Bales dan Homans
Pendekatan ini mendasarkan diri pada adanya aksi, interaksi dan situasi yang ada dalam suatu kelompok.

Selanjutnya Homans menambahkan dengan adanya interaksi dalam kelompok maka kelompok yang bersangkutan merupakan interdepensi, dengan sifat –sifat:
  1. Adanya stratifikasi keduudkan warga;
  2. Adanya diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain;
  3. Adanya perkembangan pada sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh faktor – faktor dari luar kelompok.


Pendekatan oleh Stogdill
Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat – sifat kepemimpinan dalam bentuk organisasi formal.

Selanjutnya Stogdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah suatu proses yang memengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir sebagai usaha untuk mencapai tujuan kelompok. Sedangkan yang dimaksud kelompok yang terorganisir ialah suatu kelompok yang tiap – tiap anggotanya mendapat tanggungan dalam hubungannya dengan pembagian tugas untuk mencapai kerja sama dalam kelompok.

Pendekatan dari Ahli Psycho Analysis oleh Sigmund Freud dan Scheidlinger
Scheidlinger berpendapat bahwa aspek – aspek motif dan emosional sangat memegang peranan penting dalam kehidupan kelompok. Beliau mengungkapkan berapa kelompok akan dapat berbentuk apabila didasarkan pada kesamaan motif antaranggota kelompok. Demikian pula emosional yang sama akan menjadi tenaga pemersatu dalam kelompok. Demikian pula emosional yang sama akan menjadi tenaga pemersatu dalam kelompok sehingga kelompok tersebut semakin kukuh. Sementara ini, Sigmund Freud berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adanya coliesiveness/kesatuan kelompok, agar kelompok tersebut dapat bertahan lama dan berkembang.

Beliau mengungkapkan pula kesatuan kelompok hanya dapat diwujudkan apabila tiap – tiap anggota kelompok melaksanakan identifikasi bersama antara anggota satu dengan anggota yang lain.

Pendekatan dari Yennings dan Moreno
Pendekatan ini sebenarnya menggunakan konsepsi dari metode sosiometri, yang sangat cocok ditetapkan dalam kelompok.

Yennings mengemukakan konsepsinya tentang pilihan bebas, spontan, dan efektif dari anggota kelompok yang satu terhadap anggota kelompok yang laindalam rangka pembentukan ikatan kelompok.

Moreno dengan sosiometrinya berhasil membedakan psikhe group dan sociogroup.
  1. Psikhe group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak suka, simpati, atau antipati antaranggota.
  2. Socio group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari pihak luar.


Dalam hubungannya dengan psikhe group dan socio group.Yennings menambahkan bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancar apabila pembentukan socio group disesuatikan dengan psikhe group, dengan memperlihatkan faktor- faktor efisiensi kerja dan kepemimpinan dalam kelompok.


Sumber: DINAMIKA KELOMPOK. Edisi Revisi. Drs. Slamet Santoso, M.Pd. (Hal 8 – 9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar