Sebagai alat ukur, skala
psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk
instrument pengumpulan data yang lain seperti angket (questionnaire), daftar isian, inventori, dan lain – lainnya.
Meskipun dalam percakapan sehari – hari biasanya istilah skala disamakan saja dengan istilah tes namun dalam pengembangan instrument ukur umumnya istilah tes
digunakan untuk penyebutan alat ukur kemampuan kognitif sedangkan istilah skala
lebih banyak dipakai untuk menamakan alat ukur atribut non – kognitif.
Selanjutnya, dalam buku ini, istilah skala psikologi selalu mengacu kepada
bentuk alat ukur atribut non – kognitif, khususnya yang disajikan dalam format
tulis (paper and pencil).
Dengan pengertian tersebut, maka
dapat diuraikan beberapa di antara karakteristik skala sebagai alat ukur
psikologi, yaitu:
- Stimulus atau aitem dalam skala psikologi berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indicator perilaku dari atribut melainkan mengungkap indicator perilaku dari atribut yang bersangkutan. Meskipun subjek dapat dengan meudah memahami isi aitemnya namun tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki oleh aitem diajukan sehingga jawaban yang diberikan subjek akan banyak tergantung pada interprestasinya terhadap isi aitem. Karena itu jawaban yang diberikan atau dipilih oleh subjek lebih bersifat proyeksi diri dan perasaannya dan merupakan gambaran tipikal reaksinya.
- Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator – indikator perilaku sedangkan indicator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem – aitem, maka skala psikologi selalu berisi banyak aitem. Jawaban subjek terhadap satu aitem baru merupakan sebagaian dari banyak indikasi mengenai atribut yang diukur, sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis diperoleh berdasar respon terhadap semua aitem.
- Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagia jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh – sungguh. Skor yang diberikan hanyalah kuantitas yang mewakili indikasi adanya atribut yang diukur.
Karakteristik tersebut menjadi
cirri pengukuran terhadap performansi tipikal, yaitu atribut yang manifestasinya
menjaid karakter tipikal, yaitu atribut yang manifestasinya menjadi karakter
tipikal seseorang dan cenderung dimunculkan secara sadar atau tidak sadar dalam
bentuk respon terhadap situasi – situasi tertentu yang sedang dihadapi. Dalam
penggunaannya sebagai alat psikodiagnosis dan penelitian psikologi, skala –
skala performansi tipikal digunakan untuk pengungkapan aspek – aspek afektif
seperti. Minat, Sikap, dan berbagai variable kepribadian lain semisal
Agresivitas, Self – esteem, Locus of
control, Motivasi, Resiliensi, Kecemasan, Kepemimpinan, dtsb.
Sumber: PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI. Edisi 2.
Saifuddin Azwar. (Hal 5 -7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar